home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > EVERYTIME

EVERYTIME

Share:
Author : chohyunra
Published : 21 Jul 2014, Updated : 10 Aug 2014
Cast : Xi Lu Han, Noh Yi Young, Oh Se Hun
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1148 Views |0 Loves
EVERYTIME
CHAPTER 1 : EVERYTIME

" ANIYOOOOO" Luhan berlari dengan beberapa gansoha (suster) sambil membawa Eyoung yang tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. " chagiya, bertahanlah" Luhan terus memegang tangan Eyoung sangat erat.

" maaf agashi, cukup sampai disini anda mengantarkannya" seorang gansoha menahan Luhan masuk ke ruang UGD. Dengan sangat khawatir Luhan menunggu Eyoung didepan ruang UGD. Dia terus berjalan kesana kemari sambil terus memanjatkan doa untuk sang yeojachingu. sudah 30 menit Eyoung didalam, tidak ada tanda - tanda pemeriksaan telah selesai.

" hyung, eottoke?" seorang namja dengan perawakan tinggi melebihi Luhan, berkulit seputih susu menghampiri Luhan bersama yeoja paruh baya yang terus memeluk lengan namja jangkung tersebut. Luhan tak mengangkat kepalanya saat Sehun melontarkan pertanyaannya, dia hanya menatap kosong lantai dan menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Sehun.

" belum ada berita baru, euisa belum keluar"

" oh anakku, semoga kau baik - baik saja" nyonya Noh tak henti - hentinya menangis dipelukan Sehun.

" mianhae ahjumma, aku tak menjaga Eyoung dengan baik" Luhan tetap menundukkan kepalanyanya, tak berani menatap wajah Nyonya Noh yang notebennya adalah calon mertuanya. Nyonya Noh melepas pelukannya dan menghampiri Luhan, Ia mengangkat pelan dagu Luhan, menatap manik mata calon menantunya tersebut lalu tersenyum dan menghapus airmata yang mengalir dipipi Luhan. Sehun tak kuasa menahan airmatanya saat mengetahui sahabatnya ditabrak orang mobil yang tak bertanggungjawab, meninggalkan Eyoung sendiri ditengah jalan. Tak lama euisa keluar dari ruangan UGD dan semuanya langsung menghampiri euisa.

" euisa bagaimana keadaan putriku?" tanya Nyonya Noh

" Nyonya, sebaiknya kita bicarakan didalam"

***

" chagi, makan ne. dari kemarin kau belum makan" Nyonya noh mencoba membujuk putri semata wayangnya itu yang sedang duduk sambil bersandar ditepi ranjang. Pandangannya lurus kedepan, mulutnya bungkam dan wajahnya pucat pasi " chagi, eomma mohon ne" kini Nyonya Noh tak dapat membendung lagi airmatanya, namun eyoung tetap tak bergeming. Mulutnya tetap bungkam dan pandangannya kosong.

CLEK

Pintu kamar dibuka dan terlihat Sehun diambang pintu dan masuk menghampiri Nyonya Noh

" sudah sejak pagi ahjumma belum makan, Eyoung biar aku yang bujuk. Ahjumma makan dulu ne" bujuk Sehun. Nyonya Noh menganggukan kepalanya lalu memberikan sepiring nasi yang sudah dingin ketangan Sehun.

BLAM

Pintu ditutup oleh Nyonya Noh dan sekarang tinggallah Eyoung dan Sehun. Sehun memperhatikan Eyoung lalu menggelengkan kepalanya. Dia menaruh piring berisi nasi dingin itu di atas nakas lalu duduk disebelah Eyoung dan memegang tangan eyoung sambil tersenyum.

" kau tau, aku punya sesuatu untukmu. cukup dengarkan tak perlu melihat" Sehun lalu mengecup kening Eyoung dan beranjak kearah sebuah piano lalu duduk didepan piano tersebut.

" ehmm" Sehun berdehem sebelum memulai permainannya. Awalnya dentingan itu tidak beraturan, namun semakin lama dentingan piano itu menjadi sebuah nada yang indah. Dan entah apa yang terjadi, kini Eyoung menoleh kearah sehun, sahabat kecilnya. Dia melihat bagaimana seriusnya Sehun memainkan nada tersebut. Dengan mata yang terpejam, seperti pianis yang sudah terkenal, Sehun seperti sedang menghayati nada ciptaannya sendiri. memang Sehun bukan tipekal namja romantis yang setiap saat akan mewarnai kehidupan kekasihnya dengan nada - nada romantis. Tapi justru Sehun itu sebaliknya, dia adalah namja yang sangat acuh. lalu kenapa sekarang Sehun sangat lihai memainkan piano ? jawabannya hanyalah satu, untuk Eyoung. Yeoja yang diam - diam Sehun sukai sejak lama. Saat itu ulangtahun Eyoung yang ke-17th, dan Eyoung meminta Sehun untuk memainkan piano sebagai hadiahnya, saat itu Sehun menolaknya sampai Eyoung benar - benar lelah untuk memintanya dan berhenti berharap Sehun akan bermain piano didepannya. Tapi tanpa Eyoung ketahui, Sehun selalu belajar dengan susah payah, hingga saat ini dia benar - benar lihai dalam memainkan piano. Terlihat senyuman dibibir Eyoung.

" Sehunie" Sehun menghentikan gerakan tangannya saat mendengar namanya dipanggil lalu menatap tak percaya kearah Eyoung

" Youngie, hanya kita berdua disini, bisa kau ulangi?" pinta Sehun

" Sehunie" Eyoung mengabulkan permintaan Sehun membuat Sehun benar - benar bahagia lalu memeluk tubuh mungil sahabatnya itu.

" kumohon jangan seperti ini, kau membuat kami seperti orang gila" canda sehun setelah melepas pelukannya. Eyoung hanya tersenyum mendapatkan gayolan dari sahabatnya tersebut. " sekarang kau makan ne" pinta Sehun yang mendapat anggukan dari Eyoung.

Tanpa mereka sadari, pintu sedikit terbuka dan seseorang tengah mengintip dibalik celah pintu tersebut. Tersenyum kecil kearah Eyoung dan Sehun, ntah apa yang dirasakannya. Senang atau sedih?

***

Saat ini Eyoung dan Luhan sedang berjalan – jalan disebuah taman. Setelah CekUp, eyoung meminta Luhan untuk pergi ketaman, dimana taman tersebut adalah tempat pertemuan mereka pertama kali.

“ ada apa kau memintaku untuk mengantarmu kesini?” tanya Luhan sambil mendorong kursi roda yang diduduki Eyoung.

Ya, Eyoung lumpuh. Semenjak kecelakaannya 3 bulan lalu, itu membuat gadis cantik ini tak dapat berjalan. Tapi ini bukan lumpuh permanen, dimana euisa masih memberi harapan eyoung dapat berjalan kembali dengan melakukan terapi rutin. “

aku hanya ingin kesini, rasanya berbeda” jawab Eyoung

“ berbeda?” Luhan mengulangi kata terakhir Eyoung yang diakhiri tanda tanya dikepala Luhan.

“ oppa, apa jika dulu pertemuan pertama kita, aku dalam keadaan seperti ini. Apa kau masih akan menyukaiku?” Luhan menghentikan langkahnya saat mendengar penuturan dari mulut Eyoung.

Luhan memutar badannya dan jongkok dihadapan Eyoung

“ apa maksudmu chagi?” Luhan menatap mata eyoung yang sudah ada genangan airmata yang siap untuk turun jika sang empu tak dapat menahan airmatanya.

“ aku tau oppa, aku takut kau terpaksa mencintai yeoja lumpuh sepertiku. Aku ini tidak berguna oppa, aku hanya menyusahkanmu” kini Eyoung tak dapat lagi menahan airmatanya. Dia benar – benar tidak tahan menghadapi masalah yang menimpanya.

“ yaak chagiya, apa maksudmu oeh? Kau dengarkan aku chagi. Sejak awal kita bertemu dan sejak aku tau perasaanku yang sesungguhnya, aku sudah berjanji akan tetap bersamamu apapun yang terjadi. Jadi aku takkan meninggalkanmu Youngie, tak akan pernah” Eyoung tersenyum lalu memeluk Luhan. Dia benar – benar takut kehilangan Luhan, namja yang sangat Ia cintai.

*** “

Sehun, kita jadikan ketoko buku?” Eyoung menyisir rambutnya.

“ oh tentu sahabatku, apapun akan kulakukan untukmu” jawab Sehun dengan masih posisi duduk disofa kamar Eyoung dan tentu saja tangannya masih memegang komik yang dia baca.

Eyoung tertawa kecil lalu memutar kursi rodanya agar dapat menatap sahabatnya itu

“ jadi kau juga akan terjun dari lantai 10 jika aku menyuruhmu?” tanya Eyoung

“ mwo? Yaakk tentu saja tidak. Lagipula apa kau ingin sahabatmu yang sangat tampan ini meninggalkanmu? Kau tidak menyesal? Aku kan limited edition” jawab Sehun dengan muka innocentnya.

“ hahahaha” Eyoung benar – benar tak tahan jika Sehun sudah memberikan tampang itu. Itu membuat Eyoung tak berhenti tertawa. Sehun hanya tersenyum melihat eyoung tertawa lepas lagi seperti itu. Sudah lama Eyoung tak tertawa seperti itu.

“ yasudah, ja kita berangkat sekarang”

***

Eyoung dan Sehun sampai ditempat buku dan terpisah untuk mencari buku apa yang dia perlukan saat ini. Berbeda dengan Eyoung yang suka sekali novel romantis, Sehun lebih menyukai komik. Sekarang Sehun sudah menemukan komik yang dia cari dan bermaksud untuk menemui Eyoung. Namun langkahnya terhenti ketika dia tak sengaja melihat Luhan yang juga ada ditoko buku ini. Niat untuk menghampiri Luhan terhenti saat Sehun tau dimana posisi Luhan sekarang. Sudah hampir tiga menit Luhan disana dan dia tersenyum sambil memegang sebuah buku. Luhanpun pergi menuju kasir dan membayar buku tersebut lalu pulang.

Sehun menghampiri deretan buku yang sempat Luhan ambil, Sehun semakin bingung saat mengetehui buku apa yang dia beli

“ sehun-ah” eyoung yang datang dari belakang Sehun berhasil membuat Sehun terkaget walaupun maksud Eyoung tak mengagetinya. “ sedang apa kau disini?” tanya Eyoung.

“ ahh ee .. mm .. aku baru ingat ada tugas, jadi aku kesini untuk membeli bukunya” jawab Sehun dengan bohongnya yang sedikit gagal itu, karna Eyoung merasa Sehun tak berkata jujur, akhirnya dia menatap Sehun

“ sejak kapan kau rajin mengerjakan tugas? Bukankah setiap ada tugas kau malas mengerjakannya? Bahkan sering mengajakku untuk tidak mengerjakan tugas, dan kau tau hasilnya? Kita dihukum bersama” tanya Eyoung “

yaaakkk justru itu aku mengerjakan tugas, jika aku nanti dihukum, aku tak ada teman” jawab Sehun yang entah darimana mendapatkan lampu dikepalanya.

“ aish yasudah palliwa kita ke kasir dan pulang” ajak Eyoung yang disetujui Sehun.

Memang semenjak kecelakaan yang menimpa Eyoung, Eyoung belum bisa melanjutkan kuliahnya, maka dari itu Sehun selamat dari kebohongannya.

***

Luhan mengambil obat untuk Eyoung minum.

“ waktunya minum obat” kata Luhan sambil menghampiri Eyoung

“ aku tidak mau” jawab Eyoung

“ mwo? Yaak kau harus minum obat, jika tidak kau tak akan sembuh, arra?” perintah Luhan “

tapi obat itu rasanya mm .. “ perkataan Eyoung terpotong karna kini Luhan mencium bibir Eyoung yang sedari tadi tak berhenti diam.

Tapi Luhan tidak sembarangan mencium Eyoung, dia sudah menaruh obat – obat yang harus Eyoung minum dimulutnya dan menyalurkannya ke mulut Eyoung. Eyoung yang tau ada sesuatu dimulutnya langsung menelannya dengan habis. Setelah Eyoung melepas ciuman mereka, ia langsung mengambil air lalu meminumnya sampai habis.

Luhan hanya tersenyum sambil membereskan obat – obat yang masih tersisa

“ mencari kesempatan dalam kesempitan” dengus Eyoung. Luhan hanya tersenyum nakal lalu duduk disamping Eyoung, mendekatkan kembali wajah mereka lalu berbisik

“ lain kau minum obatnya dengan cara seperti tadinya” goda Luhan sebelum dia berhasil kabur.

“ mwo? Yakkk kau menyebalkan XI LU HAN, awas kau ya” gerutu Eyoung sambil melemparkan bantal kearah Luhan.

***

Luhan berjalan menuju pintu apartemennya. Dia mengernyitkan dahinya saat menemui sehun sedang berdiri sendiri disebelah pintu rumahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“ Sehunie? Kau ... sudah lama menunggu?” tanya Luhan sambil memasukan password untuk membuka pintu apartemennya

“ 10 menit yang lalu” jawab Sehun lalu duduk disofa milik Luhan. Luhan menaruh tasnya lalu menuju arah dapur dan membuka kulkas, melihat isi didalamnya

“ kau mau minum apa?” tanya Luhan saat dia mengambil satu kaleng coca cola dan meneguknya.

“ tidak ge, aku tidak lama. Hanya ingin menanyakan ini” Sehun mengeluarkan sebuah buku dari tasnya lalu menaruhnya dimeja. Luhan yang penasaran langsung menghampiri Sehun dan melihat buku tersebut.

Betapa terkejutnya Luhan saat mengetahui buku yang Sehun bawa. Namun ia cepat – cepat menghilangkannya agar Sehun tak curiga.

“ untuk apa kau menanyakan itu padaku, aku bukan euisa sehun-ah” jawab Luhan santai sambil kembali meminum colanya.

“ justru itu yang ingin kutanyakan. Kau seorang direktur perusahaan, lalu untuk apa kau membeli buku ini yang sama sekali tak ada hubungannya denganmu?” Sehun mencoba menyudutkan Luhan.

“ m .. mwo? Mem .. beli? Aku .. aku tidak membeli buku itu, dan kapan aku membelinya?”

“ kemarin sore. Kau tau, kemarin sore aku dan Eyoung ke toko buku. Dan saat aku akan mengahampiri Eyoung, aku melihatmu mengambil buku ini dan memebelinya. Apa yang kau sembunyikan ge?”

“ ani, aniyo”

“ jangan bohong ge, kumohon” Luhan terdiam. Dia berpikir keras apa dia akan menceritakannya pada Sehun atau tidak?

“ kejadiannya 10 tahun yang lalu”

***

“ oppa bukankah ini sangat indah?” Eyoung tersenyum saat melihat indahnya pemandangan pantai dibalkon kamarnya.

“ iya chagiya. Ini indah sekali” jawab Luhan sambil memeluk tubuh Eyoung dari samping. Sudah dua hari Eyoung, Luhan dan Sehun berlibu rmusim panas di jeju island, dan sekarang Sehun sedang berjalan – jalan dipantai sendirian. Karena Eyoung belum ingin menginjak pasir pantai, akhirnya Luhan menemani sang yeojachingu dikamarnya.

“ kau tak ingin turun?” tanya Luhan memecahkan keheningan.

“ ani, aku ingin turun saat terbitnya matahari. Aku ingin melihat sunrise oppa”

“ mwo? Baiklah jam 4 pagi kita turun kepantai” kata Luhan mempererat pelukannya. Entah mengapa Eyoung merasakan takut, takut akan kehilangan sosok yang sangat ia cintai, sosok yang saat ini mendekapnya erat seakan tak membiarkan siapapun melepaskannya.

Tak mereka sadari bahwa Sehun mengintipnya dari celah pintu yang menyambungkan kearah balkon, tanpa Sehun sadari airmatanya turun melihat kemesraan mereka berdua. Entah yang keberapa kali dia meneteskan airmatanya untuk Eyoung, semenjak ia berpacaran dengan Luhan lah Sehun menangisinya.

“ oppa .. “ kata Eyoung tanpa melihat kearah Luhan.

“ nde .. “ jawab Luhan sambil membelai lembut rambut Eyoung.

“ kau tak akan meninggalkanku kan?” nada bicara Eyoung sedikit berbeda dan Luhan tau itu

“ tentu tidak chagiya, aku tak akan pernah meninggalkanmu” jawab Luhan mantap.

“ neo yaksok?” kini Eyoung menatap Luhan.

“ ne, nae yaksok” jawab Luhan sambil tersenyum. Kini manik mata mereka bertemu, saling memandang dan saling mendekat, sangat dekat. Hingga Luhan berhasil memagut bibir mungil Eyoung, menikmati setiap inchi yang asa disana “ saranghae”

 

TBC

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK