Wewwhhh...
Udara dingin berhembus selama musim dingin. Dara sedang menggigil di tepi jembatan sebuah sungai. Meski telah memakai mantel bulu yang mahal dan tebal, angin masih bisa mendinginkan tubuhnya.
GD sedang berjalan melewati tempat tersebut. Melihat Dara, ia langsung menghampirinya.
"Hei! Sedang apa?"
"Eh, hehe, tidak. Hanya bersantai saja."
"Hahah, serius saja kau? Bersantai itu di rumah, di depan perapian dengan duduk di sofa hangat sambil menikmati kopi panas. Masa kedinginan kau sebut bersantai?"
GD langsung pergi. Dara heran mengapa pamit pun tak diucapkan. "Jahat sekali! Main ditinggal saja! Huh"
Ia kembali terdiam, melihat air sungai yang sepertinya sangat cocok digunakan untuk berenang di musim panas.
Tiba-tiba, ia dikagetkan dengan kembalinya GD dengan membawa dua cup kopi panas. Disodorkannya segelas untuk Dara.
"Mmh, gomawo"
Setelah minum seteguk kecil, perbincangan pun dimulai.
"Aku kira kau pergi begitu saja."
"Haha, tidaklah"
GD kemudian melepas mantelnya dan dipasangkan di tubuh Dara. Dara langsung menengok dan tersenyum.
"Tidak merasa dingin?"
"Tentu iya. Tapi tubuhmu yang sangat kurus lebih membutuhkan kehangatan"
"Ah, gomawo lagi"
Setelah beberapa waktu berlalu..
"Umm.. Sudah sore. Mau makan malam bersamaku?"
"Ya."
