home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Miracles In December

Miracles In December

Share:
Author : haena050797
Published : 07 Apr 2014, Updated : 07 Apr 2014
Cast : Luhan EXO, Suho EXO, Park Hyerin (OC), Jung Soojung (Krystal f(x)), Sehun EXO
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |19272 Views |0 Loves
Miracles in December
CHAPTER 1 : Be Yonsei University's Student

*Park Hyerin’s POV*

            Matahari bersinar terik ketika aku melangkah perlahan menuju Universitas Yonsei. Sebuah gerbang megah nan kokoh yang bertuliskan Yonsei University ini menyambutku ramah. Aku segera masuk ke dalam kampus University Yonsei yang sangat luas dan bersih ini. Suasana kampus yang ramai dengan mahasiswa-mahasiswi Universitas Yonsei baik yang sudah lama ataupun mahasiswi baru sepertiku. Dan aku merasa seperti bermimpi, bisa menginjakkan kaki di dalam kampus yang sudah lama kuinginkan ini. Aku mengedarkan pandangan untuk mencari dimana gedung fakultas seni berada. Kupercepat langkahku karena acara penerimaan mahasiswa baru akan segera dimulai.

            Suasana di dalam Aula fakultas seni ini sudah ramai oleh mahasiswa-mahasiswi baru dan panitia yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi senior. Aku berjalan perlahan ke dalam aula sambil melihat keadaan sekitar. Ketika aku sedang asik melihat kemegahan aula fakultas seni ini, aku merasa sesuatu menabrak tubuhku dengan keras sehingga buku-buku yang sedang kupegang terjatuh. Secara refleks, aku langsung mengambil buku-bukuku.

Jweisonghamnida. Maaf aku tidak sengaja, aku sedang terburu-buru,” jelas seseorang yang tadi menabrakku, ia membantuku mengambilkan buku-bukuku yang berserakan di lantai dan menyerahkannya padaku.

Ah ne, Gwaenchanseumnida.” Ucapku sambil menerima buku-bukuku dari orang itu. Seketika aku terkejut menatap wajah orang itu. Wajahnya sangat tampan tetapi terlihat asing. Dan orang itu mengeluarkan senyumannya yang jujur saja membuatku terpana sesaat.

            “Test, test, test. Ya, mohon perhatian. Acara penerimaan mahasiswa baru akan segera dimulai. Bagi mahasiwa yang belum memasuki ruang Aula ataupun yang belum duduk, silahkan segera masuk dan duduk di tempat yang sudah disediakan.” Jelas seorang mahasiswa senior dengan menggunakan speaker aula. Suara mahasiswa itu menyadarkan lamunanku dan tanpa sadar orang yang tadi menabrakku sudah pergi entah kemana. Aku segera tersadar dan mencari bangku yang kosong.

            “Hyerin-ah! Disini!” teriak seseorang dari kejauhan sambil melambaikan tangannya padaku. Kim Junmyeon, seorang namja yang sudah mengisi hari-hariku selama aku menginjak bangku SMA. Aku segera menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

            “Kenapa kau baru datang chagi? Jika kau mau aku menjemputmu, kau bisa bilang padaku,” ucap Junmyeon.

Aku menggeleng, “Ani, kau tak perlu melakukan itu Junmyeonie. Tadi aku hanya terlambat bangun”. Junmyeon hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Acara penerimaan mahasiswa-mahasiswi barupun dimulai. Acara ini dibuka oleh sambutan dari dekan fakultas seni Universitas Yonsei sekaligus penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru Universitas Yonsei secara resmi. Selanjutnya adalah penampilan dari senior-senior tiap jurusannya. Yang pertama adalah penampilan dari jurusan musik.

Seorang mahasiswa maju ke panggung dengan gitar hitamnya. Ia menyanyikan lagu “What is Love” versi Mandarin dengan penuh penghayatan. Terpana untuk kedua kalinya. Itulah yang kurasakan saat menyaksikan penampilan mahasiswa itu. Ya, mahasiswa itu adalah namja yang tadi menabrakku. Mendengar pelafalan mandarin-nya yang sangat fasih, aku yakin namja itu orang Cina. Namja itu mengenakan kemeja berwarna biru langit dan dilapisi oleh sebuah sweater tanpa lengan berwarna biru safir serta almamater Universitas Yonsei. Rambut coklat tuanya diberi gel rambut sehingga poninya berdiri dan dahi lebarnya terekspos.

“Hyerin-ah. Apa kau lapar?” tanya Junmyeon sambil menyodorkan sepotong roti padaku. Karena terlalu terpana dengan penampilan namja itu, aku tak menggubrisnya.

Ya! kau tak mendengarku?” tanya Junmyeon sedikit kesal. Ia melambaikan tangannya di depan wajahku dan membuatku terkejut. Aku menoleh padanya dan hanya bisa mengeluarkan cengiran tanpa bersalahku.

“Memangnya setampan apa namja itu sampai-sampai kau melongo dan tidak menggubrisku, huh?” omel Junmyeon. Aku hanya membenarkan letak kacamataku dan menatapnya polos, “Hehehe, mianhae. Aku hanya terpana dengan penampilannya. Sungguh,” jujurku.

Junmyeon mengacak-acak rambutku gemas, “Ya! Memangnya namjachingu-mu ini tidak lebih tampan dari namja itu? Dan aku juga bisa menyanyi lebih baik dari dia!”. Aku merapihkan rambutku dan menatap Junmyeon yang terlihat cemburu dengan namja itu.

“Aigoo, kau ini. Hanya karena aku terpana dengan namja itu kau sampai cemburu seperti itu,” ucapku tanpa menatap Junmyeon dan kembali menatap penampilan namja itu.

*Kim Junmyeon’s POV*

Aigoo, kau ini. Hanya karena aku terpana dengan namja itu kau sampai cemburu seperti itu,” ucap Hyerin tanpa menatapku dan kembali menatap sunbaenim yang sedang perform itu. ‘Aissh, berani-beraninya dia menatap namja lain di depanku. Kau itu tidak peka sekali. Awas saja kau Hyerin, setelah acara ini berakhir aku akan menghukummu.’  Batinku.

Setelah penampilan dari jurusan musik, ada penampilan dari jurusan dance. Tiga orang mahasiswa dan tiga orang mahasiswi menari secara berpasangan diiringi lagu “I Need A Girl”. Gerakan mereka sangat lincah dan harmonis. Chemistry antar pasangan juga terasa dalam penampilan mereka. Selanjutnya jurusan drama menunjukkan kemampuan aktingnya dalam sebuah drama musikal singkat. Dan terakhir penampilan dari Traditional Art menutup acara penerimaan mahasiswa-mahasiswi Universitas Yonsei fakultas seni ini.

Kajja!” Aku mengandeng tangan Hyerin keluar dari ruangan Aula. Kami berjalan beriringan menuju cafeteria untuk membeli minuman dan makanan ringan. Jadwal hari ini hanya acara penerimaan mahasiswa dan setelah itu mahasiswa baru diperbolehkan untuk melihat-lihat area kampus.

“Kenapa kau mengajakku ke sini? Aku ingin jalan-jalan untuk melihat-lihat gedung kampus,” ujar Hyerin sambil menatap sekitar cafetaria yang luas dan bersih ini. Aku hanya tersenyum dan memesan 2 Bubble Tea untuk kami.

“Aku ingin menghukummu, Hyerin-ah.” Ucapku sambil menyodorkan bubble tea pada Hyerin.

Hyerin mengerutkan keningnya, “Hukum? Wae?” tanyanya sambil menyeruput bubble tea-nya. Aku menarik tangannya menuju sebuah bangku panjang di pojok cafetaria ini.

“Aku menghukummu karena kau telah menatap namja lain di depanku,” jelasku.

“Hah? Ayolah chagi. Masa karena hal itu saja kau mau menghukumku. Mianhae, ne?” ucapnya mengeluarkan puppy eyes-nya.

Ya! Jangan menatapku seperti itu. Pokoknya kau harus diberi hukuman agar kau tak melirik namja lain. Arrachi?” jelasku. Hyerin mengerucutkan bibirnya.

Geurae, kalau begitu apa hukumannya? Tapi berjanjilah, kau tidak akan menghukumku lagi. Ingatlah Junmyeonie, kita sudah kuliah. Kebiasaan kita di SMA seperti ini jangan dibawa lagi,”

“Oke, aku setuju. Hukumannya adalah...”

*Park Hyerin’s POV*

            CHU!

Sebuah kecupan singkat mendarat di pipi kananku.

“Kyaa!! Berani-beraninya kau menciumku di tempat umum! Arrggh!” omelku padanya. Aku mencubit pipi mulusnya gemas.

Ya! Lepaskan tanganmu! Memangnya salah jika aku melakukannya di depan umum?!” Junmyeon menarik tanganku dari pipinya sambil menatapku kesal.

“Tentu saja kau salah! Aku tidak suka kau melakukan itu di depan umum!” ucapku tak terima.

Mwo? Kau itu yeojachingu-ku dan aku itu namjachingu-mu. Bukannya itu hal yang wajar? Dulu kau tak pernah protes jika aku mencium pipimu di depan umum bahkan kita pernah berciuman di depan umum saat acara ulang tahunmu!” cecar Junmyeon. Mendengar kalimat itu aku langsung mencubit pinggangnya kesal.

Ya! Jangan bahas masalah ciuman itu! Sudahlah aku malas berantem denganmu. Lebih baik aku jalan-jalan saja. Bye!” ujarku meninggalkan Junmyeon yang masih meringis kesakitan akibat cubitanku yang cukup keras.

Ya! Park Hyerin! Kajima!” teriak Junmyeon ketika melihatku sudah berjalan jauh darinya. Aku hanya berjalan tanpa menghiraukannya lagi.

‘Sudah ku bilang, aku tidak suka jika kita mengumbar kemesraaan di depan umum seperti itu’

Aku melangkahkan kakiku menuju gedung kampus jurusan musik. Perpaduan Interior yang modern dan klasik menyambutku. Aku mengedarkan pandanganku untuk melihat-lihat ruangan apa saja yang ada di gedung ini. Ada ruang vokal, piano, akustik, dan beberapa ruang kelas biasa.  Ketika aku berjalan menuju ruang akustik, terdengar suara yang tidak asing di telingaku. Aku segera masuk ke dalam ruangan itu dan memastikan pendengaranku. Benar saja, lagi-lagi aku bertemu dengan namja itu sedang bernyanyi sambil memainkan gitar hitamnya. Dan namja itu sedikit terkejut melihatku masuk ke dalam ruangan itu.

Jweisonghamnida, aku mahasiswi baru disini. Aku hanya sedang melihat-lihat kampus ini. Dan aku tak sengaja mendengar suaramu dari luar. Jweisonghamnida sunbaenim,” Jelasku canggung.

Namja itu menaruh gitarnya dan menatapku, “Eumm.. Sepertinya aku pernah bertemu denganmu sebelumnya. Tapi dimana ya?” tanyanya ramah.

“Kau menabrakku di aula tadi, sunbaenim.” Ujarku kalem. Namja itu membulatkan matanya, “Ah! Maja! Maaf ya karena kejadian tadi. Oh ya, perkenalkan. Namaku Xi Luhan,” Namja itu berjalan menghampiriku dan mengulurkan tangannya padaku.

Ne, gwaenchanseumnida. Namaku Park Hyerin. Bangapseumnida, sunbaenim,” ucapku tergagap sambil menerima tangannya.

Ne, bangapseumnida, Hyerin.” Ucapnya sambil tersenyum.

‘Kyaaa!! Mimpi apa aku semalam? Aku bisa bertemu namja setampan Luhan sunbaenim dan bisa berkenalan dengannya! I’m so lucky, God!’

*Kim Junmyeon’s POV*

Ya! Park Hyerin! Jangan pergi kau!” teriakku sambil mengejar Hyerin. Tetapi yeoja itu sudah berjalan terlalu jauh dariku. Aku berjalan cepat untuk mengejarnya. Namun tiba-tiba Hyerin berbelok dan aku kehilangan jejaknya. Koridor kampus ini tampak lengah dan hanya terlihat sedikit mahasiswa yang berlalu lalang di koridor ini.

“Junnie? Kau Junnie kan? Aigoo, akhirnya kita bisa bertemu lagi!” panggil seseorang dari belakangku. Aku segera menoleh dan mendapati seorang yeoja yang sudah lama sekali tak ku jumpai.

Ne, Oraenmaniya, Soojung-ah. Bagaimana kabarmu?” sapaku ramah.

“Baik. Kau? Kenapa kau bisa ada di sini? Omo! Jangan bilang kau kuliah di sini juga?!” ucap Soojung heboh. Aku hanya mengeluarkan senyumanku dan mengangguk. Yeoja di hadapanku ini adalah Jung Soojung. Seorang yeoja yang pernah menjadi yeojachinguku sebelum aku mengenal Park Hyerin. Penampilannya sudah sangat berbeda sekarang. Dia terlihat lebih modis dan tentu saja lebih cantik dari 4 tahun lalu.

“Eum, Mianhae Soojung-ah. Aku harus pergi sekarang. Annyeong!” ucapku tersadar dan berlalu untuk kembali mencari Hyerin.

Aku melanjutkan pencarian Hyerin. Aku berjalan menuju sebuah ruangan yang ada di sudut gedung ini. Aku mendengar suara Hyerin berasal dari ruangan itu.

Krieet, suara pintu terbuka. Aku melangkah masuk ke ruangan itu. Aku menghela nafas melihat Hyerin sedang berjabat tangan dengan namja yang tadi ia lihat di atas panggung.

“Hyerin?” panggilku pelan. Hyerin menoleh dan terlihat salah tingkah karena kedatanganku. Ia segera melepas jabatan tangannya. Namja itu mengerutkan keningnya bingung.

Aku segera menghampiri Hyerin, “Oh ternyata kau ada disini. Daritadi aku mencarimu kemana-mana,” ucapku mencoba menahan emosiku. Seperti biasa, Hyerin hanya mengeluarkan cengiran tak bersalahnya.

Nuguseyo?” tanya namja itu bingung. Ketika aku hendak menjawab, Hyerin buru-buru menjawab, “Jweisonghamnida, Luhan sunbaenim. Sepertinya aku harus segera pergi. Annyeong.” Ucapnya sambil menarikku keluar ruangan.

Ya! Kenapa kau menarikku keluar seperti itu?!” omelku meluapkan segala emosiku barusan. Hyerin bergeming, ia hanya menarikku menjauh dari ruangan itu dan berjalan menuju taman kampus.

Ya! Park Hyerin! Jawab aku!” ucapku tak terima dengan kelakuannya barusan.

“Bisakah kau berhenti mengomel? Aku akan menjelaskannya padamu,” ujarnya.

“Hmm.. Geurae, jelaskan padaku!” ucapku memelankan suaraku. Hyerin menghela nafasnya, “Berhentilah overprotective padaku, Junmyeonie.” Aku membulatkan mataku mendengar ucapannya barusan.

“Maksudku, aku tidak suka caramu yang berlebihan itu. Kau terlalu berlebihan hanya karena aku menatap Luhan sunbaenim dan berkenalan dengannya,” ucapnya pelan sambil menunduk.

“Hyerin-ah, aku tak bermaksud untuk memarahimu. Aku hanya tak suka kau dekat-dekat dengan namja lain. Kau tahukan kita sudah berpacaran hampir 3 tahun. Aku tak ingin hubungan kita hancur karena hal ini,” jelasku sambil menatapnya.

“Kau tidak percaya denganku, Junmyeonie?” tanyanya balik menatapku.

“Bukan begitu, Hyerin-ah. Kau salah paham. Hmm, Geurae. mianhae karena terlalu berlebihan untuk hari ini. Mianhae, ne?” tanyaku lembut. Hyerin menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Aku langsung menariknya kepelukanku, “Berjanjilah kau akan setia padaku, chagi” bisikku di telinganya.

Ne, Neodo. Berjanjilah untuk tidak overprotective padaku,” bisiknya lembut.

Ne, Arraseo. Saranghae, my angel,”

Nado, saranghae,” balasnya lembut. Aku melepaskan pelukanku, dan menatapnya dalam.

Ya, mwo hae?” tanyanya bingung. Aku hanya mengeluarkan evil-smirk ku dan mendekatkan wajahku padanya.

Ya! Jangan kau berani menciumku disini!” ucapnya panik. Mendengar ancamannya aku semakin mendekatkan wajahku padanya. Hyerin menutup matanya takut.

Chu! Aku mengecup puncak kepalanya lembut. Hyerin membuka matanya.

“Kali ini aku turuti kau. Tapi lain kali, waspadalah chagi, aku tidak akan segan-segan untuk mencium bibirmu di depan umum!” ucapku mengertaknya.

Buk! Sebuah tendangan di kaki kiriku membuatku meringis. Hyerin hanya mengeluarkan evil-smirknya.

Ya! Kau tega chagi!” omelku. Hyerin memeletkan lidahnya, “Coba saja kalau berani, aku akan mengeluarkan jurus taekwondo-ku!” ucapnya sambil berlalu.

“Aissh, jangan pergi lagi! Tunggu aku chagi. Aku akan mengantarmu pulang!” ucapku sambil berlari mengejarnya dan menggandeng tangannya menuju mobil Audi metallic-ku. 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK