home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Stepsister ( 왜요, 언니 ) - Part 1

Stepsister ( 왜요, 언니 ) - Part 1

Share:
Author : SJFF_INA
Published : 24 Jan 2014, Updated : 24 Jan 2014
Cast : kyuhyun super junior
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1161 Views |1 Loves
Stepsister ( 왜요, 언니 ) - Part 1
CHAPTER 1 : Part1

“Eomma...! Eomma...!!! katakan sesuatu!”

Gadis itu mengguncang-guncang tubuh wanita di sampingnya. Ia ta peduli dengan apa yang ia rasakan. Sau-satunya sumber rasa ketakutan dan kepanikan adalah ibunya yang tak kunjung menjawab seruannya. Gadis itu meraung-raung, memohon agar wanita itu membalas perkataannya atau hanya sekedar membalas genggaman tangannya. Alih-alih dengan itu, gadis bernama Park Ri An itu merasakan seseorang memegang lengannya untuk memindahkannya.

“Lepaskan! Lepaskan aku! Aku ingin dengan eomma! Lepaskan aku!!” Ronta Ri An.

“Tidak nona, anda harus dievakuasi” Kata lelaki tak dikenal itu.

“Aku tidak mau! Apa kalian tuli?! Lepaskan aku! Eomma.....!!!!!” Ri An terus meronta ketika tubuhnya terus dibawa menjauh dari tempatnya semula. Ia tak mengerti apa yang terjadi selanjutnya karena tubuhnya melemah.

 

***

“Sekarang coba buka matamu” Kata seseorang dengan wajah lembut itu setelah melepas balutan di mata Ri An.

Ri An seperti sudah tertidur sangat lama. Kini apa yang menjadi bebannya terlepas. Ia hanya tahu bahwa sudah seminggu ada di Rumah sakit karena kecelakaan mengerikan. Gadis itu sungguh merindukan cahaya. Entah sudah berapa kali ia mendengar larangan dokter yang ia ketahui namanya Park Jung Soo itu tidak boleh membuka mata. Ia perlu beristirahat katanya.

Ri An mencoba membuka kelopak matanya. Ia tertegun sejenak. Ia tak percaya dengan dirinya sendiri. Ri An yakin ia sudah membuka matanya lebar-lebar.

“Kenapa.... Gelap?” Ujarnya tercekat, mencoba segala menangkis kemungkinan buruk.

Dokter Park menghela nafas berat, ia tak mungkin menyembunyikan keadaan pasiennya sendiri. Ia memegang pundak Ri An lembut, “Kecelakaan itu membuatmu.... Buta. Tapi, aku yakin kau bisa sembuh. Masih ada harapan”.

“Buta... katamu?” Suara Ri An sungguh terdengar kecil.

“Lalu bagaimana dengan eomma?” Lanjut Ri An mengingat orang yang disayanginya itu.

“Eommamu... Dia meninggal di tempat kejadian”

“Kenapa kalian tega membuatku begitu? Kenapa kalian tak selamatkan eomma?!!”

“Aku tahu ini berat Ri An. Aku sudah berusaha datang tepat waktu tapi eommamu...” Kata-kata Dokter Park terhenti ketika cairan bening meluncur dari mata gadis di depannya.

“Aku ingin pulang” Ujar Ri An bergetar.

“Tidak bisa, kau harus memulihkan diri dulu. Bersabarlah”

“Apa seseorang datang untukku?”

“Dua hari yang lalu... Seorang lelaki bernama Cho Kyuhyun. Dia bilang kau istrinya” Kata Dokter Park.

Ri An tersenyum tipis, hampir tak terlihat. Pria itu masih mengakuinya, begitu batinnya. Ia tak berani berharap bahwa pria iu benar-benar mengakui keberadaannya. Ia tahu, pria itu mengatakan begitu hanya di bibir saja.

Terdengar suara pintu terbuka. Ri An mencoba menoleh ke arah suara, ia sama sekali tak bisa menerka siapa yang berdiri di sana.

“Suami anda datang” Kata Dokter Park.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya seorang pria bersuara berat. Ri An sangat tahu itu suara suaminya sendiri.

“Sudah membaik. Sepertinya aku harus membiarkan kalian berdua. Aku permisi” Kata Dokter Park sambil beranjak pergi.

Suasana Hening cukup lama. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Ri An merasa Kyuhyun tidak bergeming di tempatnya, entah apa yang dia lakukan. Tapi Ri An bisa merasakan kehadiran pria itu. Apakah selamanya akan begini? Ri An diliputi rasa khawatir. Betapa ia bersyukur bisa menjadi istri pria itu, dimana ia bisa memandang wajah mahakarya Tuhan itu setiap harinya. Menangkap ekspresi pria itu tiap saat, walaupun sebagian besar ekspresi yang ia tampakkan hanya ekpresi datar bahkan dingin. Tapi kini, Ri An kehilangan saat-saat itu. Ia bahkan tak bisa menerka pakaian apa yang pria itu pakai sekarang. Lagi-lagi, air matanya jatuh. Hatinya sudah hancur bertubi-tubi saat ini.

“Aku buta” Ujar gadis itu bergetar menahan isakan tangis.

“Aku tahu” Jawab Kyuhyun. Pria itu berjalan melewati Ri An dan berdiri di depan jendela. Matanya menerawang pada pemandangan kota Seoul siang itu.

“Apa kau hidup dengan baik selama ini?” Tanya Ri An lagi.

“Ada Eonnimu yang mengurusku seminggu ini” Jawab kyuhyun datar.

“Maafkan aku...”

“Aku bisa memahami, mulai sekarang pun kau pasti membutuhkan eonnimu”

Sebuah batu besar menghantam hati Ri An, membuat gadis itu terasa sesak di dadanya. Ia sadar betul bahwa mulai saat ini ia takkan bisa memasak sarapan lagi untuk Kyuhyun, menyiapkan keperluannya, menyiapkan makan malam, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Ia merasa kecil dan tak berguna bagi pria itu sekarang.

“Kau... membenciku?” Tanya Ri An.

“Entahlah, tapi sepertinya semua akan lebih... rumit” Kata Kyuhyun.

“Kenapa Eonni tidak datang?”

“Dia masih ada urusan”

“Hanya untukku? Dia pasti tahu aku boleh membuka balutan di mataku hari ini ‘kan? Dia juga tahu keadaanku sekarang ‘kan?”

“Dia terlalu lelah. Ia baru saja kehilangan seorang ibu. Aku tak mau banyak memaksanya, termasuk datang ke sini”

Ri An kembali terdiam. Lagi-lagi beban itu menimpanya. Walaupun kecelakaan itu tidak di sengaja, tetapi ialah orang terakhir yang bersama ibunya sebelum meninggal. Ia tak tahu harus bicara apa pada eonninya, Shin Jin Ri ketika bertemu nanti. Walaupun mereka berdua hanyalah saudara tiri, tetapi Ri An menyayangi Jin Ri dan ibu tirinya benar-benar seperti saudara dan ibu kandungnya sendiri. Ri An hidup hanya bersama ayahnya saja dari usia 10 tahun. Ketika itu ibu Ri An meninggal karena penyakit leukimia. Hingga lima tahun yang lalu, ayahnya menikahi Shin Yoo Mi, ibu Jin Ri yang juga merupakan seorang janda. Mereka sangat baik dan menyayangi Ri An. Seakan kebahagiaan mereka tidak bertahan lama, ayah Ri An meninggal karena penyakit jantungnya satu tahun yang lalu.

 

***

Hari ini Ri An pulang ke rumahnya. Kyuhyun mendorong kursi roda gadis itu hingga masuk ke dalam rumah. Ri An bisa mencium wangi masakan yang menyeruak di rumah ini.

“Sepertinya makan malam sudah siap” Kata Kyuhyun kembali membawa Ri An ke ruang makan.

“Kau sudah datang rupanya” Ujar seorang gadis.

“Eonni?” Ri An mencoba meyakinkan. Ia agak asing dengan nada bicara Jin Ri yang terkesan datar. Jin Ri menjadi sosok kakak yang baik bagi Ri An selama ini. Ri An yang seorang anak tunggal bisa merasakan kebahagiaan menjadi seorang adik karena Jin Ri.

“Kita mulai saja makan malamnya” Lanjut Jin Ri.

“Ah Baiklah, ini piringmu, juga sendokmu” Kata Kyuhyun mengarahkan tangan Ri An pada piring di depannya dan juga sendok.

Mereka bertiga pun duduk mengelilingi meja makan itu. Suasana mendadak hening. Jin Ri tak henti-hentinya memandang Ri An di depannya dengan tatapan tajam. Tangannya pun tanpa sadar menggenggam garpu sangat keras. Ia melihat adiknya yang berusaha mengambil daging asap di depannya namun terus gagal. Jin Ri memandang Kyuhyun yang hanya menyantap makanannya datar. Belum pernah mereka menyantap makan malam sehening ini. Jin Ri menghela nafas kasar, tangannya terulur untuk mengambilkan daging asap ke piring milik Ri An.

“Gomawo... eonni” Kata Ri An tersenyum.

“Makanlah!” Jawab Jin Ri dingin sambil melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Ri An terdiam. Ia memang tidak bisa melihat keadaan saat ini, tapi ia bisa merasakan wajah dingin Jin Ri yang duduk di depannya. Entah kenapa, nada suara Jin Ri tak lagi bersahabat. Ia bahkan tidak mempercayai bahwa gadis yang bicara dengannya tadi benar-benar kakaknya yang hangat.

Ri An hanya tertunduk dan kembali mencoba makan dengan susah payah. Ia mencoba memotong daging asap dan memasukkannya dalam mulut. Ia tahu, ini sangat memalukan. Cara makannya pasti tidak benar. Tapi ia belum terbiasa makan tanpa melihat, ini benar-benar menyiksanya.

BRAAAKK!!! Ri An tersentak mendengar suara kursi yang terhempas keras di depannya. Ia juga mendengar suara langkah Jin Ri yang pergi menjauh dengan hentakan cepat.

“Eonni...! eonni kemana?” Tanya Ri An.

“Makanlah lagi” Kata Kyuhyun datar.

“Tidak, sesuatu terjadi pada eonni. Aku harus bicara dengan dia. Aku sungguh seperti tak mengenal Jin Ri eonni. Ada apa dengan dia?”

“Dia baik-baik saja”

“Tidak mungkin, aku memang tidak melihatnya. Tapi aku tahu sesuatu terjadi pada Jin Ri eonni”

“Bisakah kau diam?! Kau tidak tahu apa-apa soal eonnimu. Ia sedang lelah, mengerti? Jadi sekarang habiskan makananmu!” Bentak Kyuhyun tidak sabar.

Ri An tertegun dengan bentakan yang baru diterimanya. Bahkan kini ia tak mengenal Kyuhyun. Apa mereka semua berpura-pura? Apa mereka sedang memberi kejutan atas kepulangannya? Sepertinya mustahil. Tapi Ri An benar-benar merasa asing dengan sikap kedua orang yang sangat ia sayangi itu.

“Sebenarnya ada apa dengan kalian? Apa ini semua lelucon?” Tanya Ri An.

“Kau tidak tahu apa-apa Ri An-ssi. Jadi berhentilah menerka-nerka”

“Kau tidak pernah begini sebelumnya, oppa”

“Kurasa hubungan kita memang seperti ini sejak dulu. Tidak ada yang berubah bukan?” Kata Kyuhyun yang membuat Ri An kembali bungkam. Susah payah gadis itu menelan ludah juga menelan kata-kata Kyuhyun. Ia membenarkan pria itu, memang hubungan mereka tidak berubah, tidak pernah membaik. Pria itu tak pernah mencintainya. Ri An mengenal Kyuhyun 2 tahun yang lalu. Jin Ri mengenal Kyuhyun terlebih dahulu karena gadis itu bekerja di perusahaan ayah Ri An. Ayah Ri An bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin Kyuhyun. Ri An pun sempat mendengar celotehan Jin Ri tentang Kyuhyun, hingga akhirnya Ri An bertemu dengan Kyuhyun sendiri ketika berada di kantor ayahnya. Ri An menyukai pria itu. Sosok yang benar-benar Ri An kagumi. Tanpa disangka, ayah Ri An menjodohkan gadis itu dengan Kyuhyun. Saat itu ayah Ri An sangat lemah akibat penyakitnya.

 

“Aku mencintai ayahku, jadi aku tak ingin menyakiti hatinya” Ujar Ri An kala itu.

“Aku mengerti, tapi kau berpikiran sama denganku ‘kan? Kau muak dengan perjodohan ini bukan?” Ujar Kyuhyun sambil mengacak rambutnya.

“Kau tidak menginginkan perjodohan ini?”

“Memang siapa yang ingin dijodohkan, eoh? Aku juga memiliki kehidupan yang tak hanya diatur oleh ayahku dan ayahmu”

Ri An terdiam. Ia cukup mengerti bahwa pria di sampingnya itu tak pernah menginginkan pernikahan ini. Ri An tahu, di posisi ini, hanya Ri An yang mengharapkan Kyuhyun.

“Kau akan terbiasa”Kata gadis itu.

“Apa? Terbiasa? Kau pikir cinta semudah itu? Aku tidak menginginkan pernikahan ini”

“Dan membiarkan ayahku semakin terpuruk?”

“Sebenarnya kau memikirkan ayahmu atau kau juga berharap dengan pernikahan ini?” Kyuhyun mamandang Ri An tajam dengan mata indahnya itu. Ri An terdiam, apakah ia harus jujur atau tidak. Hal yang berputar-putar di otaknya tanpa ada satu pilihan tindakan yang pasti.

“Ri An-ssi...” Kyuhyun mencoba menyadarkan gadis itu dari lamunannya

“Aku memang mengharapkanmu. Tapi saat ini ayahkulah yang terpenting. Aku tidak peduli akan perasaanmu yang menerimaku atau tidak”

“Jadi kau ingin membawaku dalam pernikahan itu?”

“Aku memohon padamu, Kyuhyun-ssi. Aku tak memedulikan perasaanku saat ini. Aku tahu ini terkesan egois bagimu, tapi aku benar-benar mengkhawatirkan ayah. Aku takut jika keadaannya memburuk” Ri An tak bisa menahan buliran air matanya lagi. ia memang benar-benar mengkhawatirkan ayahnya sekarang.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan menghela nafas, “Jika itu terjadi, aku tak tahu bagaimana cara membahagiakanmu”

“Kau bisa membawa pria lain dalam masalah ini, bukan aku” lanjutnya.

Ri An semakin tertunduk. Kenyataan bahwa Kyuhyun berusaha menolaknya benar-benar menghancurkannya. Menunggunya selama ini, seperti tidak ada arti apapun.

“Apa ada seseorang di hatimu? Kau bisa menjelaskan padanya. Jika kau ingin terus bersama.. Aku.. Tidak masalah” Entah perkataan darimana, tetapi Ri An dengan bodohnya mengatakan hal itu, sedangkan ia sendiri ragu apakah ia bisa melihat pria di sampingnya itu bersama gadis lain.

“Tidak semudah itu, jika kita menikah, kau mengikatku dan aku juga begitu. Kau pikir akan mudah menjadikan gadis di hatiku sebagai orang ketiga?” Balas Kyuhyun.

“Tidak usah pedulikan aku”

“Jadi, kau bisa melepasku jika masalah sudah reda jika aku ingin bersama gadis itu?” Tanya Kyuhyun membuat Ri An terhenyak. Jadi Kyuhyun sudah mempunyai seseorang di hatinya, Ri An menyimpulkan. Gadis itu tahu bahwa Kyuhyun menderita dengan masalah ini. Ia juga tak sampai hati melihat pria itu merasa begitu frustasi. Lagi-lagi, untuk cinta, Ri An mengangguk. Ia tak lagi memikirkan nasibnya nanti.

“Ya. Berbuatlah sesukamu”

 

***

Jin Ri memegang cangkir berisi teh hijau hangat dengan erat. Ia tidak bisa tidur tenang semalam. Ia benar-benar muak dengan semua ini. Cukup lama ia mencoba bertahan dan mengatakan ia baik-baik saja. Tapi tetaplah ia manusia, dan ia tak bisa lebih lama lagi dengan situasi seperti ini.

Jin Ri merasakan sepasang tangan merangkulnya dari belakang. Sekejap kehangatan menjalari tubuhnya dan membuatnya sedikit melepaskan beban pikirannya. Gadis itu memejamkan mata dan mencoba mengatur nafas untuk menetralkan rasa sesak yang menghimpit dadanya.

“Kau tak seharusnya murung di pagi hari” Ujar seseorang lembut di belakang Jin Ri.

“Tidak bisakah kita hidup berdua saja? Sampai kapan kita terus bersembunyi” Ujar Jin Ri.

“Sembunyi? Hey, tak ada yang bersembunyi. Kita bisa bersama sekarang” Kata orang itu.

Jin Ri berbalik dan memandang orang itu yang tak lain adalah Kyuhyun. Pria itu mengernyit bingung dengan sikap tiba-tiba Jin Ri.

“Aku membenci gadis itu” Desis Jin Ri. Matanya mulai digenangi cairan bening. Ia mengatakannya dengan pelan namun penuh kebencian yang dalam.

“Aku tak punya siapapun lagi, dia mengambil semuanya. Kenapa harus dia yang bahagia? Bahkan ayah tak mempedulikanku dan menjodohkanmu dengannya. Setelah aku kehilangan kau, ia juga mengambil ibu dariku” Jin Ri melanjutkan dengan tatapan nanar ke arah Kyuhyun, tak peduli dengan air mata yang mulai keluar dari sudut matanya.

“Kau tidak pernah kehilanganku. Aku tidak mencintai Ri An. Kami tidur di kamar terpisah. Apa yang kau ragukan?” Tanya Kyuhyun.

“Tapi bagaimanapun kau terikat dengannya” Sergah Jin Ri.

“Aku akan menceraikannya” Kata Kyuhyun.

 

Ri An mengerjap di balik pintu halaman belakang. Ia menutup mulutnya sendiri supaya tak menimbulkan suara yang membuah suami dan kakak tirinya itu curiga. Ia meraba-raba sekitarnya, mencoba menemukan jalan kembali ke kamar. Ia kalut. Ia mendengar semuanya. Pernyataan mengerikan yang rasanya mematahkan semua tulang di tubuhnya hingga lemas. Semuanya gelap, Ri An terhuyung hingga tangannya menjatuhakn vas bunga di ruang makan. Bunyi gaduh itu kontan membuat Kyuhyun dan Jin Ri menghampiri sumber suara dan mendapati Ri An berdiri lemah dengan pipi dibanjiri air mata.

“Kurasa kau sudah mendengarnya” Kata Jin Ri.

“Kenapa... Kenapa eonni? Kenapa kau sejahat itu padaku?” Ujar Ri An parau.

“Jahat? Aku jahat padamu?! Kutunjukkan padamu!” Jin Ri menyeret Ri An menuju kamar mandi dengan kasar.

“Eonni, lepaskan! Sakit! Eonni, kumohon!” Rintih Ri An merasakan pergelangan tangannya yang digenggam Jin Ri terasa sangat sakit. Mereka berhenti di depan kaca wastafel dan Jin Ri menghempaskan tangan Ri An kasar.

“Lihat! Lihat dirimu yang kejam! Oh, aku lupa kalau kau buta. Kau tak bisa melihat dirimu sendiri yang menyedihkan!” Ucap Jin Ri dingin dan kasar.

“Jadi biar aku yang jelaskan. Bahwa yang tampak di kaca itu adalah Park Ri An yang telah mengambil semua yang ada padaku” Desis Jin Ri tajam.

Ri An menggeleng keras, “Aku bukan seperti itu. Aku menyayangimu eonni”

“Tapi kau justru yang membuatku menderita. Kau mengambil ibu dariku, mengambil kasih sayang ayah yang kuinginkan, kau... Juga mengambil Kyuhyun dariku!” Bentak Jin Ri penuh kemarahan.

“Apa maksudmu, eonni?” Tanya Ri An bergetar. Ia mencoba untuk tetap berdiri walaupun rasanya lemas sekali.

“Kyuhyun adalah milikku, bahkan sebelum perjodohan itu. Dan karena cinta ayah yang begitu besar padamu ketimbang putri tirinya, ia mempercayakanmu pada Kyuhyun. Tidakkah itu menyakitkan, Ri An-ssi?” Ujar Jin Ri penuh penekanan di akhir.

Ri An terisak hebat, ia lemas hingga akhirnya berlutut di lantai kamar mandi. Ia tak menyangka bahwa gadis yang menempati hati Kyuhyun selama ini adalah kakak tirinya sendiri, orang yang ia sayangi.

“Mianhae, Eonni. Mianhae...” Ujarnya serak.

“Aku lelah, aku lelah harus terus mengalah dan berpura-pura di depanmu. Aku membencimu! Dan berhenti memanggilku Eonni!” Ujar Jin Ri keras dan menghempas kasar tangan Ri An yang menggenggam tangannya. Ia beranjak pergi meninggalkan gadis yang tampak frustasi itu.

Ri An mencari pegangan dan bersusah payah untuk berdiri. Ia mencengkram kuat tepi wastafel agar tak kembali jatuh. Kenapa disaat keadaannya seperti, ia harus menerima perlakuan seperti ini dari dua orang yang ia punya sekarang. Apakah Kyuhyun berkhianat? Tidak, Kyuhyun sudah mengatakannya dari dulu dan dengan bodohnya Ri An mengatakan tidak masalah tentang perasaannya. Ri An juga terlalu menyayangi eonninya, ia takkan bisa menyalahkan eonninya. Masalah ini terlalu mendadak menyerangnya tanpa henti. Ri An membasuh mukanya dengan air kasar, berkali-kali untuk menyamarkan wajah kusutnya akibat menangis tapi gagal. Air mata itu terus menerus keluar. Mengetahui kenyataan eonninya membenci dirinya dan Kyuhyun yang akan menceraikannya. Ia seakan jadi orang tak berguna di dunia, tanpa bisa melihat, kesalahan masa lalu, semua memenjarakannya sekarang. Menghimpit dadanya hingga terasa sesak.

 

***

Hari ini, lagi-lagi Ri An hanya bisa terdiam mendengar Kyuhyun yang berbincang hangat dengan Jin Ri. Ri An memejamkan mata dan menghela nafas berat di balik pintu dan meyakinkan diri sendiri. Setelah itu, ia membuka pintu kamar. Dengan tangan yang sigap merabai barang-barang di depannya ia berjalan perlahan ke sumber suara Kyuhyun. Ia tersenyum karena pagi ini seperti biasa Kyuhyun sudah duduk di sofa sebelum ia pergi bekerja. Ri An merambat menuju keberadaan Kyuhyun, ia masih ingat bentuk ruangan di rumahnya jadi tidak terlalu bersusah payah untuk mencapai sofa.

Kyuhyun sedikit terhenyak ketika kaki mungil Ri An menyentuh kakinya. Ia mendongak dan melihat gadis itu tersenyum. Ia lantas duduk di samping Kyuhyun.

“Semoga harimu menyenangkan” Katanya.

“Terima kasih” Balas Kyuhyun sambil terus berkutat dengan dasinya. Ah, dia memang lemah dalam bidang ini dibanding dengan segudang kelebihannya.

Tangan Ri An terulur begitu saja tanpa bisa dicegah Kyuhyun. Ia mengambil alih dasi itu dan memasangkannya dengan teliti walaupun memakan waktu lebih lama seperti biasanya tapi hasilnya tetaplah simpul dasi yang rapi. Kegiatan yang lumrah di setiap pagi bagi Kyuhyun semenjak menikahi Ri An setahun yang lalu. Tapi kali ini diam saja sampai gadis itu selesai.

“Kenapa tidak meneriakiku?” Tanya Ri An masih tetap tersenyum dan sebaliknya, membuat Kyuhyun tertegun.

 

“Ri An! Cepat ambilkan dasiku, kau tahu aku bisa terlambat!” Seru Kyuhyun sambil mengancingkan kemejanya dan menghirup teh hangat yang ada di meja. Ri An terburu-buru datang dari kamar membawakan sebuah dasi dan dengan sigap ia memasangkannya di leher pria itu.

“Sepatuku, kau sudah menyiapkannya?!” Tanya Kyuhyun.

“Ne, semua sudah kusiapkan” Jawab Ri An menunduk takut. Kyuhyun akan jadi pria yang mengerikan jika emosinya sedang naik seperti ini.

“Kenapa kau tak membangunkanku lebih awal? Kau ingin aku terlambat meeting dan kehilangan client-ku eoh?!” Bentak Kyuhyun lagi masih dengan nafas memburu.

“A-aku sudah membangunkanmu... Ta-tapi kau bilang k-kau masih mengantuk...”

“Masa bodoh! Tetap saja gara-gara kau aku terlambat. Aish, jinjja!! Aku bisa gila jika begini terus!” Nada suara Kyuhyun tak sekalipun menurun. Ia menyambar kunci mobil di meja dan berjalan menuju pintu.

“Satu lagi, tidak usah memasakkanku makan malam. Aku tidak makan di rumah. Jangan pula menungguku!”

 

“Kau bisa terlembat, kenapa hari ini kau bergerak lambat?” Suara Ri An menyadarkan lamunan Kyuhyun. Pria itu baru menyadari gadis itu memakaikan sepatu di kakinya yang telah terbalut kaus kaki.

Kyuhyun bisa melihat pandangan tidak suka dari Jin Ri yang berdiri di pintu dapur. Gadis itu berjalan cepat ke arah mereka dan mendorong kasar tubuh Ri An sehingga gadis itu terjatuh ke lantai.

“Tidak usah memberi banyak perhatian pada Kyuhyun, kau pikir dia berubah? Sikap manis yang menjijikkan!” Ucap Jin Ri sarkastik.

“Aku hanya melakukan apa yang biasa ku lakukan” Kata Ri An mencoba berpegangan pada kursi untuk berdiri namun Jin Ri segera menendang kursi itu sehingga Ri An kembali jatuh.

“Tidak perlu repot-repot. Toh sebentar lagi, kau akan bercerai dengan Kyuhyun” Timpal Jin Ri.

“Hari ini aku tak bisa mengantarmu, tidak apa-apa?” Tanya Kyuhyun sambil berdiri. Dibalas anggukan Jin Ri. Gadis itu meletakkan cangkirnya di meja dan beranjak ke arah pintu.

“Bibi Jang! Jaga dia, jangan sampai dia merusak barang-barang di rumah ini”

Ri An terkesiap. Siapa bibi Jang? Gadis itu merasa asing dengan nama orang itu. Tak lama setelah terdengar pintu tertutup, Ri An merasa ada sepasang tangan yang membantunya berdiri.

“Nona tidak apa-apa?” Tanya seorang wanita dengan suara yang hangat.

“Aku tidak apa-apa. Maaf, aku belum mengenalmu sebelumnya” Kata Ri An

“Aku sebelumnya adalah asisten nona Jin Ri. Dia memintaku untuk menjagamu mulai sekarang. Kau bisa memanggilku bibi Jang”

“Begitukah? Jadi kau akan menemaniku. Aku tidak akan kesepian lagi. Kau akan tinggal disini ‘kan?” Ri An tampak sumringah.

“Maaf, tapi nona Jin Ri hanya memintaku berada di sini sampai ia pulang”

Ri An bungkam, sejujurnya ia mulai merasa takut di sini. Kondisinya membuat ia harus senantiasa was-was menghadapi sesuatu tanpa bisa ia lihat terlebih dahulu. Ia merangkak pelan di bantu bibi Jang menuju kamarnya. Setelah berterima kasih, ia menutup pintu dan duduk di kursi di depan meja rias. Tangannya terulur mencari-cari sesuatu. Ia menemukan bingkai foto dan langsung memeluknya erat.

“Eomma...” Bisiknya lirih. Ia bisa merasakan cairan bening itu kembali meluncur dari kedua matanya.

“Sebenarnya apa yang tak kuketahui dari mereka... Eomma, bukankah aku memang tidak mengetahui apa-apa lagi? seharusnya mereka mengatakan sesungguhnya ketika aku bisa melihat mereka, bukan ketika semuanya gelap seperti sekarang....” Air mata itu semakin deras membanjiri pipi Ri An. Ia memeluk erat bingkai foto itu dan menangis sesenggukan. Ia tak lagi duduk, tetapi bersandar pada dinding yang membuatnya kembali merosot di lantai yang dingin. Jemari ringkih gadis itu menelusuri foto di tangannya.

“Apa yang harus kulakukan? Aku tidak mempercayai itu benar-benar Jin Ri eonni. Aku bahkan menginginkan Kyuhyun yang selalu membentakku, bukan Kyuhyun oppa yang tak kukenal sekarang ini”

 

***

Pagi yang cukup cerah hari ini. Seberkas cahaya putih menembus jendela di sebuah kamar. Hal itu tidak membangunkan seorang gadis yang tertidur nyenyak. Ia tampak seperti putri yang tertidur dengan raut wajah yang tenang. Sedikit mengusik ketenangan pagi itu, pintu kamar Ri An terbuka dan sosok Kyuhyun masuk. Pria itu memperhatikan isi ruangan yang nampak rapi. Jujur saja ia tak pernah masuk ke kamar ini selama mereka menikah. Dilihatnya Ri An yang tertidur dengan nafas teratur yang tenang. Ini juga pertama kalinya, Kyuhyun melihat Ri An tidur. Gadis itu bangun pagi-pagi sekali untuk mengurusi rumah tangga mereka dan Kyuhyun tak pernah peduli akan hal itu.

“Bangun” Ucapnya sedikit keras. Dilihatnya perubahan raut gadis itu dan perlahan membuka matanya. Ia tampak terkesiap dan segera duduk.

“A-apa aku bangun terlambat? Maafkan aku... kau.. kau bisa memarahi aku!” Ri An tampak panik dan ketakutan ia berusaha untuk turun dari ranjang tapi Kyuhyun menahannya.

“Bersiaplah, kau tidak lupa untuk menemui dokter Park pukul 8 ‘kan?”

Ri An mengangguk pelan. Ia memang punya janji untuk mengontrol kesehatannya pasca kecelakaan itu pada dokter Park hari ini.

“Kau tidak pergi bekerja hari ini?” Tanya Ri An. Hening. Kyuhyun tak menanggapi pertanyaan gadis itu. Ia sedang mengerutkan kening melihat mata gadis itu yang sembab lagi. akhir-akhir ini ia bisa melihat keadaan itu. Ri An tak pernah menampakkan apapun di depannya tapi Kyuhyun tak cukup bodoh untuk tidak mengerti sebab sembab di mata gadis itu.

“Oppa? Waeyo?” Tanya Ri An yang membuat Kyuhyun tersadar.

“Aku bekerja nanti, cepatlah bersiap aku akan mengantarmu” Kata Kyuhyun Datar sambil berjalan keluar kamar. Ri An tersenyum senang, Kyuhyun akan mengantarnya menemui dokter Park. Ia tak menyangka pria itu masih bersedia menemaninya.

 

Kyuhyun melihat gadis itu sudah siap untuk pergi. Wajahnya tampak berseri bahagia. Sejak pulang dari Rumah Sakit hampir 3 minggu yang lalu, baru kali ini Kyuhyun melihat Ri An berseri seperti ini. Pria itu mencelos, Ri An sepertinya sudah sering menampakkan ekspresi senang tapi ia tidak pernah memperhatikannya.

“Kajja berangkat” Ujar Kyuhyun datar. Ia terdiam melihat Ri An yang mencoba meraba dengan kedua tangannya untuk mencapai pintu tapi ia malah berbelok ke almari buku.

“Bisakah kau meminta tolong? Kurasa kau tahu bagaimana keadaanmu sekarang” Kata Kyuhyun memegangi lengan gadis itu dan menuntunnya untuk keluar dari apartmen.

“Aku takut merepotkanmu. Lagi pula aku harus terbiasa, oppa. Tak selamanya aku bergantung padamu dan juga eonni, iya ‘kan?” Jawab Ri An sambil tersenyum.

“Bodoh” Balas Kyuhyun bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. Kyuhyun mendapati Jin Ri berdiri di depan pintu lift. Gadis itu langsung menatap Ri An penuh kebencian.

“Aku akan mengantarnya ke dokter. Kenapa kau kembali dari kantor secepat ini?” Tanya Kyuhyun.

“Mengambil dokumenku yang tertinggal. Kau tidak bekerja hanya untuk mengantar gadis buta ini, eoh?” Balas Jin Ri ketus yang langsung membuat air muka Ri An berubah.

“Maaf eonni, aku tidak bermaksud…”

“Aku akan berangkat ke kantor setelah ini. Kita akan meeting pukul 2 siang ‘kan?” Kyuhyun memotong perkataan Ri An.

Jin Ri hanya tersenyum miring kemudian masuk ke lift dan menghilang dari pandangan Kyuhyun.

 

***

“Perkembanganmu baik. Kyuhyun-ssi, kau patut berbangga karena istrimu banyak mengalami kemajuan” Kata Dokter Park.

“Benarkah? Itu bagus!” Jawab Kyuhyun yang-sengaja dibuat-antusias. Ri An tersenyum, ia cukup senang dengan perkembangannya dan jawaban Kyuhyun walau tanpa ia melihat pun ia tahu Kyuhyun hanya berpura-pura menjadi ‘suami’ yang baik.

“Baiklah, kembalilah kesini 3 minggu lagi. Aku harap perkembanganmu akan semakin membaik Ri An-ssi” Kata Dokter Park sambil memberi resep vitamin pada Kyuhyun.

“Terima kasih banyak, Dokter Park. Aku telah banyak merepotkanmu” Kata Ri An.

“Datanglah jika kau butuh sesuatu. Aku akan berusaha memenuhi kebutuhan pasienku”

“Benarkah?”

“Aku akan berusaha ada untuk pasienku yang membutuhkan”

“Ehem… Kalau begitu.. Kami bisa pergi sekarang?” Potong Kyuhyun.

“Tentu saja. Hati-hati di jalan” Kata Dokter Park.

 

“Kau nampak dekat dengan Dokter itu” Kata Kyuhyun sambil mengemudi.

“Lumayan, ia banyak mengajakku mengobrol saat aku di Rumah Sakit. Kau atau eonni tidak sering datang jadi aku kesepian. Jung Soo oppa sering menemuiku”

“Cih, kau memanggilnya ‘oppa’? apa itu sebutan yang pantas untuk seorang pasien pada dokternya?”

“Dia memiliki marga yang sama denganku jadi ia kuanggap sebagai saudara. Lagipula dia membuatku nyaman selama di Rumah Sakit dan…. Sedikit menghilangkan kesedihanku atas kematian eomma” Jelas Ri An sambil tersenyum membayangkan kenangannya. Kyuhyun jelas menangkap ekspresi gadis di sampingnya dan membuatnya mendengus kasar.

“Selain itu dia selalu ada untukku disaat aku kese…”

“Bisakah kau diam?!” Ri An tersentak ketika Kyuhyun membentaknya kasar. Ia menoleh pada Kyuhyun dan bisa mendengar deru nafas pria itu yang kasar.

“Oppa..?” Ri An bersuara parau, memastikan alasan Kyuhyun membentaknya tiba-tiba.

“lupakan!” Ujar Kyuhyun menyudahi dan keadaan kembali hening beberapa saat.

“Oppa… Kau akan menceraikanku ‘kan?” Tanya Ri An.

“Tentu saja”

“Jika begitu, aku meminta hakku sekarang sebelum kau menceraikanku. Tapi, itu pun jika kau bersedia”

“Katakan saja”

“Aku meminta waktu untuk bersamamu sedikit lebih lama. Kau bisa memberiku waktu… 3 minggu? Tidak, terlalu lama, 2 minggu.. atau 1 minggu?”

“Kenapa kau meminta hal itu?”

“Aku hanya butuh membiasakan diri untuk hidup dan bernafas… Tanpamu” Jawab Ri An tercekat. Ia berusaha mengatakannya tanpa merasakan hatinya yang sakit, tapi rasanya tidak mungkin.

“Baiklah... Dua minggu, aku memberimu waktu dua minggu dari sekarang” Jawab Kyuhyun dan langsung dibalas dengan senyum sumringah Ri An. Gadis itu tak dapat menahan gejolak hatinya yang begitu senang.

“Gomawoyo! Oppa, apa kita melewati taman kota?”

“Ya, ada di depan sana”

“Jika kau punya waktu aku ingin datang ke café di ujung taman kota. Kau ingat kan? Di sana kita pertama bertemu. Aku ingin meminum kopi di sana lagi”

“Baiklah” Entah kenapa Kyuhyun hanya menurut gadis itu. Ia melirik jamnya yang menunjuk pukul 12. ia masih punya waktu sebelum meeting, “Kita akan makan siang di sana” lanjutnya.

Kyuhyun menangkap sesuatu yang menarik pandangannya. Ia segera memberhentikan mobil tak jauh dari café yang dituju.

“Kita sudah sampai?” Tanya Ri An.

“Tunggu di sini, jangan kemanapun sebelum aku datang, arraseo?”

“Arra, tapi kau mau kemana Oppa?” Kyuhyun tak menjawab pertanyaan Ri An karena ia sudah keluar dari mobil dan menuju suatu tempat yang menarik perhatiannya tadi.

Ri An hanya menunggu di mobil dengan tenang. Di pikirannya cukup terngiang pertanyaan apa yang dilakukan Kyuhyun sehingga meninggalkannya di mobil. Namun tak berapa lama kemudian, pintu di samping Ri An terbuka dan ia menerima sebuah tongkat dari seseorang.

“Oppa? Apa ini?” Tanya Ri An.

“Terserah kau memakainya atau tidak. Jika kau malu menggunakannya, kau tidak perlu menggunakannya. Itu tongkat, jadi kau tidak perlu bergantung pada orang lain”

“Aku pasti akan menggunakannya, oppa! Terima kasih banyak!” Ri An sangat senang dengan tongkat pemberian Kyuhyun. Ia segera menggunakannya untuk keluar dari mobil.

“Ayo Oppa, aku sudah tidak sabar untuk minum kopi di café itu” Ajak Ri An.

“Bersabarlah sedikit!” Kyuhyun mengikuti langkah Ri An yang mendahuluinya. Gadis itu tampak berjalan ringan dan tampak senang dengan tongkat pemberian Kyuhyun. Gadis itu lengah ketika seseorang yang berjalan cepat di jalannya menubruknya keras hingga terhuyung. Dengan cepat Kyuhyun merengkuh tubuh gadis itu agar tidak terjatuh.

“Bisakah kau berjalan dengan baik?!” Ucap Kyuhyun ketus dengan orang yang menabrak Ri An.

“Oppa, jangan dimarahi. Lagipula aku juga yang berbuat salah”

“Tapi setidaknya ia harusnya tidak berjalan seperti orang kesetanan”

“Oppa, kau harus mengurangi sifat emosionalmu. Tidak semua orang di dunia ini mengikuti keinginan kita. Kita tidak bisa memaksakan itu” Kata Ri An ketika mereka memasuki café. Kyuhyun tertegun, dalam hati ia membenarkan, selama ini ia memang bersifat sedikit emosional. Terkadang, ia juga heran dengan gadis yang mempunyai kesabaran di atas rata-rata seperti Ri An.

“Oppa, kau tahu? Aku akan selalu menjaga tongkat ini baik-baik!”

“Yaakk.. Itu hanya sebuah tongkat, bukan emas. Jika hilang kau bisa membelinya lagi”

“Tidak, tongkat ini pemberianmu. Ini hadiah pertamamu padaku, jadi aku akan menjaganya. Ini akan sangat berarti untukku” Balas Ri An jujur yang membuat Kyuhyun mendongak untuk memastikan perkataan Ri An. Lagi-lagi ia merasakan hatinya mencelos.

 

***

Jin Ri memasuki kamar Kyuhyun malam itu dan menemukan namja itu sibuk mencari-cari sesuatu. Gadis itu merangkul leher Kyuhyun dari belakang dan menyalurkan perasaan rindunya karena pekerjaan menyita waktu berdua mereka akhir-akhir ini.

“Sedang mencari apa, eoh?” Tanya Jin Ri.

“Jam tangan” Balas Kyuhyun masih sibuk mencari di sebuah kotak berisi barang-barang lamanya.

“Bukankah itu kotak barang-barang yang tidak terpakai? Kau selalu menyimpan jam di almari ‘kan?” Tanya Jin Ri merasa aneh dengan kelakuan Kyuhyun.

“Memang jam lama, aku tak pernah memakainya. Ah! Ini dia!” Kyuhyun tampak senang mendapatkan jam berwarna coklat tua itu.

“Aku tak pernah melihat kau memakainya. Apa itu pemberian seseorang?” Tanya Jin Ri.

“Ya, aku memang tidak pernah menggunakannya sekalipun dari pertama ia memberikannya padaku” Balas Kyuhyun sambil melayangkan pikirannya pada suatu saat di masa lalu.

 

“Happy Birthday, Honey!” Ucap Jin Ri sambil mengecup kilat bibir Kyuhyun.

“Kau manis sekali hari ini, terima kasih atas pesta juga makan malamnya. Ini sangat berkesan untukku” Kata Kyuhyun sambil terus membelai surai coklat Jin Ri.

“Untung saja eomma sedang pergi malam ini, jadi kita bisa habiskan waktu lebih lama. Aku tidak ingin eomma curiga dengan kita” Kata Jin Ri sambil memainkan ujung sweater Kyuhyun. Pria itu hanya tersenyum menanggapinya.

“Pasti ada waktu di mana kita akan bersatu, percayalah”

“Di posisi seperti ini, seakan-akan aku yang merebutmu dari Ri An. Padahal kita sudah bersama sebelum kau menikah dengannya. Aku… tampak seperti gadis perusak rumah tangga. Menyedihkan”

“Aku tak pernah memiliki Ri An, begitupun dia. Apa yang perlu kau khawatirkan? Pernikahan hanya status yang kapan saja bisa terhapus. Saranghae, Jin Ri-ah” kata Kyuhyun sambil menyentuh pipi gadisnya lembut membuat rona merah di wajah Jin Ri.

“Nado saranghae, Kyu” Kata Jin Ri.

“Jadi, sepertinya aku harus pulang. Kita bertemu besok” Kata Kyuhyun sambil mengacak-ngacak rambut Jin Ri dan membuat gadis itu kesa sedangkan Kyuhyun hanya terkekeh senang.

 

Kyuhyun membuka pintu rumah mewahnya. Suasana ruang tamu gelap. Mungkin Ri An sudah tidur, begitu pikirnya. Tetapi ia menemukan lampu di ruang makan masih menyala. Pria itu segera menghampiri ruang makan dan menemukan Ri An tertidur di meja makan dengan cake di sampingnya. Kyuhyun bisa melihat ada lilin berukir angka 26 yang telah habis setengahnya di atas cake itu. Kyuhyun melihat cake yang dibuat dengan indah itu rusak karena tetesan lilin. Sepertinya Ri An menunggunya sejak lama. Kyuhyun melihat ponselnya dan mengerang karena ada 26 panggilan tak terjawab dari Ri An. Kyuhyun memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing dan duduk di seberang Ri An yang tertidur. Ada perasaan aneh yang mendera hatinya.

“Ngh…. Oppa? Kau sudah datang? Jam berapa ini? Omo! Sudah lewat hari ulang tahunmu. Maafkan aku, cake-nya juga tidak bisa dimakan lagi. Jadi… hanya ini yang kupunya. Happy birthday oppa!” Ujar Ri An yang terbangun dan menyerah kotak berwarna biru pada Kyuhyun.

Kyuhyun menerimanya dengan ragu-ragu lalu membuka isinya. Ia terkejut karena isinya adalah sebuah jam tangan dengan merk favoritnya.

“Aku hanya bisa memberikanmu itu, maafkan aku. Semoga kau senang”

“Gadis bodoh, bisakah kau berhenti minta maaf?! Kau membuatku muak!” Ujar Kyuhyun bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar. Braakk!! Kyuhyun menutup pintu dengan kasar. Ia kalut dengan perasaannya sendiri. Ia tak tahu harus berbuat apa, kenapa gadis itu selalu bisa membuatnya seperti seorang pembunuh yang kejam.

 

***

Sore itu Ri An sedang mempelajari tulisan Braille. Ia harus mulai beradaptasi dengan keadaannya sekarang, dan salah satunya adalah menggunakan huruf Braille. Tak lama ia mendengar langkah kaki terburu-buru menghampirinya dari ruang tamu.

“Jin Ri Eonni, itukah kau?” Sambut Ri An riang.

“Tanda tangani itu!” Jin Ri menghempaskan kasar sebuah berkas ke depan Ri An.

“A-apa ini?”

“Surat perceraianmu dengan Kyuhyun. Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi, jujur saja kau membuat kepalaku ingin meledak!” Kata Jin Ri kasar.

“Aku tidak bisa sekarang” Ujar Ri An.

“Apa kau bilang? Jadi kau ingin menahan Kyuhyun untukmu? Dasar gadis licik!”

“Tidak sampai Kyuhyun sendiri yang mengajukan surat itu padaku”

Plaak!! Sebuah tamparan keras mengenai pipi Ri An yang berasal dari emosi Jin Ri yang meluap.

“Dengar, Ri An! Aku sungguh-sungguh membencimu dan ingin menyingkirkanmu. Kau, sudah cukup membuatku menderita dengan kehilangan orang-orang yang kusayangi karena kau! Kenapa kau harus mendapatkan semuanya? Warisan, kasih sayang ayah, dan juga Kyuhyun?!”

“Eonni, aku menyayangimu lebih! Kenapa kau tak pernah melihat itu? Aku sangat bahagia karena aku memiliki seorang eonni. Aku juga kehilangan, kita sama-sama kehilangan, eonni” Ujar Ri An bergetar.

“Jangan menyamakan kau dengan aku. Kau sudah memisahkanku dengan ibu. Kau sudah mengambil semua warisan ayah dan seakan-akan aku tak berguna bekerja di perusahaan ayah. Kau berhasil mengikat Kyuhyun dan menjadikanku orang ketiga dalam kehidupan kalian. Sesungguhnya kau yang mengganggu hubungan kami! Kau menghancurkan semuanya!”

“Apa kau menderita, eonni? Kenapa selama ini kau berpura-pura padaku? Kenapa kau tak pernah jujur jika akhirnya kau membenciku?”

“Aku sangat menderita, kupikir kau bisa membalas kebaikanku suatu saat. Tapi ternyata kau memang egois!”

“Semua karena kau tak pernah jujur padaku, Eonni. Jika kau jujur saat itu, aku akan menahan perasaanku pada Kyuhyun oppa. Aku akan memikirkan kebahagiaanmu”

“Jika begitu sekrang tanda tangani surat perceraian itu dan biarkan aku bahagia”

“Aku tidak akan melakukannya sebelum Kyuhyun oppa yang memintanya sendiri”

“Park Ri An, Aku membencimu…!!!!!” Seru Jin Ri frustasi. Ia menarik kasar lengan Ri An dan menyeretnya kasar.

“Eonni… Hentikan eonni! Sakit!” Rintih Ri An ketika Jin Ri menyeretnya kasar membuat tangannya terasa sangat sakit.

“Kau memang tak bisa kubiarkan lagi. Aku benar-benar akan menyingkirkanmu!” Desis Jin Ri penuh kebencian. Ia menyeret gadis itu menuju kamar mandi. Tidak peduli dengan rintihan Ri An, Jin Ri terus menyeretnya dan memasukkan tubuh gadis itu ke dalam bath tub dan menenggelamkannya dengan paksa.

“Eonni…! Eonni…! Kumohon…hemmpfft!” Ri An merasa sulit bernafas ketika Jin Ri menekan pundaknya hingga ke dasar bath tub membuat seluruh tubuhnya tenggelam dalam air. Tangan Ri An terus menggapai-gapai lengan Jin Ri mencoba menahan kakaknya yang berniat membunuhnya itu. Ri An mulai kehabisan oksigen. Ia terus meronta, berusaha menyadarkan kakaknya yang dikendalikan kebencian itu. Namun tubuhnya melemah, ia benar-benar putus asa. Jika hal ini bisa membuat eonninya bahagia….

“Jin Ri…!!! Jin Ri! Buka pintunya!!!” Samar-samar Ri An mendengar suara pria di luar kamar mandi.

“Jin Ri! Cih, buka pintunya cepat!!!” Kyuhyun mengumpat ketika gagal membuka pintu kamar mandi. Ia tak habis pikir, ia yakin sesuatu terjadi pada kedua kakak beradik itu.

BRAAAKK! Kyuhyun berhasil mendobrak pintu dan menyingkirkan Jin Ri yang sedang berusaha membunuh adiknya itu.

“Jin Ri-ya! Apa yang kau lakukan hah?!” Kyuhyun mengguncang-guncang bahu Jin Ri yang tampak dikuasai oleh kebencian dan amarah. Kyuhyun melihat Ri An yang berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan tubuhnya yang lemah juga pucat. Gadis itu bersandar di Bath Tub dan terbatuk dengan nafas tersenggal. Pria itu meninggalkan Jin Ri yang terpojok dan segera mengangkat tubuh rapuh Ri An menuju kamar. Jin Ri menggigit bibirnya keras. Tubuhnya bergetar hebat sehingga merosot di lantai. Tatapannya kosong dan pikirannya terus memutar memori yang baru saja terjadi.

 

“Gwenchana?” Kyuhyun menyandarkan Ri An di ranjang. Gadis itu tak menjawab. Ia tampak kedinginan dan lemas. Kyuhyun segera menyelimuti tubuh Ri An.

“Katakan sesuatu, apa kau tidak apa-apa? Apa yang Jin Ri lakukan padamu?” Tanya Kyuhyun lagi tetapi hanya di balas gelengan dari Ri An.

Tangan Kyuhyun terulur dan jemarinya mengusap lembut pipi Ri An yang memerah bekas tamparan Jin Ri. Ujung ibu jarinya juga menyentuh darah segar yang mengalir dari sudut bibir Ri An yang bergetar. Ia melihat wajah gadis itu masih tampak trauma dan tatapannya yang kosong. Entah dorongan darimana, Kyuhyun merengkuh tubuh gadis itu dalam pelukannya yang hangat. Tak ada yang bisa dilakukannya untuk meredakan guncangan hebat dalam diri Ri An. Gadis itu hampir mati di tangan kakak tirinya sendiri.

 

***

Kyuhyun terbangun malam itu. Suara halilintar keras mengganggu tidurnya. Sepertinya akan turun hujan lebat seperti kemarin-kemarinnya. Ia mengerang untuk melihat jam di nakas yang menunjukkan pukul 1 malam. Kyuhyun melihat pintu teras kamarnya terbuka, ia segera beranjak dan menemukan seorang gadis yang duduk memeluk lutut di luar, tak peduli dengan dinginnya udara yang menusuk-nusuk kulitnya. Dialah Jin Ri, gadis itu hanya diam sejak kejadian kemarin. Kyuhyun sengaja memberinya waktu untuk sendiri.

“Aku mengganggu tidurmu, Kyu” Sapa Jin Ri tanpa menoleh. Kyuhyun berdiri di samping gadis itu dan melepas nafas berat.

“kembalilah ke kamarmu dan tidur”

“Aku menyukai pemandangan disini”

“Kau tidak ingin melihat pemandangan dini hari ‘kan? Aku tahu kau punya maksud lain kesini. Masuklah, sebentar lagi hujan deras” Kyuhyun bisa melihat awan tebal menggantung di langit Seoul malam itu.

“Aku hanya ingin hidup berdua denganmu. Apa itu salah?” Tanya Jin Ri.

“Tidak, aku tidak menyalahkan itu karena aku juga sama. Tapi kau tidak perlu jadi pembunuh karena ingin memilikiku”

“Gadis itu tak mau menandatangani surat perceraian. Dia ingin memilikimu, Kyu”

“Aku akan menceraikannya. Apa kau terlalu takut jika dia mengambilku darimu? Jin Ri-ya, apa yang ada di pikiranmu sebenarnya? Kau tidak mempercayaiku?”

“Bukan begitu Kyu, Aku hanya…”

“Kau terpenjara dengan ketakutanmu sendiri sampai aku tak mengenal Jin Ri-ku lagi”

“Kyu, kumohon jangan katakan itu padaku” Jin Ri berdiri dan memandang Kyuhyun dengan mata berkaca-kaca.

“Salahkah aku jika membencinya? Kenapa dia selalu mendapat apa yang dia inginkan? Hidup ini tak pernah adil untukku”

“Aku milikmu sekarang, kita masih menjalin hubungan ini. Apa kenyataan itu kurang bagimu? Dengar, aku akan menceraikannya, tapi tidak sekarang karena aku masih sibuk dengan urusan kantor. Aku malas jika harus mengurusi pekerjaan dan urusan pengadilan sekaligus. Jadi, bersabarlah”

“Baiklah jika itu maumu. Aku akan menunggunya” Ujar Jin Ri sambil melangkah mendekati Kyuhyun dan memeluk pria itu erat. Kyuhyun balas memeluk Jin Ri sambil memejamkan mata. Ada perasaan aneh menjalari hatinya. Perasaan yang tak seharusnya ia rasakan, perasaan bersalah seakan ia mengkhianati seseorang.

 

***

Halilintar malam itu semakin gencar menimbulkan suara yang mengerikan di tengah hujan lebat malam itu. Ri An memeluk lututnya dengan tubuh bergetar. Ia memang tidak menyukai suara halilintar yang mengerikan. Ia akan merasa sendiri dan ketakutan. Ini phobianya sejak dulu. Kyuhyun pun mengetahuinya. Ia tidak heran jika Ri An selalu meminta izin tidur di kamarnya jika hujan lebat dan badai. Tapi kali ini Ri An tak berani untuk pergi ke kamar Kyuhyun. Sejak kejadian dengan Jin Ri tempo hari, Ri An menjadi semakin tertutup dan rasa trauma masih menghantuinya. Tetapi ia tidak tahan dengan suara halilintar yang bisa-bisa membuatnya pingsan itu. Ia meraih tongkatnya dan bertekat untuk pergi ke kamar Kyuhyun.

Ri An memasuki kamar Kyuhyun pelan-pelan takut jika membangunkan pria itu. Ri An telah mengetuk pintu beberapa kali tetapi tak kunjung ada balasan. Ia berjalan ke arah ranjang dan meraba keadaan di sana menggunakan tangannya. Ia tersenyum ketika tangannya berhasil menyentuh helaian rambut halus Kyuhyun, ia juga bisa mendengar nafas teratur dari pria itu. Hatinya merasa nyaman. Tangannya menurun dan menyentuh pipi namja itu berikut juga tulang hidungnya yang tegas. Sungguh ukiran wajah yang sempurna. Tak mau mengganggu terlalu lama, Ri An beranjak merabai tempat di samping Kyuhyun. Alangkah terkejutnya saat ia menyentuh kulit lembut yang tak asing tetapi bukan Kyuhyun.

“Eo..Eonni?!” Ri An tercekat membayangkan apa yang ada di hadapannya sekarang. Ia mendengar Jin Ri mengerang pelan.

“Eonni, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Ri An sama sekali tak bisa menyembunyikan perasaan kagetnya dan pikiran-pikiran buruknya.

“Aku hanya tidur dengan Kyuhyun, apa itu salah?”

“Tidak, kalian tidak mungkin seperti itu!”

“Apa yang kau dapati sekarang kalau bukan seperti itu?”

Kyuhyun yang baru terbangun tampak mencoba mencerna apa yang terjadi, tapi yang ia lihat adalah ekspresi syok Ri An. Ia juga bisa melihat sebulir air mata menetes dari mata gadis itu.

“Lebih baik kau keluar sekarang!” Ujar Jin Ri.

“Tidak eonni, aku ingin tidur di sini. Aku takut sekali...”

“Memang aku peduli? Keluar!” Jin Ri beranjak dan menyeret adiknya keluar dari kamar Kyuhyun.

“Eonni, kumohon... Aku tidak akan mengganggu, aku hanya ketakutan”

“Tapi aku merasa terganggu bahkan dengan melihatmu saja!” BLAAM! Jin Ri menutup pintu kamar Kyuhyun keras tepat di depan Ri An.

“Eonni kumohon... Aku takut...” Rintih Ri An tetapi tak kunjung dipedulikan Jin Ri maupun Kyuhyun. Gadis itu merosot di depan pintu dan kembali terisak pelan untuk kesekian kalinya.

 

Bersambung....

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK