home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hello, Ice Princess!

Hello, Ice Princess!

Share:
Author : nisrinaalyaa
Published : 19 Jan 2014, Updated : 21 Jan 2014
Cast : Krystal Jung f(x), Kang Minhyuk (CN Blue)
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |5617 Views |1 Loves
Hello, Ice Princess!
CHAPTER 1 : Chapter 1

{A story made by Lyri (Nisrina Alya)}

 {Hello, Ice Princess! | Staring by f(x) Krystal Jung, CN Blue Kang Minhyuk | Genre: Romance, Fluff, School-life | Rating: T | Awesome poster by melurmutia @cafeposterart}

.

.

.

Bruk. Minhyuk yang sedang berlari tidak sengaja menabrak orang yang ada di depannya. Beruntung, orang yang ditabrak itu tidak terjatuh. Tapi tas dan cermin yang dipegang orang itu lepas dari jangkauannya. Minhyuk terkejut. Tidak, tapi mereka berdua terkejut.

Yeoja itu menatap Minhyuk dingin sebelum mengambil barangnya yang berserakan. Ia memasukkan barang yang keluar dari tasnya secara asal. Ia benar-benar kesal pada Minhyuk. Tapi kali ini ia tidak punya waktu untuk memarahinya.

“Kalau kita bertemu lagi, kau harus membayar semuanya!” kata yeoja itu sambil menatap Minhyuk tajam. Tak mau berlama-lama lagi, yeoja itu segera pergi dengan kesal.

Minhyuk seperti orang bodoh, ia hanya diam dan memperhatikan yeoja itu. Entahlah, mengingat kejadian beberapa detik yang lalu itu membuatnya selalu ingin tersenyum.

“Eh, apakah itu ponsel milik yeoja tadi?” gumam Minhyuk saat melihat sebuah ponsel tergeletak begitu saja di bawah. Dengan segera ia mengambilnya dan mencoba mengetahui pemiliknya.

Foto yeoja itu tiba-tiba muncul ketika ia menekan tombol di pinggir ponsel. Oh, berarti benar, ini milik yeoja tadi. Tapi, bagaimana cara untuk mengembalikannya? Ponsel ini diberi password. Apa Minhyuk harus menebak-nebak? Ya, dia bisa melakukannya.

Tap tap tap. Minhyuk mengetikkan sebuah kata pada layar ponsel. Tapi hasilnya salah. Ia berusaha mencobanya sekali lagi, tapi hasilnya sama–masih salah. Eum, apa di ponsel ini sama sekali tak ada petunjuknya?

“Krysjung,” gumamnya ketika melihat sebuah tulisan kecil pada foto yang ada di layar ponsel. Well, sepertinya ini boleh juga dicoba untuk memcahkan password itu.

Ia mengetikkan kata itu pada layar, setelah itu layarnya berubah. Ya, ia berhasil memecahkan password itu. Minhyuk menarik sebuah senyuman seolah berkata, ya, aku memang hebat.

.

.

“Pagi,” sapa eomma pada anak bungsunya yang sudah selesai merapikan diri. Yeoja itu tersenyum membalas sapaan eomma-nya.

“Ya, Krystal! Kenapa kau tidak menganggkat teleponku kemarin? Kau tahu, aku sangat khawatir,” kata seorang yeoja yang merupakan kakak dari Krystal.

Krystal melahap roti isinya, ia sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan kakaknya itu. Lagi pula, ia sama sekali tidak mendengar sebuah nada panggilan. Jadi, ia menganggap eonni-nya hanya bercanda.

“Krys-ah, ayo cepat,” kata appa pada Krystal yang baru saja menghabiskan roti isinya. Ia mengangguk lalu mengambil segelas air untuk diminum sebelum ia pergi ke kamar untuk mengambil tasnya.

Terjadi suara keributan kecil di lantai atas–tepatnya kamar Krystal. Ia mengambil barangnya secara buru-buru. Ditambah, ia tidak menemukan ponselnya ada di tas yang kemarin. Ia mencoba untuk mengeluarkan semua isinya. Tapi sama saja, ponsel itu tidak ada.

Ah, Krystal jadi ingat kejadian kemarin. Namja yang menabrakknya tanpa perkataan maaf itu. Ya, mungkin saja dia pencuri. Krystal tersenyum tipis, sepertinya ini akan seru. Ia akan mencari pencuri itu lalu menghabisinya.

“Krystal!” panggil appa yang sudah menunggu.

Ne, aku datang,” kata Krystal sambil berjalan menuju halaman depan.

Hari pertama sekolah–setelah melalui liburan panjang–ini harus berkesan baik. Krystal harus mendapatkan nilai sempurna lagi. Ia tidak boleh diremehkan lagi seperti lima tahun lalu–di mana Krystal tidak mempunyai teman dan selalu diremehkan.

“Krystal-ah, fighting!” kata appa menyemangatinya sebelum Krystal menutup pintu mobil. Krystal mengangguk dan tersenyum kepada appa-nya. Meskipun ia terkenal sebagai anak yang dingin, tapi ia tidak selalu bersikap dingin di depan keluarganya.

Ia mulai memasuki sekolahnya. Sudah banyak orang di sini, mereka sudah asyik berbincang satu sama lain dengan temannya. Mereka saling melepas rasa rindunya. Tapi, tidak dengan Krystal. Ia bukan tipe orang seperti itu.

BabyJung, tunggu kami!” kata seseorang di belakang Krystal. Suaranya memang sendiri, tapi langkah yang menghamipirnya seperti lebih dari satu. Ya, mereka pasti berdua–Sulli dan Niel.

Krystal menghentikan langkahnya–tanpa berbalik ke belakang. Setelah kedua sahabatnya itu sudah ada di sampinnya, ia segera melangkah lagi–tanpa memberikan mereka kesempatan bicara.

“Krys, aku capek,” kata Niel yang berjalan paling belakang.

“Bukan urusanku,” kata Krystal sambil terus berjalan.

Niel mendengus kesal. Sifat dinignnya itu benar-benar tidak pernah berubah. Bahkan, ia tetap dingin pada teman yang sudah dua tahun selama ada untuknya. Tapi mau bagaimana lagi, Niel tidak bisa membenci Krystal–ia sudah sangat tahu sifatnya.

“Krys, aku dengar kelas kita kedatangan murid baru,” kata Sulli setelah mereka sudah duduk di bangku masing-masing. Bangku Sulli ada di depan Krystal, jadi ia berbalik ke belakang untuk mengobrol.

“Aku harap dia tidak sepertimu,” kata Niel yang duduk di sebelah Krystal. Krystal yang mendengar itu langsung menatap tajam Niel yang asal bicara. “Eum, maksudku tidak pintar seperti kau,” lanjut Niel sambil tertawa kecil dan membuat v sign.

Krystal tersenyum tipis sambil menatap ke arah pintu. “Ya, aku harap dia hanyalah seorang pencuri.”

.

.

Seorang guru mulai masuk ke dalam kelas. Dari raut wajahnya, bisa ditebak kalau ia sedang bahagia. Raut wajah yang jarang diperlihatkan kecuali saat ia mengetahui fakta, Krystal dapat peringkat 1 dari seluruh angkatannya.

Krystal memperhatikan Kim Songsaenim aneh. Siapa yang bisa membuat Kim Songaenim bahagia selain dirinya? Sepertinya, mereka akan jadi saingan.

“Anak-anak, apa kalian pernah dengar gosip tentang siswa baru?” tanya Kim Songsaenim. Para murid berlomba menjawab pertanyaan. Mereka sepertinya tertarik dengan topik ini–topik yang baru saja dibicarakan Krystal dan temannya.

“Nah, Kang Minhyuk kau bisa masuk sekarang,” kata Kim Songsaenim memanggil murid baru itu.

Krystal memperhatikan pintu itu serius, ia ingin segera mengetahui siapa saingan barunya itu. Sementara, Sulli dan Niel bergidig seram melihat tatapan maut sahabat mereka.

“Pencuri?” gumam Krystal setelah mengetahui siapa murid baru ayng dimaksud. Yang benar saja? Orang itu yang akan menjadi saingannya? Oh, dia sama sekali tidak sebanding. Kenapa ia harus bertemu dengan namja itu lagi? Eh, bukankah ponselnya ada pada Minhyuk?

Para murid bertepuk tangan ketika Minhyuk selesai memperkenalkan dirinya. Well, lebih tepatnya saat Kim Songsaenim selesai mengungkapkan prestasi-prestasi murid barunya itu. Krystal sama sekali tidak berminat mendengar prestasi itu.

Setelah selesai, Minhyuk dipersilahkan duduk di bangku kosong–yang ada di belakang Krystal. Krystal segera membuang muka ketika matanya dan mata milik Minhyuk saling bertemu.

“Senang bertemu lagi denganmu, Jung Soojung,” kata Minhyuk pelan, tepat saat ia melewati bangku Krystal. Krystal membulatkan matanya tak percaya. Dari mana ia bisa tahu nama aslinya? Ah, apa ponselnya telah cukup membuat data pribadinya terbongkar?

Kring. Bel tanda istirahat seperti datang sangat terlambat menurut Krystal. Ia terlalu menunggu jam itu, ia ingin segera merebut ponselnya dan memberi pelajaran bagi Minhyuk. Krystal segera berdiri setelah anak kelas lain ribut pergi ke kantin, ia akan menegur Minhyuk.

“Ya, kau pencuri! Kembalikan ponselku!” kata Krystal sambil meletakan tangan kanannya di depan Minhyuk. Ia ingin Minhyuk segera meletakkan ponsel itu di tangannya. Tapi sial, Minhyuk sama sekali tidak meladeninya. Ia hanya diam sambil tersenyum tipis ke arah Krystal.

“Ya! Kenapa kau malah tersenyum seperti itu!” protes Krystal yang menyadari tingkah Minhyuk tidak sesuai dengan jalan cerita pada pikirannya. Lagi, namja itu tidak bergeming. Ia hanya tersenyum sambil memperhatikan Krystal.

“Ish.” Krystal menatap Minhyuk tajam lalu berniat untuk segera pergi dari sana. Rasanya percuma saja, lebih baik ia bergabung bersama dua sahabatnya.

“Jadi kau tidak mau ponsel mu kembali?” tanya Minhyuk ketika Krystal sudah di tengah jalan. Krystal terpaksa menghentikan langkahnya, tapi ia sama sekali tidak berminat untuk melihat wajah aneh yang hanya bsia tersenyum itu.

Minhyuk segera bangkit dan menghampiri Krystal yang masih tidak mau berbalik. Kini ia sudah ada di depan Krystal. Yeoja itu kini sedang menatapnya tajam–lagi. Minhyuk mendekatkan ponsel itu pada Krystal, tapi barus aja ia akan mengambilnya, Minhyuk kembali menjauhkan ponsel itu.

“Kalau kau berhasil mengalahkanku pada ulangan harian pertama, aku akan memberikan ponselmu,” kata Minhyuk sambil kembali memasukkan ponsel milik Krystal ke kantung jasnya.

“Kau berusaha menatangku? Tidak salah? Aku terima, tapi kau tidak boleh menangis saat kau kalah,” kata Krystal sambil tersenyum sinis.

“Kenapa aku tidak boleh menangis? Padahal aku akan semakin cute saat menangis,” kata Minhyuk dengan tampang polosnya. Ia tertawa kecil sehingga membuat matanya lebih tenggelam lagi.

Krystal mengembungkan pipinya sebal. Kenapa namja itu selalu bertindak di luar perkiraan Krystal? Semakin cute katanya? Krystal butuh beberapa menit untuk mencerna kalimat itu. Dia benar-benar namja yang aneh.

.

.

Waktu jam pulang sudah berbunyi selama lima menit yang lalu. Tapi Krystal, ia masih ada di depan kelasnya. Ia menunggu Minhyuk keluar dan memberikan ponselnya. Tadi ada ulangan harian, hasilnya pun sudah diumumkan. Krystal yakin ia yang menang, ia mendapat nilai 100 pada ulangan itu.

“Ya, Kang Minhyuk!” panggil Krystal saat melihat Minhyuk melewatinya begitu saja. Seolah ia lupa tentang perjanjian itu saat jam istirahat.

Minhyuk segera berbalik dan menghampiri Krystal yang sedang melipat tangannya. “Bahkan kau ingin kita pulang bersama?” tanya Minhyuk sambil tertawa kecil. Krystal menatap Minhyuk aneh. Well, namja itu memang aneh.

“Bukan itu! Tapi perjanjian yang tadi siang! Cepat kembalikan ponselku!” perintah Krystal tanpa melirik namja itu–ia sudah bosan melihat senyum anehnya.

“Oh, soal itu.. aku juga dapat 100,” kata Minhyuk sambil memperlihatkan kertas hasil ulangannnya. Krystal membulatkan matanya. Ia sungguh tidak percaya. Nama itu punya nilai yang sama dengannya?

“Tapi tetap saja kau harus mengembalikannya!” kata Krystal yang tak mau masalah itu semakin panjang.

Minhyuk memasukkan tangannya pada saku celananya. Ia benar-beanr mengambil ponsel berwarna putih milik Krystal. “Ini,” katanya sambil tersenyum polos. Setelah itu, ia segera pergi meninggalkan Krystal.

“Ya! Namja gila!” jerit Krystal saat mendapatkan wajah Minhyuk di layar ponselnya. Parahnya, namja itu berpose seperti gaya foro Krystal yang dulu ada di layar itu.

Teriakan Krystal itu cukup keras, Minhyuk–yang lumayan jauh dari Krystal–pun dapat mendengarnya. Ia tertawa puas setelah mendengar jeritannya ditambah bayangannya tentang reaksi Krystal.

.

.

Kali ini, Krystal berangkat lebih pagi. Ia ingin segera menegur namja itu–Kang Minhyuk. Namja itu benar-benar keterlaluan. Selain mengubah foto, ia juag mengubah password ponselnya.

Semoga saja makhluk aneh itu datang pagi-pagi.

“Hei, babyjung!” panggil Minhyuk. Krystal yang tidak terima dipanggil seperti itu langsung mendaratkan cermin yang ia pegang ke kepala Minhyuk. Sakit, ya, itu pasti.

“Ya! Apa aku salah memanggilmu begitu? Tapi aku lihat kau tidak marah saat dua temanmu itu memanggil seperti itu,” jelas Mihnyuk sambil mengelus kepalanya yang sakit.

“Karena mereka orang yang spesial,” kata Krystal cepat sebelum ia pergi meninggalkan Minhyuk–sampai-sampai ia lupa menanyakan password ponselnya.

“Apa aku bisa jadi orang spesial untukmu, puteri es?” tanya Minhyuk sambil mensejajarkan jalannya dengan Krystal. Krystal menatapnya tajam, berani-beraninya dia berkata seperti itu. Menjadi orang spesial? Ish, apa yang ada di pikirannya.

“Krys!” panggil Niel dan Sulli yang ada di belakangnya, rupanya mereka juga datang pagi. Minhyuk yang mneyadari kedatangan mereka langsung berpamitan pada Krystal. Padahal Krystal sama sekali tidak butuh ucapan selamat tinggal itu.

“Kau? Dan dia? Kang Minhyuk?” tanya Sulli memastikan. Ini adalah kejadian yang langka bagi mereka. Sahabatnya berbincang bersama orang yang baru dikenal? Ah, apa mereka baru saja jadi sepasang kekasih?

“Ah, aku tahu. Kalian sudah–“

“Apa yang kalian pikirkan! Aku hanya ingin tahu password ponselku ini apa. Namja aneh itu merubahnya,” jelas Krystal sambil memberikan ponselnya.

“Bahkan kau memasang fotonya?” tanya Sulli kaget. Krystal segera megambil ponselnya, ia benar-benar lupa kalau foto di layarnya adalah Minhyuk. Bisa gawat kalau mereka tahu, pasti mereka akan berpikir yang tidak-tidak.

“Ah! Aku tahu apa password-mu!” kata Sulli sambil merebut ponsel Krystal. Ia mengetikan sebuah kata dengan cepat, sampai-sampai Krystal dan Niel tidak dapat melihat apa password-nya. Yang mereka tahu, layar ponselnya sudah berubah. Ya, password-nya benar.

Krystal menaikkan alisnya sebelah. Ia heran, kenapa Sulli bisa tahu password-nya? Apa jangan-jangan ia bersekongkol dengan Minhyuk?

“Kenapa kau menatapku aneh? Aku hanya memasukkan password yang biasa digunakan remaja yeoja yang baru saja mempunyai kekasih,” kata Sulli polos, sementara Niel berdecak kagum–berarti Minhyuk adalah kekasih Krystal?

Sebuah cermin berhasil mendarat di kepala Sulli dan Niel. Bagaimana bisa mereka membuat hipotesis bahwa ia baru saja berpacaran bersama anak baru itu? Dan sayangnya, hipotesis itu jauh dari kata benar.

“Enak saja! Dia yang mengubanya! Bukan aku!” bantah Krystal sambil memberikan tatapan mautnya agar mereka berhenti berkata seperti itu. Tapi tidak seperti biasanya, mereka malah semakin berbuat.

“Woaa, bahkan kalian saling bertukar ponsel?”

“Sepertinya kalian sangat bahagia!”

“Aku jadi iri, Niel-ah. Aku juga ingin seperti itu.”

“Ya! Kalian bisakah diam! Semuanya tidak seperti yang kalian kira!” bantah Krystal lagi dengan volume suara yang lebih keras. Mereka berdua tidak terkejut dengan sikap Krystal, mereka malah tertawa puas.

“Wajahmu memerah, babyjung!” kata Niel sambil memegangi perutnya–ia tertawa lebih puas dari pada Sulli.

Krystal membuang tatapannya dan segera pergi meninggalkan mereka. Ia sudah tidak mau menjadi bahan tertawaan mereka lagi. Padahal biasanya, Niel yang menjadi bahan tertawaannya.

Baru saja akan melangkah ke dalam kelas, ia melihat Minhyuk sudah ada di dalam. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia pikir sebentar lagi Sulli dan Niel akan datang, tapi sudah lima menit, mereka belum juga datang. Minhyuk juga belum keluar dari kelas.

Dengan rasa penasaran, ia melihat kegiatan yang dilakukan Minhyuk di dalam. Ia sedang membaca buku sambil melipat tangannya. Tapi tiba-tiba, namja itu tersenyum. Ya, bahkan saat membaca bukupun ia tersenyum.

“Eum, dia tampan juga,” kata Krystal sambil sedikit tersenyum.

“Siapa yang kau bilang tampan?” tanya Sulli yang entah dari kapan ada di sampingnya.

Krystal menggigit bibir bawahnya. Ia telah tertangkap basah sedang memperhatikan Minhyuk dan bilang kalau namja itu tampan. Ish, tapi tidak seperti itu. Ia bukan benar-benar ingin mengintipnya. Tapi, kenapa ia jadi malu seperti ini?

Keadaan menjadi hening, tak ada satupun yang megeluarkan suara. Mereka hanya mendengar jawaban dari Krystal. Tapi tiba-tiba, namja yang dari tadi ada di kelas itu keluar juga dengan satu buku ditangannya.

Niel tersenyum evil pada Krystal, sepertinya ia punya suatu ide gila. “Minhyuk-ah! Krystal bilang kau tampan!” kata Niel sambil menunjuk Krystal yang sedang menatapnya tak percaya.

“Eum, aku sudah sering mendengarnya,” kata Minhyuk sambil tersenyum ke arah Krystal yang masih tidak percaya. Sering katanya? Bahkan Krystal baru bilang kali ini saja. Namja itu benar-benar membuat Krystal dalam masalah.

“Ya! Bukan itu! Bukan dia!” kata Krystal sambil mencoba mencari-cari alasan. Namja bernama Minhyuk itu dengan mudahnya berbohong dan ia tidak boleh kalah dalam mencari hal yang bukan fakta. Walau itu tidak baik.

“Lalu siapa? Aku?” tanya Niel sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Bukan juga! Eum, itu loh.. Sulli! Ya, Sulli tampan saat rambutnya pendek!” kata Krystal. Ia yakin, ia akan ditertawakan kali ini. Hari ini sepertinya akan jadi hari sial untuknya. Tapi semoga saja, kesialan ini tidak berlanjut.

Mereka semua tertawa mendengar perkataan Krystal. Jawabannya itu benar-benar aneh. Bukankah dia sedang melihat ke isi kelas tadi? Kenapa ia jadi bilang Sulli yang tampan?

“Sudahlah, jangan berbohong, babyjung. Aku pergi dulu, ya. Bye,” kata Minhyuk sambil menggerakan tangannya ke kanan dan kiri.

“Apa aku tidak salah dengar? Babyjung? Bahkan dia memanggilmu seperti itu!” kata Sulli histeris.

Krystal menghala nafas kasar. Ia menatap Niel dan Sulli kesal lalu pergi ke kelasnya. Hari ini, mereka lebih menyebalkan dari hari-hari kemarin. Untung saja, hanya Minhyuk dan mereka berdua yang mendengar perkataan Niel. Jika saja banyak orang, Krystal pasti sudah membunuh Niel saat itu juga.

.

.

“Baiklah, sekarang akan ada tes awal. Silahkan kumpulkan ponsel kalian di bangku guru,” perintah Guru Nam sambil memberikan selembaran soal. Tes di jam terakhir seperti ini? Pasti para murid sangat tidak mengharapkannya.

Krystal merogoh sakunya, tapi ia tidak menemukan ponselnya. Oh iya, bukankah sejak pagi tadi ponselnya ada pada Sulli?

“Sulli, berikan ponselku!”

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK