home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Difference

Difference

Share:
Author : alfykmn
Published : 16 Dec 2013, Updated : 19 Mar 2014
Cast : Baekhyun EXO, Chanyeol EXO, Chen EXO, and Luyoung (OC)
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |3563 Views |0 Loves
Difference
CHAPTER 1 : The Foolish Quiz

"Friendship" [The Foolish Quiz]

Author : alfykmn || Main Cast : Baekhyun EXO and Chanyeol EXO || Support Cast : Chen EXO and Luyoung (OC) || Genre : Friendship, Life, Brothership || Lengrt : Long Twoshot || Rate : G

Inspirasi               : Dari kartun Spongebob. Spongebob nemuin sesuatu soal apa itu sahabat terbaikmu dan ngisi bareng partrick. Yang akhir akhir ini nonton spongebob pasti tau lah... jadi....selamat baca ya!

***

Baekhyun

Kau dan Chanyeol itu tidak cocok!

Ya itu betul! Kau terlalu lemah untuk jadi sahabat chanyeol. Kau terlihat seperti menyusahkan Chanyeol dan menjadikan Chanyeol tameng!

Kau menjadi penghalang Chanyeol.

Persetanan dengan ucapan mereka. Toh buktinya aku dan Chanyeol masih menjadi sahabat karib, dimulai sejak aku pindah ke sebelah rumah Chanyeol saat masih TK.

Oh, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Byun Baekhyun. Sahabat karibnya Park Chanyeol. Apa kau menyadari sesuatu? Kurasa kau tidak menyadarinya karena aku menuliskan begitu menekan soal Chanyeol. Sudah ada kata ‘sahabat’ pakai ada kata ‘karib’ pula. Bukankah itu penekanan yang sudah jelas? Kekeke~

Aku harap kalian tidak menganggap aku dan Chanyeol berhubungan melebihan batas pertemanan seperti yang diucapkan teman-teman Chanyeol –oh tidak, aku hanya dekat sebagai sahabatnya bukan pacarnya. Aku masih normal.

“Hai Yeol!”sapaku saat melihat punggung khas Chanyeol yang lebar, cocok dengan tinggi badannya yang seperti jerapah. Tapi sepertinya Chanyeol tidak mendengar panggilanku jadi aku berlari menghampirinya lalu menepuk bahunya dan dia pun berbalik.

Wajahnya terlihat kusut. Ada apa dengannya? Mungkin dengan sedikit meminum sesuatu yang dingin bisa membuat dia terlihat lebih cerah.

“Ada apa?”

Dia menggeleng lalu tersenyum samar. Saking samarnya, aku hampir tidak tau apa dia benar-benar tersenyum atau tidak. Kurasa gelengannya bukan arti dari ekspresi wajahnya.

“Yeol....”

Tatapan Chanyeol seakan-akan mengisyaratkanku untuk tidak membicarakan lagi soal wajah kusutnya. Oh oke. Memang sejak kami mulai beranjak remaja, sudah mulai ada wilayah privasi yang menjadi tembok di antara kami tapi aku tidak mempermasalahkannya karena terkadang aku merahasiakan sesuatu yanng menurutku privasi dari Chanyeol hehe.

Kutepuk punggungnya sampai berbunyi tapi aku yakin sakitnya tak terasa. “Kalau begitu tersenyumlah!”

Perlahan dia tersenyum tipis.

“Nah begitu! Kurasa sebaiknya kita pergi ke kantin! Hari ini begitu panas dan sepertinya wajahmu kusut karna hal itu jadi biarkan aku mentraktir minuman dingin kali ini! Ayo!” Aku mengalungkan tangan kananku di lehernya lalu menariknya sekuat tenaga –karena anak ini berjalan tapi lambat sekali– ke kantin.

“Hey kalau kau jalan seperti siput bisa-bisa minuman dinginnya sudah habis diserbu mereka! Mereka sudah ada di kantin! Cepat cepat!”

***

Author POV

Setelah mereka berjalan ke kantin yang hanya berjarak 2 meter dari posisi mereka tadi dalam waktu 5 menit, Baekhyun duduk di kursi dekat pintu lalu menepuk kursi di sebelahnya –menyuruh Chanyeol duduk disana dan Chanyeol pun duduk disana.

“Hey aku lebih dulu membeli minuman dingin dulu atau memberitau sesuatu padamu?”

Chanyeol tersenyum simpul. Baekhyun selalu saja begitu, sulit untuk memutuskan sesuatu dan selalu meminta Chanyeol memutuskannya.

“Kupikir lebih baik kau membelinya dulu baru memberitau sesuatu padaku. Sambil membicarakannya, kita menikmati minuman kita. Pasti itu terasa sangat lengkap.”

Baekhyun mengerutkan keningnya sebentar sebelum ia menganggukkan kepalanya berkali-kali.

“Kau benar. Baik, tunggu disini ya. Minuman seperti biasa kan?”

“Ya seperti biasa.”

Setelah kepergian Baekhyun, Chanyeol sedikit memikirkan hal apa yang akan ditunjukkan oleh seorang Byun Baekhyun si penuh kejutan. Dia tidak terlihat menggenggam atau membawa sesuatu yang akan ditunjukkan padanya.

Benar-benar penuh kejutan.

Mendadak Chanyeol tersenyum simpul. Hanya karena tindakkan kecil dari seorang Byun Baekhyun, ia sedikit melupakan masalah yang tadi ia pikirkan.

Baekhyun itu lemah. Kenapa mengajaknya berteman?Kalau kau berkelahi pasti gengmu akan kalah karena ada Baekhyun yang bisa jadi tawanan. Apa kau mau?

Yang kalian bicarakan pasti soal Taeyeon, SNSD, Kpop, Musik, Agency, 2NE1, Dara, soal sekolah, atau soal pelajaran. Apa kau tidak bosan? Bukankah lebih enak bermain dengan kita?

Dia selalu berada di belakang punggungmu seperti tikus ketakutan. Apa kau tidak merasa terganggu?

Brak...

Lamunan Chanyeol soal hal yang membuat dirinya berpikir dan terkadang lupa daratan.

“Yeol...hosh....hosh....”

Chanyeol menoleh dan menatap prihatin ke arah Baekhyun yang terlihat mengatur nafasnya. Keningnya masih terus memproduksi keringat sebesar biji jagung yang berefek membaut dahinya mengkilap meskipun Baekhyun sudah mengelapnya berkali-kali.

Itulah Baekhyun, ia kurang suka dengan keringat yang muncul di dahinya padahal ia tipe orang yang mudah mengeluarkan keringat karena hyperactive.

Selain tatapan prihatin yang ditunjukkan, Chanyeol sedikit mati-matian menahan tawanya. Baekhyun benar-benar begitu lucu saat berkeringat sambil mengatur nafasnya.

“Untung kita membelinya sekarang kalau tidak minuman ini akan habis. Ini minuman terakhir.”

Chanyeol tertawa kecil sebelum menepuk bangku di sebelah kirinya, menyuruh Baekhyun duduk dan meletakkan 2 kaleng minuman mereka di atas meja.

“Jadi....Apa yang ingin kau beritaukan padaku?” tanya Chanyeol setelah membuka minuman kalengnya dan ia sedikit terpaksa harus menunggu Baekhyun yang masih kesulitan membuka tutup kaleng itu. Baekhyun tidak pernah mau dibantu kecuali kalau ia benar-benar sudah menyerah dan Chanyeol hanya menunggu sampai Baekhyun menyerah.

Dan akhirnya Baekhyun bisa membukanya dengan jari-jari tangan kanannya yang memerah karena tertekan. Ia memasukkan sedotan ke dalam lubang softdrink-nya, menyelipkan sedotan di belahan bibir mungilnya, lalu menyedot isi soft drink-nya.

“Hmmm....”gumam Baekhyun tak jelas. Ia buru-buru mengambil sebuah kertas yang digulung sampai kecil dari kantong kemeja putihnya saat melihat ekspresi kebingungan dari Chanyeol.

Baekhyun melepaskan sedotan itu dari katupan bibirnya. Ia membuka gulungan kertas itu sampai kertasnya berukuran sedang dan menunjukkannya ke arah Chanyeol.

“Ini.....Test konyol yang dulu kita lakukan saat TK. Test soal apa dia sahabatmu itu....Aku menemukannya di gudang saat hari bersih-bersih. Dulu kita mau mengisi test ini tapi karena kesulitan membaca jadi kita berjanji akan membacanya suatu saat nanti. Aku tau ini konyol tapi kurasa ini patut dicoba untuk mengisi kekosongan.”

Chanyeol mengangguk untuk kelima kalinya karena selama Baekhyun bicara dia sudah mengangguk tanpa perlu atau tanpa minat mengetahui alasannya tapi memang dasarnya Baekhyun begitu jadi mau diapakan lagi.

“Jadi....Apa kau membawa alat tulis untuk mengisinya?”tanya Chanyeol setelah menghabiskan setengah isi kaleng minumannya.

Baekhyun yang tengah meluruskan kertas kusut itu di atas meja malah tertawa seperti orang gila. Saking gilanya, Chanyeol yang biasanya berperan jadi orang gila malah bingung sendiri.

“Kau lucu sekali,”ujar Baekhyum geli sambil memegangi perutnya yang sepertinya kram. Padahal ia baru tertawa hitungan detik.

“Aku memang membawa alat tulis jadi tidak usah khawatir,” Baekhyun menurunkan kaos kaki yang menyelimuti kakinya dan terlihat jelas pensil dan pulpen terselip disana lalu ia kembali menarik kaos kakinya ke atas saat merasa Chanyeol sudah melihatnya.

“Tapi sayangnya kuis ini tidak memerlukan alat tulis. Hanya tanya jawab.”

“Oh oke....LALU KENAPA TIDAK BILANG DARITADI?!” seru Chanyeol dengan nada penuh emosi dibuat-buat, karena ia tak akan pernah tega memarahi Baekhyun tapi....sungguh....Chanyeol benar-benar merasa seperti idiot karena tidak tau hal itu.

Baekhyun tertawa girang mendengar suara bass serak chanyeol yang makin-makin saat berteriak –tidak seperti orang umum atau anak buah di gengnya yang gemetar mendengar suara Chanyeol. Mungkin karena dia girang berhasil membuat Chanyeol kesal.

“Baik-baik, mari kita mengerjakannya. Hm....Jadi yang menjawab duluan siapa?”

“Kau saja. Aku tidak mengerti jalan kuisnya.”

“Oh oke. Pertanyaan pertama untuk diriku,” Demi Luhan yang lebih manly dari Sehun, Chanyeol hampir mau terjungkal karena mendengar 4 kata terakhir yang diucapkan Baekhyun. Yah...anak kecil berumur 5 tahun pun pasti tau itu terdengar seperti orang idiot _-

“Apa yang sahabatmu sukai? Wah! Gampang sekali! Dia suka menggoda wanita, masih suka minum –tapi tak sesering dulu, suka ngerapp, dan bermain gitar! Apa aku benar?”

Chanyeol mengangguk lalu Baekhyun bersorak layaknya orang memenangkan lotre. Melihatnya membuat Chanyeol berusaha keras untuk menahan membentuk sebuah lengkungan ke atas.

“Jadi pertanyaan pertama berhasil ya. Waktunya pertanyaan kedua untuk diriku.”

Please Baekhyun=_=”  “Wae?”

Chanyeol menadahkan tangannya di depan Baekhyun. “Biar aku saja yang menyebutkan soal untukmu dan begitupula sebaliknya.”

“Baiklah, baca yang benar.”

Chanyeol menyeringai. Terakhir kali mereka bermain tanya-jawab ia mengganti soal normal dengan soal aneh.

Misalnya seperti ‘berapa tinggi badan kim gura?’ dan menggantinya menjadi ‘berapa tinggi Taeyeon SNSD?’ yang bagi Baekhyun yang Sone itu terdengar seperti hinaan lalu mereka akan langsung adu mulut. ‘Bak buk bak buk’ lalu mereka pulang bersama sambil saling ‘bakbukbakbuk’ lagi. Apa kau mengerti maksudku? Hehehe.....

Baekhyun buru-buru memelototi Chanyeol, berusaha berekspresi seseram Sadako –si hantu terkenal dari sumur dari Jepang–  padahal ekspresinya seperti anak kecil bermata sipit yang benci mata sipitnya jadi dia melotot agar matanya besar meskipun hal begitu tidak berdampak apa-apa.

“Baik-baik. Aku akan serius,” ujar Chanyeol menyerah. Tatapan Baekhyun sama sekali tidak menyeramkan tapi membuat perutmu digelitik. Baekhyun tau itu makanya dia sering menunjukkan tatapan melotot agar Chanyeol tunduk padanya.

“Ehem...Jadi pertanyaan kedua untuk Baekhyun....Apa warna favorit sahabatmu?”

“Hitam! Ya hitam!”

“Wah benar sekali. Baik, apa yang tidak disukai sahabatmu?”

“Seingatku beberapa jenis seafood.”

Chanyeol tersenyum. “Pertanyaan keempat. Siapa idola yang sangat sahabatmu sukai?”

“2NE1, terutama Dara dan Scarlett Johannson.”

Chanyeol meremas kedua telapak tangannya. “Pertanyaan terakhir. Apa makanan kesukaannya?”

“Hm.... Galbi dan Tonkatsu.”

Chanyeol mengangguk yakin lalu menyodorkan kertas itu ke tangan Baekhyun sambil menguap. “Kertas itu tidak berguna untukku. Aku menanyakan pertanyaan yang tidak ada disana. Terserahmu mau bertanya asal atau tidak.”

Baekhyun mengangkat kedua bahunya lalu berdehem pelan. “Pertanyaan pertama untuk seorang Park Chanyeol. Hm....Apa yang sangat sahabatnya sukai?”

“SNSD, Taeyeon, Taeyeon, Taeyeon, SNSD, eyeliner, eyeliner, Aku, aku, dan Park Chanyeol.”

Ya ampun, jawaban berulang-ulang-_- dan siapa juga yang suka dengan dia? Cih-_-

“Apa hobi sahabatmu?”

“Bermain piano, menyanyi, mendengarkan musik, menjilat bibirnya, berteriak, memukulku.”

Aku tidak sejahat itu-_- Lalu suka menonton film dan hapkido kemana?

Chanyeol nyengir kaku saat melihat aura Baekhyun yang mendadak terlihat suram dengan warna hitam di sekelilingnya seperti ilustrasi di manga-manga Jepang.

“Warna apa yang disukai sahabatmu?”

“Um..,” Chanyeol menggaruk tengkuknya. “Kurasa hitam saja. Aku sendiri bingung karna ia terlihat senang-senang saja memakai semua warna.”

Ekspresi down Baekhyun mendadak berubah menjadi ekspresi yang sulit ditebak.

Baekhyun POV

“Um..,” Chanyeol menggaruk tengkuknya. “Kurasa hitam saja. Aku sendiri bingung karna ia terlihat senang-senang saja memakai semua warna.”

Hah? Apanya yang suka? Apa anak satu ini tidak tau ekspresi orang senang yang benar-benar atau senang yang hanya sekilas?

Aku mengatup bibirku rapat-rapat. Bukannya sepasang sahabat harusnya tau satu sama lain?

“Baek? Halo?” Aku mengerjapkan mataku berkali-kali kemudian nyengir kaku saat melihat ekspresi heran seorang Park Chanyeol.

“Kita bisa melanjutkannya kan?” “Ya.”

“Apa angka favorite sahabatmu?”

“48. Tentu saja.”

Baik poin 6 untukmu sekarang jadi 6 setengah.

“Pertanyaan terakhir. Kenapa kau memilih sahabatmu itu sebagai sahabatmu?”

Aku sedikit yakin kalau Chanyeol akan berkata ‘Yo dawg’ atau ‘Baek, go home. You’re drunk.’ sebelum tertawa tapi semuanya meleset. Chanyeol tetap bergeming di tempatnya tanpa membuat pergerakkan sekecilpun –kecuali bernafas tentunya.

“Karena.....”

Kring....

Aku berdiri dengan antusias, terlihat jelas sekali menghindari perasaan campur aduku karena Chanyeol.

“Wah sudah bel! Ayo masuk!”

Chanyeol

“Wah sudah bel! Ayo masuk!”

Aku merasakan dahiku berdenyut pelan. Ayo masuk? Katanya ayo masuk? Hah? Biasanya Baekhyun bilang ‘ayo kabur!’ lalu tertawa dan ia benar-benar kabur ke taman belakang selama 10 menit lalu kembali ke kelas dengan alasan ia pergi ke toilet jika ditanyai guru. Tapi sekarang?

“Oh....oke....”

Aku tidak tau lah. Mungkin otak anak itu sudah terletak di tempatnya.

 

-TBC-

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK