home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > ONTH With Handcuffs (Chapter 1)

ONTH With Handcuffs (Chapter 1)

Share:
Author : itsmehano
Published : 14 Nov 2013, Updated : 14 Nov 2013
Cast : park chanyeol , kim jong in , oc's
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |777 Views |0 Loves
ONTH With Handcuffs (Chapter 1)
CHAPTER 1 : Chapter 1

Author pov

 

“Ssst! Ya! Hyunji-aaaah!! Pssst”

Suara desahan memenuhi gendang telinga seorang gadis, namun dia nampak tidak perduli dan membolak balikan buku kegiatan-kegiatan disekolahnya matanya tercetak begitu teliti seolah-olah tulisan berwarna hitam itu adalah sebuah sesuatu yang disukainya dan juga nampaknya gadis ini seperti tidak mendengar apa-apa. Getukan kaca menggunakan jari di iringi suara gesekan kenop pintu terkunci yang berusaha dibuka di abaikanya seperti tidak ada siapapun disana (sumber suara)

Kesekian detik bunyi itu menghilang. gadis ber-marga Kim ini begitu lega, dalam pikirannya orang gila yang berusaha meyuruh dirinya untuk pulang itu telah menghilang karena lelah mengusiknya sedari tadi, dia menghembuskan nafas kecil lalu membuangnya melalui bibirnya, jus apel yang sedari tadi bertengger dihadapannya kini diraihnya lalu menyeruputnya sekali sedot tetapi menyisakan isinya tinggal setengah, ruangan ber AC – tenang – tertutup – dan – terang karena cahaya. Sekarang dan tersisa beberapa hari kedepan lagi adalah habitatnya selepas pulang sekolah,[ Ruang pengurus ] stiker ber ukuran sedang tertempel diatas pintu ruangan itu, benar.

Kim Hyunji adalah anak dari kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah, dia adalah sekertarisnya jadi wajar saja apabila hyunji tidak langsung pulang kerumahnya melainkan masuk keruang pengurus, mengecek seluruh kegiatan, murid murid yang melanggar aturan , mendata ulang apasaja aktivitas yang berjalan hingga ia bosan dan lelah, sebenarnya tidak ada yang menyuruh gadis berparas imut ini untuk mengerjakan tugas tersebut , tetapi bermunculan dari inisiatif maka hyunji memutuskan untuk mengerjakannya, lagi untuk apa ia pulang jika tidak ada penghuni didalam rumahnya? Ibunya baru akan pulang malam bahkan sesekali tidak pulang karena sibuk, dan bagaimana dengan ayahnya, Ayah hyunji adalah seorang dokter hewan di Australia, jadi sang ayah jarang pulang untuk urusannya juga, bagaimana dengan kakak dan adik hyunji? Mereka juga sama seperti hyunji – orang yang suka mencari kesibukan bagi dirinya meskipun tidak ada dampak untuknya tetapi banyak dampak baik bagi orang lain seperti halnya Hyunji.

“AAA!! Hyunji-ah!!!! “ Suara itu terdengar lagi, membuat hyunji yang tengah menikmati suasana santainya terlonjak kaget, posisi jus apel yang berada dibalik tumpuan kertas dan buku itu terkena sial, karena gelas jus apel itu adalah plastik jadi begitu mudah tergangu keseimbangannya apabila terpukul benda ringan, terlebih lagi dibagian sedotannya, bagian itulah menjadi titik kelemahan bagi setiap gelas plastik yang tertutup dan sekarang itu terjadi pada Hyunji, setengah isi yang tersisa malah mengenai roknya padahal hyunji yang notabane nya gemar minum itu masih merasa haus, tenggorokannya sudah terasa kering lagi.

Sial” gumam hyunji akibat gelas itu tergeser karena terpukul kertas yang digenggamnya dan menumpahi rok abu-abu selututnya.

“Masuk Park Chanyeol!” panggil hyunji kesal, bagaimana tidak? Siapapun yang melihat hyunji sekarang akan berfikir bahwasanya dia sudah mengompol ! Memalukan!

“Aish! Bagaimana aku bisa masuk? Dari tadi kan pintunya terkunci!?” Hyunji berdecak. Lelaki ini terlalu keras kepala sekeras apapun hyunji menjauhkan namja menyebalkan itu dari hidupnya pasti hasilnya adalah, sia-sia. Ia beranjak dan tergerak untuk memutarkan kunci dari tempatnya, setelah itu pintu tebuka hanya menampakan wajah masam hyunji yang telah dipersiapkannya untuk menyambut chanyeol.

“Apa ?” pekik hyunji pada chanyeol, sedangkan namja didepannya hanya tersenyum idiot serta merapihkan beberapa bagian bajunya yang terlihat berantakan.

“Ayo pulang ?” tawar chanyeol, senyumnya makin mengembang dan menenggelamkan mata bulatnya,tangannya membentuk V sign.

Hyunji menarik nafasnya dan menutupi rok abu-abunya menggunakan beberapa lembar kertas yang dipegangnya, meskipun ia tahu seluruh anggota badannya kecuali kepala dan beberapa jarinya tertutup pintu namun apa salahnya menggunakan siaga 1 ? berjaga-jaga siapa tahu lelaki gila dihadapannya masuk tanpa izin.

“Duluan saja” jawabnya tanpa menunggu reaksi lain dari chanyeol perlahan hyunji menutup pintunya, tetapi  tidak semudah itu, bukan Park Chanyeol namanya jika ia tidak bisa mengatasi sikap cuek seorang Hyunji. Kaki panjang chanyeol dimajukan agar dapat menahan pintu supaya tidak tertutup, menyadari kelakuan chanyeol lagi hyunji tetap memaksa pintu itu tertutup dan kaki chanyeol pun semakin masuk, intinya semakin sering  dorongan yang diberikan oleh hyunji pada chanyeol semudah itu pula kakinya menyelip-nyelip agar dapat menahan pintu.

“Chanyeol-ssi!”  hyunji semakin keras mendorong pintu, ia tidak perduli jika chanyeol mengiris kesakitan diluar sana.

“Ya! Menyingkir! Atau aku banting pintu ini semakin keras!” karena mulai kesakitan chanyeol menahan pintu dibantu dengan tangannya dan pintu itu berhasil terbuka seiring hentakkan keras yang diberikan tangan kekar nya, hyunji terlempar kebelakang pintu dan terpojok karena pintu itu menjepitnya saat ini.

“Hyunji? Ya? Hyunji-ya?” tangan chanyeol masih menggengam kenop pintu, mengalihkan pandangannya terhadap satu ruangan, dan tidak menemukan hyunji, masa iya gadis itu hilang dalam sekejap? Dia kan tidak memiliki element teleporter.

“Dibelakang pintu” serunya sambil sekali menepuk pintu, chanyeol langsung menarik kenop pintu untuk tertutup kembali dan melihat hyunji yang kusut dan merapihkan pakaiannya yang tidak terbentuk jelas. Chanyeol menatapnya dari atas hingga bawah dan terlihat jelas rok hyunji basah tepat dibagian tengah, chanyeol berusaha menahan tawanya.

“Ayo pulang” ulangnya lagi.

“Masih banyak kerjaan, sudah kubilang kan duluan saja” hyunji mencoba sabar dan ia menggerakan tanganya untuk merapihkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

“Besok kan bisa hyunji-ah? Kenapa selalu memaksakan kehendak? jaga kesehatanmu jangan terlalu banyak bekerja, lagi pula kita kan sudah lulus jadi untuk apa memikirkan OSIS lagi, ayo pulang?” chanyeol, lelaki itu memang bisa berubah-ubah wujudnya entah itu menjadi lemah lembut, perhatian, keras kepala, moodboster, idiot ataupun sosok manusia yang tidak diharapkan kehadirannya.

“Apa bila kesepian aku bisa saja menemanimu hingga rumahmu ramai” lanjutnya,

“Kalau mau pulang duluan saja kenapa sih! Aku tidak pernah memaksakan kehendak chanyeol! Kau saja yang cerewet, sudah pulang sana aku belum mau pulang!”

“Sekarang sudah mulai senja, mau sampai kapan berada disini? Aku tidak akan pernah membiarkanmu berjalan di trotoar sepi malam hari!” perjelas chanyeol padanya, tetapi tetap saja jantung hyunji berdetak dengan tenang dan normal, dan dia hanya menganggap chanyeol seorang pengusik , tidak punya kerjaan , orang gila yang datang tiba-tiba kedalam hidupannya dan juga sosok alien yang selalu berusaha ada untuknya, chanyeol tidak perduli pada pendapat tidak mau dari hyunji, ia akan terus memaksa hyunji mengatakan : baiklah atau ya aku mau, dan sejenisnya. Cara keras dan usaha yang berat yang chanyeol selalu lakukan agar hyunji tetap dalam jangkauannya, pengelihatannya dan juga ruang lingkupnya.

“Baiklah aku akan memulangkanmu dengan caraku” ucapnya menarik tubuh gadis itu dan berusaha memeluk lalu menggendongnya dipunggung chanyeol tetapi hyunji yang mengerti langsung tersadar,

“Ya ya ya. Baiklah aku akan pulang chanyeol!” hyunji menaruh selembar kertas yang digenggamnya , mengangkat bekas tumpahannya lalu mengambil tas , menyalakan lampu dan pergi keluar meninggalkan chanyeol yang masih tak bergeming, chanyeol menatap hyunji yang mulai menjauh,

“Hey mau pulang dengan rok basah ya? Wah wah” tanpa banyak tindak ia mengunci ruang osis dan berlari mengejar hyunji yang tiba-tiba menghentikkan langkahnya dan menatap roknya, chanyeol melepas jas biru tua seragam sekolahnya dan memberikannya pada hyunji untuk menutupi roknya, terpampanglah sekarang chanyeol hanya menggunakan baju sekolah lengan pendek yang berwarna putih dengan bagian bawah yang sengaja dikeluarkan olehnya dan tas ransel yang dikaitkan hanya sebelah tali dipundaknya, hyunji melihat tangan chanyeol mengulurkan jaketnya, ia mengambilnya tanpa mengamati chanyeol, dia yakin apabila melihat chanyeol seringai nakalnya mencuat begitu saja.

“Tunggu aku Kim-Park” melihat hyunji berlari menjauh, panggilan aneh chanyeol padanya adalah seperti itu, menyatukan marganya dengan marga hyunji, Menjijikan sekali bocah itu! Batin hyunji.

 

                                ***


Mata Hyunji sama sekali tidak bisa tertutup padahal dirinya begitu mengantuk, bahkan sedari tadi sudah menguap, alunan musik dari mobil chanyeol begitu berdegung keras, Hyunji sesekali menatap chanyeol memberi suatu pertanda agar chanyeol mematikan musiknya, tapi karena tingkat over-pd yang digenggam chanyeol selalu berkuasa maka lelaki itu hanya akan berbicara

“ Jangan menatapku seperti itu, aku bisa mimisan” jelasnya, mulai dari sekarang tidak ada hari apabila ia tidak menggoda hyunji.

“Berlebihan! Bukan itu maksudnya” hyunji menutup matanya, sedangkan chanyeol lanjut bernyanyi lagu dari Jazzyfact – Always Awake yang merupakan lagu kesukaannya. Tetapi pada saat yang bersamaan karena sudah tidak tahan, tangan hyunji bergerak tanpa perintah.

 

“ Ya! Kenapa dimatikan?” protes chanyeol ketika ia bersenandung mengikuti alunan musik didalam mobilnya karena dengan seketika hyunji menekan tombol stop pada playlistnya.

“Berisik , aku mau tidur” hyunji menutup matanya lagi dan menyenderkannya pada jendela sambil menggengam jas chanyeol yang berada diatas pahanya,

“Tetapi kurasa pundakku lebih nyaman dan memabukkan dibandingkan jendela itu” chanyeol melirik hyunji tetapi matanya masih bisa menfokuskan pandangannya. Hyunji hanya melirik malas tanpa alasan dan juga ia memutarkan bola matanya namun lanjut tertidur, chanyeol hanya menggelengkan kepalanya senang dan juga terkekeh.

 

                                ***

 

“Jangan mandi ya? Irit air , Jangan makan irit bahan masakannya, sekarang harganya sudah naik hyunji-ah, dan juga tidur matikan seluruh lampu ya, bayar listrik mahal sekarang” goda chanyeol saat hyunji bangun dari tidurnya dan keluar dari mobil chanyeol, karena nyawanya belum terkumpul dia hanya mendelik sinis menatapi chanyeol,

“Jas sekolahku untukmu saja hyunji, kenang-kenangan ya?” hyunji mengendus, ia hampir saja membawa salah satu pakaian chanyeol kedalam rumahnya, entah kenapa baru kali ini jantungnya berdenyut keras, kenang-kenangan? Apa maksudnya dia akan pergi ya? Hyunji menggelengkan kepalanya, chanyeol yang menatap itu hanya terkekeh lagi.

“Cha, aku punya banyak jas  jadi tidak memerlukan ini. Jeongmal gomawo~” perkataan terakhir- berterimakasih dari hyunji sedikit terdengar tidak mengenakan, namun chanyeol tidak mengambil hati dia selalu suka semua reaksi hyunji padanya. Marah sekalipun.

“Besok aku tidak masuk, selamat menikmati”  ujar hyunji lalu berjalan kearah rumah, raut wajahnya terlihat serius pada saat itu. Padahal ia notabanenya hanya main-main agar chanyeol berhenti menggangu hari-harinya, akhir-akhir ini chanyeol datang membawa satujuta warna sekaligus kesialan baginya tetapi dapat juga dikatakan sebelumnya hidupnya hanya berwarna abu-abu,

“Terimakasih tumpangannya supir”  dan setelah itu hyunji benar-benar pergi dari hadapan chanyeol, lelaki itu sedaritadi tidak bergeming sama sekali memikirkan suatu ide yang cukup menarik, dan ia rasa sekarang adalah waktunya.

 

“Kim Hyunji, dengar baik-baik ya” hyunji memperlambat arah jalanannya, suara chanyeol mengutuk anggota badannya untuk berdiri tegap dan mendengarkan lanjutan kalimat tersebut.

“Jika besok aku menemukanmu disekolah, jika kau berbohong padaku, kau harus menerima hukumannya yaitu menuruti satu permintaan besarku, maaf ya aku tidak menerima penolakan!” setelah itu mobil hitam yang mengkilat melaju menjauh dari halaman rumahnya, hyunji berbalik dan meratapi mobil yang menjauh itu dengan mata membulat, bagaimana ia tahu jika hyunji sedang berbohong? Gadis itupun mengingat bahwa ia tadi memasang wajah serius agar chanyeol percaya dan yakin bahwa ia tidak masuk, lalu kenapa sekarang malah diancam?
“YA!!” teriaknya pada angin, chanyeol yang mendengar gema suara hyunji hanya tertawa puas.

“Aish! Siapa dia sih sebenarnya?”

Babo-ya perlakuan gila apa yang akan aku terima besok jika ketauan? Matilah” gadis itu mengutuk dirinya sendiri, selama diperjalanan dia hanya terbengong memikirkan apasaja yang akan chanyeol pinta pada dirinya.

 

                ***

 

Chanyeol nampaknya belum datang kali ini, ya jelas saja jam masih menunjukkan pukul 05:16 pagi, siapa yang akan kesekolah pada detik ini? Siapalagi jika bukan seorang yeoja yang berusaha menghindari seorang lelaki yang begitu tergila-gila akan dirinya dan tengah mengancamnya? Kim Hyunji, name tag itu sekarang tertutup hoodie besar berwarna hitam dengan tutupan kepala dihias dengan telinga kucing-kucingan Hyunji bilang kepada kakak dan adiknya jangan membuat suara atau tanda-tanda kehidupan hari ini, tetapi bodohnya hyunji lupa bahwa mereka berdua tidak akan diam begitu saja dirumah, akan pergi mencari kesibukan masing-masing, hyunji-pun tidak memberitahu kepada jung dan kang ahjumma agar memberitahu bahwa hyunji sedang pergi, Hyunji berjalan mengendap-endap atasan hoodie itu ditariknya agar bisa menutupi lekuk wajahnya, hyunji berjalan memakai masker putih.

 

Sesampainya disekolah pada pukul 05:32 dengan cara susah payah memanjat pagar sekolahnya hyunji langsung melesatkan dirinya memasuki ruang osis, menguncinya dan menutup seluruh tirai jendela dan menandakan bahwa tidak ada siapa-siapa didalam ruangan itu, gadis itu menduduki sofa yang berada diruang OSIS, ia melepaskan hoodienya dan melanjutkan tidurnya yang tertunda.

“Yatuhan, nyaman sekali” gumamnya sambil menarik hoodienya sebagai selimutnya dan ia menggeliat.

Hiruk pikuk keramaian sekolah memenuhi pengelihatan dan pendengaran seorang namja tampan yang sedang berjalan mengintari sekolah,ia mengerutkan alisnya matanya difungsikan setajam-tajam mungkin agar dapat menemukan sosok yang dicarinya.

“Apa benar ya gadis cuek itu tidak masuk” ia memegangi tengkuknya.

“Lalu, jika benar-benar tidak masuk, kapan lagi aku bisa menggunakan waktu yang tepat? Besok liburan kelulusan telah dimulai? Ini cara terakhir agar ia bisa sangat dekat dalam jangkauanku, Arrgh! Ottokhae park chanyeol!” alur bicaranya mulai terdengar frustasi.

“Bibi kang dan jung juga bilang bahwa ia pergi, tetapi perginya bukan pindah rumah kan?” chanyeol mulai mengigit jarinya, ia mengeluarkan ponselnya dan mengecek inboxnya yang masih kosong tidak ada jawaban maupun kabar dari Hyunji.

Chanyeol berdiri seperti patung dengan tangan yang terangkat dan wajah yang tertempel dididepan kaca kelas hyunji. Pengelihatanya melihat beberapa anak yang menghabiskan sisa-sisa waktunya sebelum liburan kelulusan adalah bercanda dengan teman-teman mereka disekolah, chanyeol menulusuri beberapa siswa yang berada didalamnya, takut-takut hyunji menyamar. Tak sengaja matanya menemukan teman sebangku hyunji, Minra. Ia langsung menghampiri minra yang baru keluar dari kelas untuk menuju kantin.

“Eh, a. Anu, Annyeonghaseo minra-ssi? Apa melihat hyunji? Dia memberitahumu kalau ingin pergi tidak?” minra yang sedang bergabung dengan teman-temannya yang lain sontak mengalihkan pandangannya pada chanyeol yang menatapnya cemas.

“igo oppa-ya, ternyata belum menyerah kkk, anio ia belum kelihatan. Biasanya jam segini sudah datang, dan juga kalau ingin pergi kemana-mana dia juga memberikan kabar, tidak mungkin langsung pergi begitu saja, ketempat terdekat sekalipun”

Berarti ia berbohong? Pekik chanyeol dalam hatinya.

Minra kelihatan berfikir dan chanyeol memperhatikannya, dalam hati chanyeol berkata minra akan memberikan suatu petunjuk. Sehingga ia memutuskan untuk menunggu.

“mungkin dia masuk, ah oppa? Sudah mencarinya diatap sekolah? Ia gemar bersembunyi diatas sana, atau yang kedua diruang osis khususnya sekertaris? Biasanya ia sering menghabiskan waktunya disitu? Bukankah begitu?” chanyeol mengaga, kenapa tidak terfikirkan padanya dari tadi? Chanyeol yang memegang pundak minra itupun menepuk dahinya dan menunduk lalu kesekian detik mengalihkannya pada minra lagi.

“aku benar-benar lupa! Baiklah terimakasih minra-ssi! Kau genius, kalau begitu aku duluan ya?”Minra mengangguk mantap dan tersenyum melihat chanyeol yang berlari menjauh.

 Chanyeol berlari kearah atap sekolah, tangga yang begitu banyak dan juga mengeluarkan bunyi bising tidak dipikirkannya, chanyeol sudah tersenyum lebar sambil memikirkan kata-kata yang cocok untuk mendekat gadis yang sangat ia cintai itu agar mau mengaku bahwa dirinya sedang berbohong, sesampainya diatap chanyeol tidak melihat situasi dan membaca keadaan, bibirnya hampir saja mengganggu dua sosok manusia yang berada ditengah-tengah atap.

“Hyu..” matanya membulat, untung chanyeol tidak begitu keras memanggil nama hyunji tadi, karena sisi ke-warasannya sedang bekerja, dia membelokkan badannya menjadi turun tangga dengan secepat mungkin

“Astaga, kapan ya aku bisa melakukan hal yang tadi bersama hyunji? Sepertinya mengasyikkan” komentarnya, karena jarak lantai utama tidak terlalu jauh lagi, perlahan langkah chanyeol yang berlari menjadi berjalan biasa, dan bayangannya jatuh pada bibir hyunji yang memang disaat kapanpun itu chanyeol bersamanya, lelaki ini memperhatikan dengan lekat.

Chanyeol berlari belok-belok menelusuri panjangnya koridor sekolahnya demi sampai ketempat tujuannya yang kedua, dengan nafas yang ter-engah-engah chanyeol berhenti sejenak didepan ruangan yang ditujunya , ia lalu memegang kenop kuncinya yang dengan biasa terkunci, tanpa basa-basi lagi chanyeol segera menyebutkan nama seseorang yang dirindukannya, karena ia yakin hyunji ada didalam dan chanyeol yakin ruangan inilah yang menjadi tempat persembunyian perempuan itu, berkat petunjuk minra.

 
“Kim Hyunji? Kau ada didalam?” tangannya menggedor-gedor pintu ruangan osis khususnya serketaris namun tidak mendapatkan jawaban, tetapi biasanya hyunji menjawab dengan amarahnya,

“Yah! Jawab aku!”

 “Hyunji!!”

Perlahan matanya mulai terbuka, menerjap-nerjapkan untuk membiasakan pengelitannya dengan cahaya, ia perlahan-lahan sadar akan suara yang menggangu istirahatnya, Hyunji mengusap wajahnya lalu memeluk hoodie tersebut tetapi begitu ingat ia dimana dan dalam situasi apa hyunji sontak bangun, melihat-lihat keseluruh arah ruangannya. Sangat tertutup bisa dikatakan tidak ada celah seseorang untuk mengintipnya, hyunji langsung beranjak merapihkan bekas apa saja yang terlihat berantakan lalu dengan sigap ia mengumpat dipojok ruangan sambil berdo’a semoga ada yang menyelamatinya, untuk hari ini saja.

“Hyunji-ya? Jebal jika kau ada didalam buatlah suatu suara, jangan membuatku khawatir“

Jangan membuatku khawatir? Dia menganggapku anak bayi yang ditinggal eommanya? JEONGMAL! Hati hyunji membalas perkataan chanyeol, ia masih mengumpat dan menenggelamkan kepalanya dalam hoodie miliknya karena rasa mengantuknya belum kunjung hilang.

 detik demi detik bunyi itu semakin kecil dan hyunji yakin bahwa chanyeol sedang mencari cara lain namun beberapa detik kemudian chanyeol mulai mengetuk pintu lagi diiringi suara seorang lelaki seumurannya.

 

 

Seorang lelaki dibalik tembok keluar karena merasa terusik dengan gedoran pintu yang lumayan keras, ia mengendus melihat kakak kelasnya seperti orang suami yang tidak diperbolehkan untuk masuk rumah dari istrinya akibat kepergok selingkuh.

“Hyung! Kau mau membuatku tuli ya?” ia menghampirinya dan menunggu reaksi yang dibalas dari lawan bicaranya.

“Anak ini datang diwaktu yang tidak tepat! Mianhae jimin-ssi, aku ada keperluan jadinya panik begini! Arggh” namja yang dipanggil jimin itu menoleh keatas melihat nama ruangan yang sedang chanyeol incar.

“oh, mencari hyu noona?” chanyeol mengangguk.

Kebetulan, aku ada ide... sebenarnya sudah lama tidak melakukan hal ini..

Tapi bagaimana ya? Tidak tega melihat wajahnya chanyeol hyung panik seperti itu

Jadi..

“Hey! Kau tahu dia dimana?” Jimin –tetangga hyunji sekaligus teman dan adik kelas yang –cukup dekat dengan hyunji, mereka akrab seperti halnya teman dekat. Begitu berbeda dengan Chanyeol dan Hyunji—lelaki itu terkekeh dalam hatinya, ia tahu sekali hubungan chanyeol dengan hyunji, karena kaka kelas yang menurutnya manis itu sering bercerita kepadanya, jadi apa salah jika sedikit pengetahuan itu digunakannya untuk sedikit ‘bermain main’?

“Dari tadi pintu ruangan ini terkunci hyung, bila ia sudah datang bukannya akan selalu dibuka? Eh aku tadi tidak sengaja melihatnya dibandara hyung sendirian dan sedang menangis?” mendengar pernyataan jimin chanyeol cukup kaget, pikirannya mencuat kemana mana dan semuanya bersifat negative,

“JINJJA?! Bersama siapa dia disana? Apa dia sendirian? Baik-baik saja kan? Lalu apa dia mau pindah rumah?? “ chanyeol mengguncang-guncang tubuh jimin, seperti mendengar salah satu anggota keluarganya meninggal. Tetapi orang yang ditanyai bertubi-tubi itu hanya terkekeh dan menahan tawanya dalam-dalam, chanyeol seketika terenyuh melihat reaksi yang diberikan jimin,

“YA! Kau kenapa tertawa ?! jawab aku!”

“ Hu..”

“Hm.. hua”
“Huahahaha hyung panik sekali seperti mendengar kabar duka? Mana aku tahu dimana hyu noona berada, lalu kapan aku sempat pergi kebandara hyung? Hari ini kan sekolah, jadwalku padat disekolah yang banyak yeoja manisnya ini seperti hyu noona, dan lagipula untuk apa aku kesana? Aku akan dikorea selama-lamanya hyung Huahaha hyung tadi aku hanya mengarang, sudah ya hyung aku ke lapangan dulu” Jimin tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegangi perutnya, dia tidak menyangka bahwa reaksi yang diberikan chanyeol lebih dari yang dipikirkannya,

Tanpa banyak berkata, jimin berjalan sambil menabrak pundak chanyeol jail namun yang ditabrak hanya memperhatikannya kesal, chanyeol berbalik menatap punggung jimin dan melayangkan tangannya seperti mengancang-ngancang akan melukai seseorang,

“Kurang ajar kau jimin!”

“MIANHAE HYUNG AKU KAN HANYA BERCANDA”

Lelaki itu menghembuskan nafasnya, membiarkan karbondioksida yang dikeluarkan melalui saluran pernafasannya terbang bersama angin yang berhembus saat ini, dia mengalihkan pandangannya untuk menatap pintu putih tersebut.

“kau dimana gadis bodoh ? aku takut sekali kehilanganmu !”

 

 

 

To be continued.

 

Teethrich*itsmehano note: Annyeonghaseo, ini adalah ff pertama yang aku kirim ke dreamersradio. sebelumnya sudah pernah ditulis di blog pribadi aku, jadi jangan heran kalau memang sama. hihihih mianhada apabila chapter ini kurang gereget, kurang memuaskan/menarik dan masih banyak kekurangannya. see u at next chapter.. dimohon commentnya !! jeongmal~gomawo ^^

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK