home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > TRUE LOVE

TRUE LOVE

Share:
Author : lugvrls
Published : 24 Oct 2013, Updated : 27 Jan 2014
Cast : EXO - LUHAN OC - PARK JI SUN EXO - KRIS AFTERSCHOOL - JOOYEON
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |23616 Views |3 Loves
TRUE LOVE
CHAPTER 2 : TRUE LOVE (PART 2)

 

        SETELAH makan siang, mobil Ji Sun berhenti di sebuah taman. Seperti ditarik magnet berkekuatan super, magnet dari hati yang tengah gundah ia berada di taman ini. Tempat yang sudah lama ia tak kunjungi. Ia melangkah melewati bunga-bunga bermekaran dan daun-daun pohon yang berguguran. Semua orang di taman ini hanya duduk-duduk, memotret dan sesekali berjalan memerhatikan kupu-kupu yang hinggap di bunga.

            Angin musim semi yang berhembus memaksa Ji Sun menikmatinya dengan berjalan kaki, bunga-bunga cherry yang bermekaran di sampingnya seolah menyambut langkah-langkah Ji Sun. Ternyata taman ini tak banyak berubah, masih seperti dahulu, sejuk. Ji Sun memerhatikan ke seluruh taman, terlihat anak-anak berlarian mengejar kupu-kupu ditemani oleh orang tua mereka masing-masing, ada juga pelajar-pelajar yang tengah memainkan gitar menambah kenyamanan di taman ini.

            Ji Sun terhenti di sebuah kursi taman yang di apit oleh dua buah pohon rindang. Tiba-tiba ia terngingat sesuatu di kursi taman ini dimana ia tengah asyik bercengkrama dengan Luhan. Ya mantan kekasihnya dulu yang entah kemana ia pergi setelah pertengkaran hebat pada malam itu.

            Joo Yeon? Darimana ia tahu Luhan akan kembali? Ah, disaat seperti ini mengapa harus ada masa lalu yang mengganggu, pernikahan di depan mata, ia harus melupakan semuanya, harus.tetapi, semakin ia ingin melupakannya semakin bayangan Luhan bermunculan. Bayangan pertama kali ia mengenalnya di sebuah kafe pada pesta ulang tahunnya.

       Luhan adalah seorang musisi di kafe itu yang menyanyikan lagu untuk hadiah ulang tahun dirinya. Sebuah lagu Kim Jae Jong. I will protect you,  membuat ia terpesona. Dan belakangan setelah ia mengenal Luhan lebih dalam ternyata ia adalah putra dari seorang menteri pendidikan yang hanya berkunjung juga di situ, lalu ia memang sering bernyanyi di kafe itu untuk menghibur pengunjung. Sungguh pribadi yang sangat sederhana.

            Dua tahun bukanlah waktu yang singkat dalam menjalin hubungan. Tetapi Ji Sun dan Luhan berhasil menajalaninya tanpa hambatan, kedua keluarga telah merestui hubungan mereka. Luhan adalah pria yang cukup matang dalam segala hal. Akan tetapi, itu tak menjamin adanya sebuah perselingkuhan. Joo Yeon sahabat baik dari Ji Sun berhasil masuk ke dalam hubungan mereka, entah di dasari iri atau memang saling mencintai. Ji Sun sendiri tidak tahu sebab dan akibatnya. Kejadian itu membuat dua keluarga terpukul, dan akhirnya keributan terjadi antara Luhan dan Ji Sun mengakibatkan mereka berpisah.

            Setelah berpisah, Joo Yeon dan Luhan tidak melanjutkan hubungan, entah apa juga yang terjadi dengan mereka. Yang Ji Sun tahu Luhan pergi meninggalkan Korea dan Joo Yeon pun demikian, ia memilih bekerja di New York.

            Ji Sun menarik napas panjang, matanya melihat kupu-kupu yang berterbangan di sekitarnya. Ia tersenyum dan mencoba menggapai kupu-kupu itu.

            “Apakah kau suka kupu-kupu?” Gumannya.

            Pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh Luhan ketika ia duduk bersamanya di taman ini dan melihat kupu-kupu berterbangan. Entah mengapa Luhan selalu bertanya tentang itu, kupu-kupu? Ada apa dengan kupu-kupu?

               “Sekarang kau suka kupu-kupu, bukan?” Terdengar suara.

           Ji Sun terkejut dan menengok ke arah suara itu, Luhan berdiri dengan senyum yang manis, membuat dirinya tak  bisa berkata apa-apa.

            “Kupu-kupu adalah keindahan. Ia tercipta dari seekor ulat yang menjijikan. Namun tetap saja indah dipandang bukan? Itulah cinta, tak mengenal jelek atau tidak, tetap indah.” Luhan  meneruskan ucapannya.

            “Ka.. kau.. mengapa bisa ada di sini?” Ji Sun gugup.

            “Iya, aku di sini. Dihadapanmu.”

            Dan untuk sesaat mereka terdiam, Ji Sun sesekali menepuk pipinya untuk memastikan ia tidak berimajinasi. Dan Ji Sun menatap mantan kekasihnya itu.

            “Jadi benar yang diucapkan Joo Yeon, kau kembali?”

            “Aku rindu negeri ini dan cerita-cerita yang terjadi padaku.”

            “Maksud mu?”

            “Aku ingin kembali ke masa lalu, dimana aku adalah seorang lelaki yang memiliki cinta sejati. Oh ya, bagaimana kabar mu?”

            “Aku baik-baik saja.”

            “Sudah lama bukan kita tidak berjumpa? Semoga kau masih seperti yang dulu.”

            “Semua tak bisa seperti yang dulu Luhan, pasti ada yang berubah.”

            Angin berhembus mengibaskan tubuh mereka, semua terdiam tak ada yang berbicara lagi menikmati kegundahan hati mereka masing-masing. Masa lalu ternyata bisa berada di masa sekarang, mereka datang dengan cara lain walaupun di tempat yang sama, dan itu yang selalu mengganggu ketetapan hati.

***

             LANGIT Seoul mulai terlihat berwarna orange, jalan-jalan di pusat kota dipenuhi kendaraan yg berlalu lalang. Maklum saja, disaat seperti ini orang-orang baru saja pulang dari tempat kerjanya masing-masing. Ji Sun berada di tengah kerumunan itu. Ia berniat pergi ke apartemen Joo Yeon. Ia merasa ada yg aneh pada saat Joo Yeon meninggalkan butiknya siang ini. Tidak seperti biasa ia bersikap dingin kepadanya disaat mendapatkan kabar yang baik tentang dirinya. Ada apa dengan dirinya?

Setelah hampir setengah jam terjebak di jalan. Ji Sun pun tiba di apartemen Joo Yeon, apartemen ini sudah di huni Joo Yeon selama tiga tahun, ia hidup sendiri semenjak kedua orang tua Joo Yeon sudah bercerai empat tahun lalu. Awal perceraian Joo Yeon tinggal di apartemen ini bersama ibunya, Tapi ibunya meninggalkan Joo Yeon begitu saja tanpa sebab dan akibat, terakhir kali ibunya bilang ada perjalanan bisnis ke Jerman, tapi setelah dua bulan, ibunya tak pernah kembali. Hari-hari berat yang dilalui JooYeon dapat dilalui dengan baik sehingga kini ia mendapatkan segalanya: pekerjaan dan popularitas.

Karena ia disibukan dengan segala rutinitas maka Joo Yeon tak pernah memusingkan hal itu, baginya yang terpenting adalah memperbaiki status sosial agar ia dapat merasa hidup di dunia. Sesungguhnya hantaman-hantaman persoalan hidup dalam keluarganya telah dirasakan sejak Sekolah Menengah dan menemukan Ji Sun sebagai sahabat terbaik sekaligus keluarga yang hangat dalam keluarga Ji Sun. Beruntunglah Joo Yeon punya pekerjaan yg memadai hidupnya. dia adalah seorang koreografer di sebuah agency ternama korea selatan. 

      Ji Sun memasuki lift menuju lantai 15, Ji Sun masih saja memikirkan kata-kata Joo Yeon tadi siang. Ia yakin ada yang di sembunyikan Joo Yeon. Beberapa menit kemudian Ji Sun berdiri tepat di depan pintu apertemen Joo Yeon. Berkali kali ia menekan bel tapi Joo Yeon tak kunjung membukakan pintu. Ji Sun curiga. tak biasaya Joo Yeon begini, dalam pikirannya ia ingin membuka pintu namun apakah itu sopan? Ia tahu password pintu ini, tetapi... Tak ada jalan lain. Ji Sun harus bertemu Joo Yeon.

Ji Sun menekan passwordnya yang tidak lain adalah tanggal lahir Joo Yeon dan pintu pun terbuka. Ji Sun meneliti ruangan apartemen Joo Yeon; rapih seperti biasa. TV masih menyala, dan tempat tidurnya terlihat rapih. Ji Sun terus berjalan menuju sudut-sudut ruangan, tapi ia tak juga menemukan sahabatnya itu. Tiba-tiba Ji Sun melihat kejanggalan.

“Mengapa pintu balkon terbuka?” Guman Ji Sun

 Joo Yeon tak suka membuka pintu balkon di sore hari. karena penasaran ia pun menuju balkon dan terlihat Jo Yeon tengah berdiri di pembatas balkon.

"Joo Yeon~ah, ige mwoya? Cepat turun… !!!" Seru Ji Sun.

"Ani,kau pergilah…!!" Joo Yeon tetap pada posisinya tanpa menoleh ke belakang.

Tanganya masih berpegang erat pada pagar balkon. Ia turun dari balkon, kakinya menginjak sisi dinding dan tangannya memegang pagar balkon.

"Kalau kau ada masalah, katakan padaku. jangan mengakhiri hidupmu seperti ini. Babo…!!" Suara Ji Sun Hampir serak, karena sekarang ia menangis.

"Kau tidak akan mengerti. lebih baik kau pergi." Tangan kiri Joo Yeon mulai terlepas.

Ji Sun bingung. kepalanya seperti akan meledak. Namun ia tak kehilangan akal, ia berlari mendekat dan secepat kilat menangkap tangan kiri Joo Yeon. Dengan sekuat tenaga ia menarik Joo Yeon yang sudah sangat lemah, ia berhasil membawa Joo Yeon dari balkon dan menggiringnya hingga ketempat tidur.

Joo Yeon tak berdaya. tenaganya seperti sudah terkuras habis. Ji Sun memandangi Joo Yeon dengan mata bulatnya. dan tak lama kemudian mata sipit Joo Yeon mulai mengeluarkan air mata. Ji Sun tak berkata apa pun. Ia tahu Joo Yeon harus melepaskan kesedihannya. Tetapi apa masalahnya? Apakah masalah keluarga lagi? Ah, hati Joo Yeon memang lemah sebenarnya, dan mudah sekali putus asa.

"Ji Sun~ah. Mianhae". Tangis Joo Yeon akhirnya benar-benar pecah.

"Kau kenapa? mengapa minta maaf pada ku?" 

"Aku ... aku…” Joo Yeon menghentikan ucapnnya.

"Katakanlah! Kau harus mengatakan masalahmu padaku. Bukankah kita sahabat?"

"Aku hamil ...."

Ji Sun menelan ludah, dan detik berikutnya mata bulatnya seperti akan keluar, hatinya berdebar-debar, Joo Yeon dalam masalah besar, dia harus membantunya.

"Mwo????” Ji Sun masih tak percaya.

"Tapi...."

"Tapi kenapa? Joo Yeon~ah, katakan!"

"Ini... adalah anak Kris"

Ucapan Joo Yeon membuat Ji Sun terkejut. Rasanya seperti di sambar petir mendengar nama yg di ucapkan Joo Yeon. Apakah benar Kris, laki-laki yang akan menikah denganya?

"Joo Yeon~ah. Kau bercanda?"

“Tidak. Aku serius… ini memang sangat mengejutkan, bukan hanya kau, aku juga merasa terkejut mendengar kabar kau akan menikah dengannya.”

“Sejak kapan kau berhubungan dengannya?”

“Sejak pertemuan kau dan dia.”

“Loh, bukankah kau memang sengaja mengenalkan aku padanya?”

“Awalnya begitu, tapi aku juga mencintainya sudah lama. Aku tak ingin kehilangan cinta untuk kesekian kalinya, aku ingin memiliki keluarga tidak seperti ayah dan ibuku.”

“Joo Yeon… aku… “

Ji Sun merebahkan tubuhnya ke sisi ranjang. Tak kuasa mendengar berita yang sangat memukul harinya. Harus apa yang dia perbuat? Dan harus bagaimana memberitahukan pada keluarganya yang sedang bergembira menyambut hari pernikahannya nanti.

“Ji Sun, aku benar-benar tak tahu… sungguh tak tahu akan hubunganmu dengannya.”

Ji Sun dan Joo Yeon terdiam, hanya terdengar suara isak tangis dari mereka berdua. Tiba-tiba terdengar suara orang masuk ke dalam apartemen dan membuka pintu kamar, Kris terkejut menyaksikan dua orang wanita yang ia sangat kenal. tiga orang itu terdiam tanpa sepatah kata saling pandang. Kris hanya terheran-heran melihat pemandangan ini. ia tak mengerti kenapa Joo Yeon dan kenapa juga Ji Sun menangis.

“Kau di sini chagi?” Tanya Kris.

“Ya, dan mengapa kau bisa kemari?” Ji Sun bengis.

“Aku….”

“Mau menjenguk Joo Yeon yang sedang hamil bukan?”

“Maksudmu?”

“Jangan pura-pura bodoh. Pernikahan kita batal!”

Ji Sun beranjak dari tempat tidur Joo Yeon, dia menabrak Kris yang berusaha menghalanginya.

"Kajima!!" Tahan Kris.

Ji Sun terus berlari meninggalkan apartemen milik sahabatnya. Hatinya sangat nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum. Hilang sudah harapan yang selama ini diimpikan, ternyata cinta yang dimiliki Kris palsu, tak ada bedanya dengan lelaki-lelaki murahan. Ji Sun semakin menjauh, dengan tangisan.

 

TO BE CONTINUE........

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK