home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Because I Don’t Know How To Love

Because I Don’t Know How To Love

Share:
Author : Yomollayo
Published : 02 Oct 2017, Updated : 02 Oct 2017
Cast : Min Yoongi, Cha Eunsung
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |791 Views |0 Loves
Because I Don’t Know How To Love
CHAPTER 1 : 1/END

Fanfict ini terinspirasi dari lagu FT Island - Because I Don't Know How To Love

Sebelum membaca FF ini, author menyarankan untuk mendengar lagu FT Island di atas, BTS - Dead Leaves, Love is Not Over dan Hold Me Tight.

HAPPY READING

 

Author POV


“Min Yoongi-ssi…. Aku Cha Eunsung dari jurusan Movies and Art. Aku mohon terimalah.” Seorang yeoja muda memberikan sebatang coklat dengan pita merah muda kepada seorang namja di hadapannya. Cara yang sedikit membingungkan untuk mahasiswa yang baru bertemu di awal semester 1.

Namja bernama Min Yoongi ini hanya menatap yeoja di depannya heran. ‘Apa maksudnya?’ batinnya. 

Seorang yeoja lain tiba-tiba datang lalu merebut kasar coklat tersebut. Yoongi sedikit tersentak. Yeoja ini teman sekelasnya, Choi Mia. 

“Min Yoongi-ssi aku tahu temanku ini bodoh. Dia hanya mengikuti apa yang ada di buku komik.” Mia ini menatap Eunsung kesal. 

“Eunsung tertarik denganmu. Dia ingin berkenalan.” lanjut yeoja ini. 

“Aku? Kenapa aku?” Yoongi semakin bingung. 

“Kenapa tidak kau tanyakan saja pada dia?” Mia segera meninggalkan Yoongi dan Eunsung yang diam mematung. 

Eunsung tersenyum kikuk. Dia bingung. Yoongi tersenyum kikuk juga.

“Terima kasih banyak. Maaf, aku.….” Yoongi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia berusaha menyusun kata-kata untuk menolak yeoja tersebut. 

Eunsung hanya tersenyum kikuk menunggu Yoongi menyelesaikan kalimatnya. Lama. Ini terlalu lama. 

“Begitu. Tidak masalah. Maaf aku sudah mengganggumu.” Eunsung tersenyum kecil lalu membungkukkan badannya dan pergi.

Yeoja ini kecewa. Hati nya sedikit perih karena penolakan tersebut tapi biar bagaimanapun dia tidak bisa memaksa Yoongi.


*****

Semua berawal dari kelas mata kuliah umum: communication and art di semester 2.

Seperti adegan-adegan dalam drama atau film romantis, Yoongi yang tidak pernah lagi melihat Eunsung (meskipun berada di fakultas yang sama yaitu Faculty of Art) tiba-tiba saja bertemu di dalam satu kelas.

'Annyeong. Yoongi-ssi.' atau 'Annyeong Haseyo Yoongi-ssi.'

Begitulah kalimat yang di ucapkan Eunsung setiap kali berpapasan dengan Yoongi di kelas. Ah, tidak lupa juga dengan senyum lebar dan mata bulat berbinar.

Yoongi yang terlampau cuek hampir saja tidak mengenali yeoja itu di awal semester 2 ini.

"Dia Cha Eunsung." Kim Namjoon membuka suaranya. Tanpa banyak berkata dia tahu jika temannya itu sedang menelaah sesuatu.

"Aku sekelas dengannya di kuliah umum semester 1." lanjut Namjoon.

"Oh......" balas Yoongi datar.

Hari berganti hari. Jam berganti jam. Dua jam dalam satu hari. Satu hari dalam seminggu Yoongi bisa melihat Eunsung, begitu juga sebaliknya.

Pelan-pelan, mereka berdua mulai bisa melihat kepribadian satu sama lain melalui sikap di dalam kelas dan setelah kelas.

"Apakah setelah ini kau ada kelas lain?" tanya Yoongi pada orang yang duduk di sebelahnya di suatu hari setelah kelas berakhir.

"Tidak ada kelas tapi aku janji dengan temanku." balas Eunsung sambil merapikan alat tulisnya.

"Baiklah." balas Yoongi dengan wajah datarnya.

"Jika kau membelikanku kopi, aku akan membatalkannya." kekeh Eunsung.

"What a girl!" kekeh Namjoon yang duduk di sebelah Yoongi.

"Pasti temanmu kecewa jika kau batalkan janji." balas Yoongi.

"Tidak masalah untukku." balas Choi Mia yang duduk di sebelah Eunsung.

Yoongi tidak bisa berkata apapun.

*****

 

Pergi kuliah, belajar, mengerjakan tugas, dan kerja paruh waktu adalah hal yang biasa di lakukan oleh seorang mahasiswa. Jangan lupa juga kisah romansa dan drama seputar kerja kelompok juga tugas pribadi, dan perbedaan cara dosen mengajar. Hal tersebut yang membuat mereka tidak sadar akan waktu yang terus berlalu. Semester demi semester terus dilalui. Sampai pada akhirnya mereka mulai merasa sangat lelah meskipun belum semester akhir.

"Aku masih tidak mengerti. Di semester awal kau menolakku tapi di awal semester 3 kau menyatakan perasaanmu." tanya Eunsung sambil menghusapkan tissue di wajahnya. Keringat terus mengalir dari pelipisnya.

"Jangan tanyakan hal tidak penting seperti itu. Diam. Jangan bergerak." Yoongi yang sadar jika ada banyak sisa-sisa tissue yang menempel di wajah yeojachingu nya langsung mengambilnya dan membuangnya asal. Setelah itu dia mengambil sebuah buku tipis dari dalam tas nya dan mulai mengipasi Eunsung.

Eunsung tersenyum kecil dengan apa yang dilakukan Yoongi.

"Kau masih saja kepanasan? Apa kita pindah ke kafe yang lebih dingin saja?" tanya Yoongi.

"Tidak usah. Nanti juga keringatnya berhenti mengalir." Eunsung menghentikan tangan Yoongi.

"Wae?" tanya Yoongi yang sadar dengan tatapan bengong Eunsung.

"Aniyo."

Diam. Suasana menjadi sunyi di antara mereka berdua.

"Kau sangat diam hari ini. Ada apa?" Yoongi sedikit bingung. Biasanya yeoja itu sangat berisik seperti Jung Hoseok teman baiknya saat SMA dulu. Kadang Yoongi merasa terganggung dengan sikap dan tingkah laku konyol Hoseok tapi Yoongi tidak bisa menolak juga jika sahabatnya itu orang yang membuat semangatnya untuk hidup.

"Aku ingin kau berbicara lebih." balas Eunsung.

"Kau tahu kan aku tidak banyak bicara."

"Akhir-akhir ini kau semakin tidak berbicara. Aku juga ingin mendengar dari sisi mu. Apapun." balas Eunsung.

Yoongi diam sebentar. Dengan mata dinginnya dia menatap Eunsung. Yeoja itu hanya memonyongkan bibirnya seperti ikan. Yoongi terkekeh kecil.

"Aku lelah sekali. Tugas dan project concert semakin banyak. Padahal baru awal semester 4." Yoongi si anak dari jurusan musik mengeluh.

Eunsung menatap Yoongi yang diam.

"Aku juga. Tugas film pendek dan project lainnya." Eunsung menghembuskan nafasnya.

Yoongi tersenyum kecil. Mereka menatap satu sama lain seolah olah paham dengan apa yang akan diceritakan selanjutnya. Mereka berdua diam membiarkan aroma bunga mawar dari kafe ini memasuki pikiran rumit mereka.

Eunsung tiba-tiba mengambil spidol hitam miliknya dan menggambar emoticon smile di tangan Yoongi. Namja ini diam saja dengan perbuatan Eunsung.

'Yoongi yang aku sayangi, fighting!'

Begitulah tulisan yang ada di samping smile tersebut.

Yoongi kembali tersenyum. Dia tidak bisa menahan tawanya. Eunsung benar-benar bisa mengembalikan mood buruk nya.

 

*****

Pertengahan semester 5

 

Krrriiiiingggggg Krrriiiiingggggg Krrriiiiingggggg

Sudah berkali-kali Yoongi berusaha untuk mengacuhkan panggilan tersebut tetapi tetap saja handphone nya tidak berhenti berbunyi.

"MIN YOONGIIII BANGUUUUUN!!!" teriak seseorang di seberang.

"Aku tidak tidur semalam. Jangan bangunkan aku lagi." balas Yoongi kepada yeojachingu nya di seberang.

"Apa? Bukannya hari ini kau ada kelas pagi? Kau ingin bolos hah?" tanya Eunsung.

"Tidak apa-apa. Absen ku masih kosong." balas Yoongi dengan suara parau nya.

"Baiklah. Istirahat dengan baik. Jam 1 nanti seperti biasa di tempat makan kesukaanmu."

"Neee....." balas Yoongi acuh lalu segera menutup telfonnya.

Eunsung diseberang hanya menggelengkan kepalanya.

Sudah hampir setengah jam Eunsung duduk di restoran kesukaan namjachingunya tetapi orang itu tidak datang juga. Satu kesimpulan yang Eunsung ambil tanpa berpikira bayak: Yoongi masih tidur.

"Yoongi-ah. Pangeran Yoongi. Buka pintunya. Hamba datang." Eunsung mengetuk-ngetuk pintu kamar kos Yoongi.

"Si bodoh ini. Min Yoongi cheonjae jjang jjang man bbung bbung." teriak Eunsung.

Tidak berhenti, Eunsung terus mengetuk pintuk kamar tersebut. Beberapa menit kemudian Yoongi dengan wajah baru bangun tidur nya membuka pintu.

"Kenapa kau kesini?" tanya Yoongi masih setengah sadar.

Eunsung sedikit miris melihat keadaan namja itu.

"Ayo makan. Aku membawa lamb skewers kesukaanmu." Eunsung tersenyum kecil.

"Kamarku sangat berantakan sekali." balas Yoongi.

"Tidak masalah." balas Eunsung.

Tanpa banyak bicara Yoongi membiarkan Eunsung masuk ke kamarnya. Benar sekali, seperti yang Yoongi katakan jika kamar ini benar-benar berantakan. Banyak kertas yang berisi lirik dan not balok lagu bertebaran. Bungkus mie instant dan snack ringan juga bertebaran.

"Astaga. Sudah berapa hari kau mengurung diri?" tanya Eunsung miris. Dia tahu jika Yoongi di semester ini di beri tanggung jawab sebagai penanggung jawab music producer untuk konser musik di jurusannya. Dia pasti sangat tertekan karena harus menciptakan dan mengaransemen banyak lagu. Meskipun bekerja dalam kelompok tetapi tetap saja sangat berat.

"Dua hari." balas Yoongi masih setengah sadar.

Eunsung menghela nafas. Dia segera berjalan ke dapur untuk mengambil peralatan makan dan tidak lupa juga untuk menghangatkan sup yang dibawanya.

Eunsung menghela nafasnya saat melihat Yoongi kembali tertidur. Kali ini dengan posisi duduk sambil bersandar di tembok.

"Yoongi-ah, bangun." Eunsung menepuk bahu Yoongi pelan.

"Eunsung-ah pulanglah. Aku sangat lelah." balas Yoongi lemah.

"Aku tahu. Bangunlah dulu." balas Eunsung makin miris.

"Aku mengantuk. Hampir tiga hari aku sulit untuk tidur." Yoongi menepis tangan Eunsung.

"Kau harus bangun dulu." pinta Eunsung.

"Erggghhhh." Yoongi meraung kecil menandakan dia tidak mau.

"Makanlah sedikit dulu lalu tidur lagi." pinta Eunsung.

"Letakkan saja disana." balas Yoongi malas.

"Yoongi-ah, ini sudah jam setengah 3. Kau harus makan dulu. Nanti kau sakit." pinta Eunsung lembut sambil menggoyang goyangkan bahu Yoongi.

Yoongi diam saja.

"YA! MIN YOONGI!" teriak Eunsung kesal.

Tidak ada jawaban.

"MIN YOONGI! BANGUN!" teriak Eunsung semakin kesal.

"YA! SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MAU. KENAPA KAU BERISIK SEKALI!" teriak Yoongi membalas dengan suara nya yang besar. Mata dinginnya menatap dingin Eunsung.

"Woah kau benar-benar menyebalkan." Api keluar dari kepala Eunsung. Yeoja yang marah ini segera berjalan menuju pintu keluar kamar dan membantingnya dengan kasar.

Yoongi sedikit tersentak dengan suara bantingan pintu tersebut. Eunsung benar-benar marah

 

*****

Satu bulan sebelum ujian akhir semester lima berlangsung Yoongi mengalami hal yang sangat berat dalam hidupnya.

Pertama adalah deadline yang sangat dekat dari Konser Musik yang tidak lain adalah salah satu dari project besar ujian semester akhir miliknya dan teman-teman satu jurusannya. Yang kedua adalah kondisi kesehatan dari ayahnya. Tuan Min saat ini berbaring lemah di rumah sakit.

Selama satu minggu terakhir namja ini tidak berhenti pulang pergi Seoul-Daegu. Ibu nya sudah mengatakan pada anak bontot nya itu untuk fokus saja kepada tugas akhirnya. Yoongi yang keras kepala tidak menghiraukan perkataan eomma-nya sama sekali. Dia ingin selalu bisa berada di sisi ayahnya.

Hal yang sangat berat bagi Yoongi menjadi semakin buruk dan berat. Dua hari terakhir kondisi ayahnya semakin tidak membaik dan harus kembali ke ruang ICU. Tidak hanya itu, karena kondisi yang semakin memburuk akhirnya pihak dokter dan perawat memutuskan untuk melakukan penanganan darurat. Yoongi dan keluarganya di suruh menunggu diluar ruangan.

"Yoongi!" Eunsung berlari kecil mendekati Yoongi yang duduk lemah diluar ruangan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yoongi lemah.

"Tentu saja menemanimu bodoh." balas Eunsung sedikit kesal.

"Bagaimana dengan tugas ujian akhir mu.." tanya Yoongi. Eunsung mengacuhkannya.

"Annyeong hasimnika eommoni." Eunsung membungkukkan badannya pada Nyonya Min.

"Terima kasih sudah datang Eunsungie." Nyonya Min tersenyum kecil dibalik kesedihannya.

Tidak lupa juga Eunsung memberi salam kepada kerabat keluarga Yoongi yang lainnya.

Sepanjang menunggu Yoongi dan Eunsung hanya diam. Berdoa dan menunggu. Eunsung merasa semakin sedih melihat wajah Yoongi yang semakin memburuk.

"Kau sudah makan" tanya Eunsung.

"Sudah." balas Yoongi pelan. Dia menyandarkan tubuhnya pada bangku ruang tunggu.

"Begitu..." balas Eunsung pelan.

Kringggg Kringggg Kringggg

"Aku ingin mengangkat telfon dulu." Eunsung segera bangkit berdiri lalu berjalan menuju tempat dimana dia bisa menjawab telefon dengan tenang.

‘Choi Mia is calling’ begitulah tulisan yang tertera pada ponsel Eunsung.

Kaki Eunsung bergetar hebat, tubuhnya mendadak sangat lemas, jantung Eunsung berdetak sangat hebat setelah mendengar apa yang diaktakan Mia lewat telefon tersebut. Dia ingin menangis tetapi tidak boleh. Jika Yoongi melihatnya menangi maka namjachingu nya akan semakin bersedih. Dengan sekuat tenaga Eunsung berjalan kembali menuju Yoongi.

Tidak lama setelah berjalan Eunsung melihat Yoongi dan keluarganya saling berpelukan. Air mata mengalir deras dari mata sipit milik Yoongi. Eunsung yang tidak mengerti hanya diam saja berdiri di belakang Yoongi. Namja itu menyadari kehadiran yeojachingunya.

"Eunsung-ah, appa sudah pergi." Yoongi menatap Eunsung. Dengan cepat yeoja ini memeluk tubuh mungil namjachingunya. Mereka menangis bersama.

 

*****

Sudah satu minggu sejak kepergiaan ayah Yoongi. Sudah satu minggu juga Yoongi memilih untuk mengurung dirinya di kamarnya yang berada di Daegu. Selama lima hari terakhir Yoongi tidak memperdulikan handphone nya begitu juga dengan kabar dari Eunsung.

Yoongi berkata pada eomma nya jika dia tidak ingin kembali ke Seoul dan memilih untuk terus berada di dekat eomma nya. Nyonya Min merasa sangat khawatir dengan kondisi psikologi maknae nya. Dia tahu pasti Yoongi masih sangat terpukul atas kepergian ayahnya. Berkali-kali Nyonya Min harus membujuk dan meyakinkan Yoongi untuk kembali melanjutkan kuliahnya. Dengan memberikan ratusan pengertian, akhirnya Yoongi yang keras kepala menuruti kehendak eomma nya untuk kembali melanjutkan kuliahnya. Meskipun sangat mepet tapi masih ada dua minggu sebelum konser musik berlangsung.

Hari senin Yoongi kembali memasuki kelas. Teman-teman nya sangat bersyukur karena Yoongi kembali. Beberapa dari mereka meresa sangat lega dan berteriak gembira. Mereka yang mengetahui keadaan Yoongi, tidak menuntut banyak banyak dari nya. Selama Konser Musik dapat berjalan, tidak perduli bagaimana hasilnya yang penting mereka semua sudah bisa melanjutkan ke semester selanjutnya.

Hari senin berlalu menjadi selasa. Selasa pagi ini masih tidak terdengar kabar dari Eunsung. Semalaman Yoongi berusaha menghubungi yeojachingu nya tetapi hasilnya nihil. Handphone Eunsung tidak aktif, pesan tidak dapat terkirim, dan sepertinya Eunsung memblokir Yoongi dari sosial media miliknya. Yoongi tidak paham sekaligus merasa sangat khawatir. Dia sangat mengerti jika Eunsung sangat marah dengannya karena tidak menghubungi nya tetapi bukankah ini sangat berlebihan. Lagipula setelah Yoongi menyalakan handphone nya, tidak ada pesan atau kabar apapun dari Eunsung yang masuk dalam ponselnya.

Yoongi berjalan menuju kelas Eunsung. Dia menunggu didepan kelas yang akan berakhir lima menit lagi. Sambil menunggu kelas berakhir, namja ini menyusun kata maaf dalam pikirannya.

10 menit berlalu. Kelas sudah berakhir dan banyak murid yang keluar kelas tetapi sosok yang dicari Yoongi tidak ada disana.

"Choi Mia! Dimana Eunsung?" Yoongi menghampiri Mia yang baru saja keluar kelas.

Mia menatap Yoongi dengan tatapan kesal. Yoongi tidak mengerti. "Dasar bodoh. Kemana saja kau selama ini?" bentak Mia.

Yoongi tidak ingin bertengkar dengan seorang yeoja. Sangat rumit. Yoongi memilih untuk meminta maaf terlebih dahulu kemudian menjelaskan keadaannya selama enam hari terakhir. Mendengar itu Mia yang marah pelan-pelan meredup. Mia mengajak Yoongi untuk pergi kesebuah tempat yang nyaman untuk mereka berdua berbicara.

Taman fakultas ini menjadi pilihan mereka.

"Min Yoongi, apa kau tahu kejadian yang menimpa Eunsung?" tanya Mia.

"Ada apa? Kenapa kau tegang sekali?" tanya Yoongi melihat ekspresi Mia.

"Hari dimana ayahmu meninggal dunia. Hari itu aku menelfon Eunsung. Aku memberitahu jika saat itu Badan Pemberantas Korupsi dan Polisi datang ke rumahnya untuk menangkap ayahnya. Ayah Eunsung terbukti terlibat kasus korupsi pembangunan gedung." Mia menjelaskan.

Mata sipit Yoongi membulat. Bibir tipisnya terbuka lebar. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Aku menyuruhnya untuk segera pulang tapi dia berkata tidak bisa karena kau  membutuhkannya saat itu." tambah Mia yang menatap Yoongi kesal.

Bulu kuduk Yoongi berdiri. Merinding.

"Jadi Eunsung dimana sekarang?" tanya Yoongi tidak sabar. Kaki nya sudah siap untuk berlari ke tempat apapun yang dikatakan Mia.

"Eunsung sudah berhenti kuliah. Selama beberapa hari terakhir dia sibuk mengurus pemberhentian kuliah dan juga surat pindah." Mia menjelaskan.

"APA? BERHENTI KULIAH? PINDAH?" Yoongi berteriak tanpa sadar. Dia tidak paham dengan semua yang Mia katakan.

"Rumah, kepemilikan tanah, mobil, emas, semua harta kekayaan keluarga Eunsung disita oleh Negara. Eunsung sudah tidak punya apapun. Dia berhenti kuliah karena tidak memiliki biaya. Tidak ada keringanan biaya dari universitas baginya karena kasus ayahnya. Dia sekarang tinggal di rumah neneknya." balas Mia.

"Kau tahu, kau sangat menyebalkan. Bahkan di saat-saat tersulit bagi Eunsung pun dia masih memikirkanmu. Kenapa kau baru hadir sekarang saat Eunsung sudah pergi!" Mia mulai menitikkan air matanya.

Yoongi tidak bisa berkata apapun. Pikirannya kosong. Kata-kata Mia tersebut bagaikan panah yang menusuk jantungnya. Sakit sekali. Bodoh. Benar-benar bodoh. Yoongi kau bodoh!

Mia mengambil selembar kertas kemudian memberikannya pada Yoongi yang bengong.

"Eunsung mengatakan untuk tidak membertitahu ini padamu. Dia bilang tidak ingin membuatmu khawatir dan menambah beban mu saat ini. Aku menghargai keputusanmu." Mia menghapus air matanya lalu segera pergi meninggalkan Yoongi dengan kertas di tangannya yang berisi alamat rumah dan telefon rumah nenek Eunsung.

 

*****

12 Tahun Kemudian

"Annyeong haseyo. Movie and Drama Director Kim Seokmin imnida. Sebelum pembacaan dan pembedahan naskah drama dilakukan, saya mengucapkan berterima kasih banyak untuk kehadiran semua kru mulai dari makeup seonsaengnim sampai dengan team property dan juga aktris dan aktor berbakat kami." Sutradara Kim Seokmin memberikan kata sambutan.

"Mohon kerjasamanya selama empat bulan kedepan mulai dari persiapan, proses shooting dan editing sampai drama ini berakhir. Semoga target kita untuk mencapai rating sebanyak 20 persen tercapai. Fighting!" teriak Sutradara Kim Seokmin yang disambut tepuk tangan dan sorakan dari para kru dan aktor juga aktris.

"Siapa yang kita tunggu Sunbae? Kenapa belum di mulai?" tanya Lee Jihu, Leader dari team property.

"Produser untuk Original Soundtrack drama kita. Produser Min—"

"Annyeong hasimnika. Produser Min Yoongi imnida. Aku minta maaf karena datang terlambat. Ada sedikit masalah dijalan." Yoongi memotong perkataan Sutradara Kim Minseok.

"Tidak masalah Produser Min Yoongi, kami baru saja akan memulai membaca naskah."

"Syukurlah. Aku khawatir." Yoongi tersenyum kecil lalu duduk dibangku yang sudah disiapkan untuknya.

Yoongi menghembuskan nafasnya. Dia memasang indra pendengarannya untuk mendengarkan naskah dan jalan cerita dari drama tersebut sehingga bisa membuat OST yang sesuai.

Namja ini melirik ke sekitanya, memperhatikan wajah dari setiap kru. Tunggu. Wajah ini sangat familiar baginya. Apa hanya mirip? Tidak. Tidak salah lagi.

"Cha Eunsung? Eunsung-ah. Apa yang kau lakukan disini?" Yoongi tanpa sadar membuka suaranya. Matanya membulat.

Aktris dan aktor yang sedang membacakan naskah menjadi diam karena Yoongi. Semua kru menatap Yoongi dan juga Eunsung bersamaan.

Eunsung tersenyum kikuk.

"Cha Eunsung-ssi adalah bagian dari team property kami. Apa Produser Min Yoongi-nim ada masalah?" tanya Lee Jihu sebagai leader team.

"Tidak ada. Maaf menganggu. Mari kita lanjutkan." Yoongi berdiri kemudian membungkukkan badannya pada semua kru, begitu juga dengan Eunsung.

Mereka semua kembali fokus kepada pekerjaan yang dijalankan.

 

*****

"Woah bagaimana bisa seorang mahasiswa Movies and Art menjadi seorang yang berada dalam team property, seharusnya kau yang menjadi sutradaranya."

"Kau meledekku? Kau tahu kan jika aku tidak meneruskan kuliahku. Bisa tetap bekerja di bidang ini saja aku sangat bersyukur." kekeh Eunsung.

Yoongi terkekeh kecil.

"Chukaheyo." Eunsung membuka suaranya.

"Untuk?" tanya Yoongi.

"Best Producer of the Year di Asia Artist Award dan Golden Disc Award. Keren sekali." Eunsung menepukkan tangannya.

"Kau pantas menerimanya. Lagu yang kau cipatakan keren sekali. Selamat juga karena Love is Not Over, Dead Leaves dan Hold Me Tight terpilih menjadi Song of the Year selama tiga tahun berturut-turut." tambah Eunsung.

Yoongi menunjukkan gummy smile miliknya. Sebenarnya dia sangat malu. Senyum tidak hilang dari wajahnya.

"Aku senang jika bisa membuatmu bangga. Saat menonton TV kau pasti mengatakan pada teman mu ‘lihat-lihat produser Min Yoongi, aku mengenalnya.’ Benarkan?" goda Yoongi.

"Kau bodoh? Mana ada yang akan percaya jika orang desa sepertiku mengatakan hal tersebut." Eunsung kembali terkekeh.

Yoongi diam menatap yeoja itu tertawa.

"Kenapa? Tidak lucu ya?" Eunsung bingung.

"Tapi aku bisa seperti ini karena mu." Yoongi menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Hatinya sudah siap untuk membuat pengakuan yang terpendam selama dua belas tahun.

"Jika kau membaca liriknya dengan teliti. Semuanya berhubungan denganmu." Yoongi melanjutkan.

"Woah benarkah?" Eunsung tersenyum pahit. Dia tidak percaya sepenuhnya.

"Maafkan aku. Aku tidak punya keberanian untuk meminta maaf padamu sejak dahulu. Datang kepadamu dan meminta maaf adalah hal yang paling ingin aku lakukan di dunia ini." Yoongi melanjutkan.

"Aku tidak mengerti maksudmu. Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak bisa berada di sampingmu saat kau baru saja kehilangan ayahmu."

"Tidak, seharusnya 12 tahun lalu—"

"Jika yang kau maksud adalah kejadiaan 12 tahun lalu. Hmmm. Aku menyuruh Mia untuk tidak memberi tahu keberadaanku padamu tapi aku tidak bisa berbohong jika setiap hari aku berharap kau datang menemuiku." Eunsung tersenyum pahit.

"Mia memberitahu alamat rumah nenekmu padaku."

Eunsung membelalakkan matanya. "Benarkah? Jadi begitu, memang tidak seharusnya kau menemuiku. Kau tahu kan jika ayahku—"

"Aku tidak peduli dengan ayahmu. Aku tidak datang menemuimu karena aku memang ingin melepasmu." Yoongi menatap Eunsung.

"Aku seorang namja egois. Aku selalu mementingkan diriku. Aku tidak memberikan perhatianku padamu. Bahkan setiap kita bertengkar ah bukan setiap aku menyakiti hatimu, aku sangat kesulitan untuk meminta maaf. Kau seseorang yang akan tersenyum terlebih dahulu padaku dan mengatakan ‘kau ingin makan lamb skewers?’"

"Bukankah aku seseorang yang sangat buruk? Aku tidak tahu bagaimana menghargaimu sebagai yeojachingu ku. Aku tidak tahu bagaimana cara mencintaimu. Aku tidak tahu mengapa kau mencintai aku yang brengsek ini."

"Bahkan kau lebih memilih untuk berada di sisiku dibandingkan pulang kerumah saat Mia menelfonmu. Kau benar-benar menyayangiku. Aku pikir akan sangat berbahaya jika kau terus bersama ku. Kau pasti akan terus tersakiti. Jadi aku melepasmu dengan tidak pernah datang menemuimu."

"Jadi seperti itu." Eunsung tersenyum pahit.

"Logikaku mengatakan untuk melepasmu tetapi hatiku tidak. Aku selalu mencari banyak kesibukan untuk melupakannya. Dibutuhkan tujuh tahun untuk memantapkan diri jika aku menginginkanmu." lanjut Yoongi.

"Sayangnya, saat itu justru kabar jika kau akan menikah yang aku dapatkan. Jadi…" Yoongi melirik jari manis tangan kanan Eunsung.

"Maafkan aku. Terima kasih. Selama ini aku terus berpikir bahwa yang kulakukan adalah cinta sebelah tangan dan itu sangat menyakitkan." balas Eunsung.

"Jangan meminta maaf. Akulah yang bodoh." Yoongi menatap lurus kedepan. Seorang anak laki-laki berlari ke arahnya.

"Eommaaaaaaaaaaaaaa!!!!" anak laki-laki ini berlari ke pangkuan Eunsung.

"Ah uri Jungkookie!!!!" Eunsung tertawa sambil memeluk anaknya.

"Eomma, siapa…." Jungkook tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Min Yoongi samchon. Yoongi samchon." Yoongi tersenyum.

Eunsung menganggukkan kepalanya. Jungkook mengerti jika ahjussi yang duduk disebelah eomma nya bukanlah orang jahat.

"Siapa nama mu nak?" tanya Yoongi.

"Annyeong haseyo. Namaku Jeon Jungkook. Umurku lima tahun." Jungkook membungkukkan badannya sopan.

"Jeon Jungkook siapa nama appa-mu?"

"Nama appa adalah Jeon Wonwoo. Appa memanggil Eomma dengan noona..."

Yoongi dan Eunsung tertawa bersamaan mendengar ucapan polos Jungkook.

"Noona?" tanya Yoongi.

"Suamiku dua tahun lebih muda." balas Eunsung.

Yoongi sedikit tersentak mendengar kata ‘Suamiku.’

"Kalau begitu, aku pulang duluan ya. Suamiku sudah menjemput." Eunsung membungkukkan badannya kecil. Jeongkook sudah berlarian menuju appa-nya.

"Oh Yoongi-ah. Ada banyak alasan untuk yeoja mencintaimu dan kau berhak dicintai. Jadi jangan mengatakan jika dirimu jahat." Eunsung membalikkan badannya lagi kemudian segera pergi.

Yoongi tersenyum sambil melihat punggung Eunsung yang semakin menjauh.

‘Di kehidupan berikutnya. Jika aku tahu bagaimana cara mencintaimu, bisakah kita terus bersama sampai menikah?’ Yoongi tersenyum kecil dengan pikirannya.

Yoongi menatap langit biru yang luas. Kejadian dua belas tahun lalu kembali terlintas di pikirannya. Dia ingat bagaimana dia menagis dan berteriak seperti orang bodoh di kamar kos setelah membuat keputusan untuk melepas Eunsung. Dia ingat bagaimana dia menceritakan semuanya kepada eomma nya. Eomma nya menghargai semua keputusan yang dilakukan oleh anak nya. Dan dia ingat bagaimana sakitnya hatinya saat mengetahui jika Eunsung akan menikah. Dan hal yang paling menyakitkan adalah saat dia sadar hal yang dilakukannya adalah hal bodoh.

‘Bodoh.’ pikir Yoongi.

‘Sekarang aku melepasmu tapi tidak di kehidupan selanjutnya. Tunggu aku, Cha Eunsung.’

TAMAT

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK