home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > TERCYDUQUE

TERCYDUQUE

Share:
Author : KaptenJe
Published : 24 Aug 2017, Updated : 24 Aug 2017
Cast : Jill, Sehun, Ibu dan Mama.
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |5214 Views |2 Loves
TERCYDUQUE
CHAPTER 1 : Struggler

Menjadi mahasiswa fresh graduate itu… Membahagiakan?? Ya…. Sejenak memang bahagia, tapi bukankah perjuangan yang sesungguhnya baru saja dimulai? Setelah lulus kau harus segera dapat pekerjaan, atau segera melanjutkan S2 lagi, atau bahkan segera menikah. 3 hal itulah yang membebaniku saat ini, mencari pekerjaan akan sangat sulit, melanjutkan sekolah? Aku harus mencari beasiswa dulu. Kalau menikah? Mana mungkin, pacar saja aku tak punya.

Setelah lulus, aku langsung mencari berbagai lowongan pekerjaan dan beasiswa, ada 3 perusahaan dan 4 beasiswa yang aku lamar. Dari perusahaan dan beasiswa yang aku lamar, alhamdulillahnya ditolak semua, benar2 frustasi sekali. Tahun berikutnya aku benar2 merasa terpuruk, setelah mendapat 7 kali penolakan aku merasa bahwa usahaku hanya sia-sia. Tetapi ibuku terus mendukungku, beliau meyakinkanku.

“dalam hidup ini kau memang  akan menemukan banyak kegagalan, tetapi kau tidak boleh menyerah, kau hanya perlu menghabiskan jatah kegagalanmu dan kau akan mendapatkan keberhasilanmu.”

 “kau ini baru 7 kali saja sudah menyerah seperti itu, apa kau memang anak ibu? Jill anak ibu tidak pernah menyerah hanya karena kegagalan kecil seperti ini.”

“bagaimana ibu bisa bilang ini kecil? Aku ditolak 7 kali bu!”

“baru juga beasiswa yang menolakmu, kau belum merasakan rasanya ditolak ibu mertua.”

“ibu dulu ditolak nenek ?”

“dulu nenek sangat tidak suka dengan ibu, tapi karena kegigihan ibu nenekmu luluh juga. Di tolak ibu mertua itu lebih menyakitkan daripada ditolak beasiswa, asal kau tau saja.”

“tapi saat ini yang paling menyakitkan untukku adalah ditolak beasiswa, lagipula bisa2nya ibu menyamakan beasiswa dengan ibu mertua.”

“intinya aku hanya ingin memberikan motivasi untukmu agar tidak menyerah. Ayo bangkitlah dan raih cita-citamu.”

Ibuku lantas berbalik menuju dapur, lalu aku memeluk ibuku dari belakang.

“ibu.. terimakasih atas dukungan yang kau berikan selama ini, terimakasih kau tidak pernah memarahiku sedikitpun jika aku mengalami kegagalan, terimakasih kau selalu menjadi sumber kekuatan dalam hidupku.” Tanpa disadari air mataku sudah bercucuran.

Ibu melepaskan pelukanku dan berbalik menghadapku, beliau mengusap lembut pipiku.

“kelak kau akan menjadi orang yang hebat anakku, ibu yakin itu.”

Setelah mendapat berbagai motivasi dari ibuku, aku kembali bangkit dan berusaha mencari beasiswa lagi. Aku sengaja tidak mencari pekerjaan karena ingin fokus menlanjutkan sekolah S2. Ini adalah tahun keduaku mencari beasiswa, kali ini ada 4 beasiswa yang aku ambil. Karena kemarin aku sempat ‘mogok’ jadilah hanya 4 beasiswa yang berhasil aku daftarkan. Tahun kedua ini masih sama dengan tahun sebelumnya, penolakan, penolakan dan penolakan. Aku ditolak oleh ke empat-empatnya dan total aku ditolak sebanyak 11 kali. Sedih?? ENGGAK!! UDAH BIASA!!

Tahun berikutnya aku tidak menyerah dan tetap mendaftarkan beasiswa di 7 beasiswa yang ada. Bahkan panitia penyelenggaranya mulai hafal dengan muka ku. Beasiswa ke 1-6 aku diTOLAK lagi, harapanku tinggal 1 beasiswa saja. Jujur aku sudah merasa pesimis akan diterima.

“hari ini bukannya pengumuman beasiswa?” tanya ibuku dari dapur

Aku malah sedang asik nonton TV. “iya nanti jam 10 pengumumannya. Paling juga ditolak lagi.” Ucapku dengan kesal sembari menggigiti daun sirih (rasanya pahit…. Sepahit hidupku) *udah kayak embah-embah aja gigit-gigit daun sirih >.<

“ehh… tidak boleh bicara seperti itu, siapa tau kamu lolos kali ini.” Aku hanya bergeming dan masih fokus menggigiti daun sirih.

Waktu menunjukan pukul 10.00, ibuku bergeas menuju kamarku dan mengambil laptopku.

“ini ayo buruan di cek hasilnya” aku yang selonjoran di sofa sambil menonton tv hanya memandang ibuku dengan tatapan malas.

“tidak mau bu, ibu saja yang cek.”

“jangan bilang seperti itu, ibu rasat kamu akan lolos kali ini.” Kemudian ibu menaruh leptopku di atas meja depan sofa tempatku selonjoran, ibu duduk lesehan dengan menghadapku sehingga aku tidak bisa melihat ke layar leptop. Aku berusaha memasang tampang cuek dan mengalihkan pandanganku dari ibu. Saat ibu sibuk mencari pengumuman, sesekali aku melirik kearah ibu dengan tatapan khawatir. Jujur di dalam lubuk hatiku yang terdalam aku ingin sekali lolos kali ini.

“ini dia pengumumannya…..” ibu memandangi layar leptop dengan serius, beliau merunut namaku dari atas hingga bawah. Tiba-tiba ibuku memasang tampang sedih dan seketika air matanya menetes. Melihat itu aku langsung bersepekulasi.

“tuh kan tidak lolos lagi.”

“kamu lolos…. You did it dear.” Mendengar itu aku langsung berubah keposisi duduk.

“hah?” aku masih berusaha mencerna kata-kata yang barusan keluar dari mulut ibuku.

Ibuku lalu membalikan layar leptop kehadapanku. “kamu LOLOS anakku.”

Seakan tak percaya, aku mengucek-ucek mataku dan kembali melihat layar leptop, aku mengangkatnya dan mendekatkan layarnya ke mataku, aku mengusap-usap layar leptop itu. Seketika aku menutup mulutku dengan tangan, mataku terasa panas dan tidak lama kemudian aku meneteskan air mata. Kali ini adalah air mata bahagia. Ibuku menghampiriku dan memeluku.

“ibu aku berhasil bu…”

“iya sayang kamu berhasil…” akhirnya kami berdua menangis bahagia dalam dekapan masing-masing.

**3 bulan kemudian**

Selama 3 bulan belakangan ini aku sibuk mengurus kuliahku di Kanada, dari mulai mengurusi administrasi di kampus dan tempat tinggal di Kanada. Untuk tempat tinggal aku sengaja mengikuti program orang tua asuh, jadi kita tidak tinggal di penginapan atau asrama, melainkan tinggal bersama orang tua asuh. Dan beruntungnya aku mendapatkan orang tua asuh yang sangat baik, beliau bernama Ny. Oh Sonja. Beliau berkebangsaan Korea-Kanada, memiliki 1 anak laki2 yang berusia sepantaran denganku. Anaknya tinggal di Korea untuk menjadi idol grup dan beliau tinggal sendirian di Kanada karena suaminya sudah meninggal. Kami bisa dibilang sudah cukup dekat karena selama 3 bulan ini kami rajin melakukan video call. Dan dua bulan terakhir ini aku mulai membiasakan diriku memanggilnya Mama. Ibu dan Mama juga cukup dekat larena setiap melakukan video call ibuku juga ikut nimbrung, bahkan mereka berdua juga sering melakukan video call tanpaku.

**Live in Kanada**

Sudah 1 bulan aku tinggal di Kanada, Alhamdulillah aku sudah mulai terbiasa dengan lingkungan disini. Kehidupan dikampus juga sama seperti waktu S1 dulu, tetapi fasilitas disini sungguh kelas dunia semua, serba canggih. Aku juga tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan teman. Aku berteman dengan semuanya.

Saat itu aku pulang kuliah, aku memasuki rumah dan menghampiri Mama.

“Ma aku pulang. Mama masak banyak hari ini?”

“iya, saudaramu datang.”

“hah? Saudaraku? Maksud mama anak mama yang di korea?”

“iya, pagi tadi dia sampai, nah itu dia.” Seketika aku menoleh kebelakang, kesan pertamaku adalah W O W dia G A N T E N G.

 “hallo?” dia menyapaku duluan.

“hai” aku menjawab sedikit gugup.

“jadi ini yang namanya Jill, cantik juga” aku tersipu malu

Tidak butuh waktu lama untukku akrab dengan sehun, kami benar-benar dekat layaknya saudara kandung. Kami tidak pernah jaim satu sama lain dan selalu terbuka dengan masalah2 yang kami hadapi.

“jadi kenapa kau pulang ke Kanada?” tanyaku membuka obrolan sore ini di atap rumah kami.

“aku rasa aku harus menyerah.”

“apa maksudmu menyerah?”

“aku sudah menajdi traine selama 7 tahun dan berganti agensi 3 kali, tetapi aku selalu gagal debut. Apakah aku begitu tidak punya talentanya sampai mereka enggan mendebutkanku.”

“aku paham apa yang kau rasakan, aku pun juga pernah mengalami banyak kegagalan. Ibuku bilang dalam hidup ini kau memang  akan menemukan banyak kegagalan, tetapi kau tidak boleh menyerah, kau hanya perlu menghabiskan jatah kegagalanmu dan kau akan mendapatkan keberhasilanmu. Aku selalu yakin bahwa sebanyak apapun kita gagal, kita harus lebih banyak lagi bangkit, sehingga keberhasilan akan mendatangi kita. kau tidka boleh menyerah secepat ini, aku yakin dimasa yang akan datang kau akan menjadi idola yang dikenal seluruh dunia.” Aku berkata dengan berapi-api.

“baiklah-baiklah, aku menghargai motivasi yang kau berikan. Tetapi matamu tidak perlu melotot seperti itu, membuatku takut saja.” Dengan gemas sehun mencubit pipiku.

“ahh… kau merusak suasana heroikku saja.” Aku menoyor punggung sehun sekenanya. Kamipun menghabiskan sore kami dengan canda dan tawa.

Setelah kembali dari Kanada, sehun mendapatkan kepercayaan dirinya dan mengikuti program survival (anggep aja PD 101) yang akan mendebutkan boygrup beranggotakan 12 orang, dia mengikutinya bersama kelima temanya (suho, chanyeol, kai, dio, dan baekhyun).

“gaes… ini akan menjadi usaha terakhirku untuk mewujudkan impianku menjadi idol. Jika kali ini aku masih gagal, aku akan benar2 berhenti sampai disini.” Kata sehun dihadapan kelima teman trainenya.

Acara survival yang diikuti Sehun berjalan dengan cukup lancar, sejauh ini sudah 2 tahap eliminasi yang berhasil ia lalui. Pada tahap ke 3 eliminasi, sehun mengalami sedikit kemerosotan, dia hampir saja tereliminasi, rangkingnya anjlok dari rangking sebelumnya. Hal ini menjadi pukulan cukup besar untuknya, terbesit pikiran untuk menyerah saja tetapi bayang2 wajahku yang melotot memberinya motivasi melintas dipikirannya.

“aku tau.. aku tidak boleh menyerah.” Sehun seakan berbicara dengan bayang2ku.

Sehun melanjutkan usahanya lagi, dan dia berhasil masuk 24 besar. Saat itu adalah acara final, semua peserta duduk berjajar didepan layar dan menonton video greetings dari para kerabatnya yang tidak bisa datang. Jadi masing2 peserta diperbolehkan mengundang 2 kerabatnya untuk hadir saat acara final. Sehun mengundangku dan mama untuk datang, tetapi videoku muncul yang meandakan aku tidak bisa datang.

“hallo… perkenalkan aku nunanya sehun, namaku Jill.”

“sehun.. maafkan aku karena tidak bisa datang, jadwalku sedang tidak bersahabat. Aku ucapkan selamat karena sudah bisa sampai pada tahap ini, aku yakin kali ini kau akan debut Fighting”. Ucapku dalam video singkatku. Videoku ini membuat semua netizen heboh karena selama ini sehun dikenal anak tunggal, jadi bagaimana bisa dia memiliki nuna. Fanspun dengan sigap mencari informasi tentang diriku dan mereka mendapat informasi kalu aku adalah saudara angkatnya, berasal dari Indonesia dan merupakan mahasiswa S2 di UBC.

Masing2 kerabat peserta yang datang masuk satu persatu, dan tibalah giliran sehun, kerabatnya yang datang hanyalah mama. Sehun segera menghampiri mama dan memeluknya dengan erat. Tiba-tiba dari balik pintu muncul seorang gadis manis nan cantik jelita, siapa lagi kalau bukan…!! Ya… itu adalah aku, Jill. Hehehe… *Narsis banget sih mbak Jill ini.

“YAAA!! Kau bilang kau tidak bisa datang!! Sehun menghampiriku dan langsung mencubit kedua pipiku dengan gemas. Aku membiarkannya tetap mencubit pipiku.

“surprise…” aku menjulurkan lidahku kearahnya sambil nyengir

Setelah itu kami melanjutkan obrolan kami di kursi, berjajar dengan peserta lainnya.

“YAA… sejak kapan kau jadi nunaku?”

“aku memang nunamu tau, aku lebih tua 2 bulan darimu asal kau tau saja.”

“cihh… padahal hanya 2 bulan.”

“tetap saja judulnya lebih tua, mulai sekarang panggil aku nuna. Ayo coba panggil aku nuna… N U N A.”

“ihhh tidak mau” Aku langsung menoyor kepala sehun, seketika sehun melotot padaku.

“apaaa?? Mau macam2 sama nuna?” aku tidak kalah melototnya.

Waktu berjalan begitu cepat, sehun berhasil meraih mimpinya debut menjadi member EXO. Dia benar2 menjadi idol yang tenar saat ini dan dikenal diseluruh dunia. Dan saat ini aku juga menetap dikorea, kenapa? Aku mengikuti pertukaran pelajar di SNU selama 6 bulan, jadi sekarang ini aku tinggal di kontrakan sehun. Apakah kami tinggal berdua? Tidak.. karena dia tinggal di asrama, tapi sesekali dia juga menyempatkan pulang ke kontrakan.

Konser debut EXO dilangsungkan hari ini. Aku menghampiri sehun di backstage.

“ya!! Kenapa kau mengenakan rompi tim medis?” sehun bertanya kebingungan

“daripada aku hanya menontonmu, lebih baik aku melakukan kegiatan yang lebih berfaedah.”

“jadi kau bergabung dengan tim medis? Untuk apa? Bukankah aku sudah memberimu tiket VIP?”

“iya aku tau, tapi aku akan sangat bosan jika harus duduk ditempat, sudahlah anggap saja aku mewakilimu menjaga fans2mu yang butuh pertolongan medis saat konser nanti.”

“baiklah, kau memang Jill yang aku kenal, selalu penuh dengan kejutan. terimakasih, aku bahkan tidak mengira kau akan memikirkan fans2 kami.” sehun lagi2 mencubit pipiku.

“yasudah, aku mau keliling dulu.” Aku berlari meninggalkan sehun

Aku berkeliling mengitari area penonton mencari apakah ada yang butuh bantuan medis.

“permisi…” teriak seorang fans. Dengan sigap aku menghampiri fans itu.

“iya, ada yang bisa aku bantu?”

“emm… apakah kau nuna angkatnya sehun?” mendengar pertanyaan itu aku langsung kaget, bagaimana bisa mereka masih mengenaliku, padahal sudah 1 bulan berlalu sejak acara final itu.

“emm… ya kau benar.” Aku menjawab dengan ragu

“kenapa eonni menjadi petugas medis, bukankah harusnya eonni menjadi tamu VIP?”

“emm…. Jadi sehun memintaku untuk mewakilinya menjaga kalian semua jika sakit, maka dari itu aku menjadi tim medis untuk kalian.”

Sontak jawabanku itu membuat para fans heboh, Mereka semakin mengeluh2kan sehun.

“eonni memang yang terbaik.” Sahut salah seorang fans

“kalau kalian merasa tidak enak badan, segera panggil tim medis oke. Jangan sampai kalian melewatkan penampilan mereka.” Akupun segera kembali berkeliling, masih 2 langkah aku berlari tiba2 terdengar suara

“Jill eonni…. JJANG!! Sebagian fans di area standing berteriak dengan kompak. Aku hanya bisa kaget dan memandangi mereka semua, tidka lupa aku membungkukan badanku untuk mereka. Di backstage sehun bisa mendengar suara teriakan itu, dia tersenyum bangga.

Konser debut EXO berjalan dengan lancar, kini sehun disibukan dengan berbagai macam kegiatan dari syuting CF, variety show, music show dsb. Kami menjadi jarang bertemu meskipun sama2 di korea.

Suatu hari sehun mengajaku jalan-jalan, kami nonton dan pergi makan sampai larut malam. Setelah itu sehun mengantarku pulang ke kontrakan, belum sampai kami masuk ke rumah, sehun tiba2 meraih tanganku.

“jill….” Aku menoleh kearah tanganku.

“hmm?” aku kaget dan memandangi tanganku yang digenggamnya.

“jill.. boleh aku bilang sesuatu?”

“bilang saja.”

“Aku… aku…”

“kau kenapa?” aku gemas menunggu kata2 sehun

“aku menyukaimu.” Seketika suasana menjadi hening krikk…krikk..

“eiiiguuuuu.” Aku menoyor kepala sehun

“aaa… kenapa kau memukul kepalaku?” sehun mengusap-usap kepalanya.

“siapa suruh kau bercanda seperti itu, aku tidak akan tertipu tau.” Tiba-tiba sehun meraih kedua tanganku dan menarik tubuhku mendekat padanya, wajah kami hanya berjarak 15 cm. saat ini jantungku benar2 berdetak sangat kencang. Aku bingung harus memandang kearah mana, bola mataku berputar2 saking nervousnya.

“ya..a.. a..ppa yang kau lakukan? Aku bicara gagap

 “apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” Sehun menatapku tepat dimanik mataku. Aku hanya bisa menelan ludah.

“YA!! ini sudah malam kau harus segera pulang dan istirahat.” Aku mendorong tubuh sehun dan segera masuk kerumah. Perasaanku campur aduk antara harus senang atau sedih.

“aku juga menyukaimu sehun, tapi ini bukan waktu yang tepat” Kataku lirih sambil melihatnya berlalu dari jendela.

Beberapa bulan berlalu, aku sedikit menjaga jarak dari sehun. Saat bertemupun aku sangat canggung, tidak seperti biasanya. Tapi bisa2nya sehun masih bersifat biasa *dasar lelaki bisanya bikin baper… ouuuhh.

Hari ini mama mengunjungiku di Korea, sebenarnya mama juga ingin bertemu sehun, tetapi jadwalnya tidak memungkinkan.

“Jill.. apa kamu baik2 saja dengan sehun?” aku cukup kaget dengan pertanyaan mama, apa mama tau kalau aku menjaga jarak dari sehun.

“emm… baik kok ma, kita baik2 saja.” Jawabku berbohong *hatiku ma yang tidak baik2 saja

“mama bisa tau lo kamu berbohong atau tidak.” Mama menatapku penuh selidik. Dan aku sungguh tidak berkutik dengan tatapan mata itu.

“baiklah aku akan jujur pada mama, jadi sebenarnya… emm sebenarnya.”

“sebenarnya sehun menyukaimu?” mama langsung melanjutkan kata2ku saking tidak sabarnya

“lho mama kok tau? Ma.. aku tidak tau dia bisa punya perasaan seperti itu, tenang saja aku..”

“mama tidak masalah jika kalian mau berpacaran.” Aku hanya bisa berkata ‘hah’ menanggapi pernyataan mamaku.

“mama malah senang sekali kalau kau berpacaran lalu menikah dengan sehun, itu berarti kau akan sah menjadi anak mama? Lagi2 aku hanya bisa ‘hah’

“ayolah kalian berpacaran saja” mama menunjukan ekspresi memelas seperti anak kecil.

“mana bisa aku berpacaran dengannya, aku belum pantas untuknya ma. Lagipula idol tidak bisa berpacaran, itu hanya akan membuat fans marah dan meninggalkannya. Aku tidak bisa menghancurkan impiannya hanya karena perasan ini.” Tanpa kusadari aku meneteskan air mata. Mama langsung memelukku.

Hampir 3 bulan ini aku berusaha menjauhi sehun, sejujurnya aku sangat merindukannya tapi bagaimana lagi, jika kita tetap dekat aku takut aku tidak bisa menahan perasaanku sendiri.

Pagi itu sehun menelfonku, aku menatap layar HP dengan bimbang, haruskah ku angkat?

“hallo..”

“kau sedang apa?”

“emm… habis beres2 rumah, kenapa tiba2 telfon?”

“aku merindukanmu” kata2 itu sukses membuat arwahku gentanyangan, speechless.

“ya…. Apa yang kau bicarakan.”

“hahahah…. Oya apa kau akan datang ke konserku besok? Akan aku pesankan tiket VIP.”

“tidak usah tidak usah, lagipula aku tidak bisa datang. Maaf” sebenarnya aku tidak ada kegiatan apapun besok, aku merasa bersalah karena menolaknya seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi.

“hmmh….” Sehun berdeham, “jadi  kau masih tetap menghindariku? Aku tidak berharap kau membalas perasaanku, berhentilah bersikap dingin, aku sedih jika kau terus seperti ini.”

“aku tidak menghindarimu”

“sudahlah jika memang tidak mau datang tidak apa2. Semoga harimu menyenangkan.” Sehun langsung menutup telfonnya. Aku hanya bisa marah pada diriku sendiri, apa menghindar adalah jalan yang terbaik??

Konser world tour EXO dibuka di korea, konsernya akan dilangsungkan selama 3 jam dan dihadiri 72.000 penonton *EXO dabeess. Saat konser berlangsung, sehun bertingkah sedikit aneh dia celingukan kesana-kemari seakan mencari seseorang. Sehun masih berharap aku datang kekonsernya hari ini, sehingga dia dengan sangat serius mencariku diantara kerumunan 72.000 orang *sempet banget ya hun nyariin mbak Jill kayak gitu, udah kayak nyari jarum didalam tumpukan jerami tau, mustahil. Keyakinan sehun itu memang benar, aku memang datang kekonsernya, tetapi aku menyamar agar tidak dikenali siapapun dan memilih section yang agak nyempil agar tidak mudah ditemukan.

Konser sudah berlangsung selama 2 jam, tapi sehun masih tidak menemukanku *yaiyalah hun, dibilangin mustahil ngeyel!! Tapi sehun masih terus mencariku dan dia berhasil. Konser sudah mencapai acara puncak dan encore, semua member exo berbincang2 dengan fans sebelum menutup konsernya.

“yeoreobeun…. aku rasa ini adalah hari yang tepat.” Fans pun kompak bersorak dan mulai meneriakan fighting… aku hanya bisa celingukan melihat fans2 ini. Apakah mereka sedang melakukan projek? Tapi projek apa?

“untuk gadis di section tribun C9, memakai bomber jaket hitam, masker hitam dan topi hitam, silahkan berdiri.” Aku memandangi tubuhku dari ujung kaki sampai ujung kepala, what… apa aku sedang TERCYDUQUE  sekarang?? Aku menarik topiku menutupi setengah mataku, aku masih membeku.

“Jill.. aku tau kau disana, berhentilah bersembunyi.” Fanspun serempak berteriak ‘berdiri.. berdiri..’ dengan ragu aku berdiri, panitia didekat areaku memberikan sebuah mic kepadaku. Dan lampu sorot menyorot kearahku.

“yeorobeun… it’s show time!!” tiba2 lampu2 dimatikan, dan muncul cahaya kelap-kelip di section standing yang membentuk tulisan “Jill…. Aku mencintaimu. Ayo kita berpacaran.” Aku terpukau melihat itu. Kini lampu sorot hanya menyorotku dan sehun, kami berada ditengah2 silver ocean *heol

“aku tau kau menolaku karena  takut menyakiti para fans, tapi sekarang para fans sudah member kita restu, jadi apa yang kau khawatirkan?”

“aku… aku…” kemudian aku terdiam dan menunduk, fans spontan berteriak ‘terima…terima..’

“ jadi apa jawabanmu?” aku masih diam…

“hmm…” aku sambil menganggukan kepalaku

“hmm?? Sehun mengernyitkan dahinya

“aisshh…. Laki2 ini tidak peka sekali kalau aku sedang malu setengah mati saat ini” batinku dalam hati

“WAY-I-ES” aku menjawab dengan gusar.

“Y E S? yeeyyy…. Jadi ini adalah hari pertama kita.” sehun mengankat kedua tangannya dan sontak para fans bertepuk tangan juga bersorak untuk kami. Aku dan sehun saling memandang dari kejauhan dan tersenyum malu2.

-TAMAT-

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK