home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Stupid Bookworm

My Stupid Bookworm

Share:
Author : Ca_JiYa
Published : 30 Mar 2017, Updated : 30 Mar 2017
Cast : Yoona & Ji Chang Wook
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |727 Views |0 Loves
My Stupid Bookworm
CHAPTER 2 : Serendipity

“Yoona-ya...” suaranya semakin tegas siap menerkam wajah gusar Yoona.

Tak berpikir lama, Yoona spontan berdiri dengan degup jantung yang semakin cepat dan tak terkendali. Yoona akan membuat keputusan jika dia ketahuan. Yoona berusaha menyembunyikan “benda mahal” itu ke belakang tubuhnya. Matanya mulai membaur ke berbagai arah. Berusaha tenang. Tapi gagal.

“Aku sudah mengawasi sejak tadi.”           

“Jadi...?” Yoona memastikan dengan mata yang mulai membuka lebar.

“Kau benar-benar pemalas ya...”

“Aku?”                     

“Sedari pagi kau selalu menyendiri, bukankah karyawan kita sangat banyak. Jika kau tak suka bekerja disini, lebih baik kau keluar saja.”

“Kenapa harus begitu?” Yoona memperhatikan dengan seksama. Apakah orang yang dihadapannya tidak melihat apapun?. Tidakkah dia penasaran apa yang aku lakukan disini?.

‘Yoona-ya... Aku sudah menelponmu beberapa kali. Heh?. Restoran ini memang bukan yang termahal, tapi restoran ini sangat bersejarah. Jika kau tak berniat bekerja, angkat kaki saja.” Ahjumma datang tiba-tiba dengan kata-kata pamungkasnya. “Restoran bersejarah.”

“ah, maafkan aku, Nyoya Go.” Yoona menjawab dengan wajah yang sudah mulai terkendali.

“Cepat bekerja, aku beri kesempatan, karena kau karyawan baru.”

“Nde, terimakasih, Nyoya Go.” Yoona

Ahjumma beranjak meninggalkan tempat Yoona berada. Tapi, Yoona kembali gugup melihat orang yang sangat was-was terhadapnya. Yoona teringat ucapannya yang membuat hatinya mulai bertanya-tanya. Mata Yoona memeriksa gerak-gerik orang itu. Seperti tidak ada tanda-tanda dia ketahuan.

Di kamar yang berukuran kecil ini Yoona mulai kembali merenungkan “benda mahal” itu. Yoona semakin penasaran, apakah ini benar-benar gelang hadiah? Atau hanya benda yang berbentuk gelang?. Yoona memasang wajah imutnya sembari memikirkan apa yang akan terjadi jika dia memiliki benda ini?. Apakah dia baik-baik saja?. Setidaknya dia tidak percaya hal-hal yang berbau mistis.

“Yoona..”

“Nde Appa...”

Yoona keluar kamar dengan piyama tidur. Dengan wajah yang lelah ia pun menghampiri Appa dengan senyum kecil. Yoona memijit bahu Appa lalu memeluknya dengan kasih sayang. Yoona hidup bersama Appa berdua semenjak di tinggal eomma empat tahun yang lalu. Awalnya berat untuk keduanya, karena eomma seorang anak yang berpengaruh di Seoul, kakek Yoona mantan pengacara yang terkenal di eranya. Namun, eomma Yoona tak di anggap anak lagi dan di usir ketika memilih menikah dengan Appa yang notabene seorang guru Matematika di salah satu sekolah tingkat pertama di area komplek orang kaya. Namun, eomma hidup bahagia bersama Appa sejak kelahiran Yoona—gadis kecil imut yang menjadi kebanggaan orangtuanya.

Yoona harus memutuskan harapannya untuk kuliah. Karena Appa menyuruhnya untuk bekerja. Di era global ini Yoona tidak habis pikir akan perintah Appa. Appa pernah menjelaskan bahwa jika Yoona kuliah, maka kebutuhan mereka berdua tidak terpenuhi. Atas dasar berbakti kepada kedua orang tua, Yoona tentu saja menaatinya.

“Appa?”

Appa memusuti bahu Yoona dari depan. Dia pun meneteskan airmata. Dia teringat akan pesan eomma.

“Aku ingin anakku sukses seperti kakeknya.”

“Kenapa harus begitu?”

“Aku ingin menunjukkan bahwa meskipun aku menikah dengan seorang guru, aku bisa mendidik menjadi anak yang sukses.”

“itu bagus. Tapi...”

“Tidak ada kata tapi untuk Yoona, dia cantik dan berbakat. Dia disenangi guru-gurunya.”

“Maksudku..”

Ingatan Appa tentang itu sangat menghantuinya. Entah apakah dia berhutang amanah dengan eomma. Yoona pun duduk di samping Appa. Meja makan ini memang menjadi saksi ketika eomma berharap Yoona akan sukses dalam karir.

“Appa...?” Yoona pun menyapun tetesan air mata yang sebenarnya tidaklah mengalir. Rindu Appa terhadap eomma yang sangat mencintainya, membuatnya merasa bersalah tak dapat memenuhi impian itu hingga sekarang.

“Appa...” Yoona memanggil Appa yang sedari tadi tak menggubrisnya.

“Yoona...”

“Nde?”

“Apa kamu nyaman di tempat kerjamu?”

“Tentu... Aku sangat menyukainya, tapi..” sontak Yoona menyadari apa yang terjadi beberapa lalu di restoran harus menjadi rahasianya. Dia tidak Appa marah dia menyimpan barang yang bukan miliknya. Dia tahu ini perbuatan yang tidak baik.

“Tapi?” Appa melanjutkan.

“Tapi aku masih belum terbiasa dengan suasana kerjanya, begitu cepat dan kerjasama sesama karyawan kurang begitu baik.”

“Itu biasa terjadi... untuk orang sepertimu?”

“Mwo? Orang seperti apa aku, Appa?” Yoona menajamkan matanya dengan nada kesal.

“Kau orang pemalas, kan?

“Mwo? Appa...?”

Mereka tertawa bahagia. Mereka adalah ayah dan anak yang memang sudah terbiasa bersama. Bahkan tetangganya iri dengan keakraban mereka sebagai keluarga kecil.

Suasana kerja masih sama seperti biasanya. Di pagi hari ini menjadi jadwal Yoona. Seragam kebanggaan Yoona sudah menyerap keringatnya meskipun baru beberapa jam melayani pelanggan.

Yoona berkonsentrasi pada aktivitasnya membersihkan meja makan pelanggan. Tiba-tiba dia terkejut ada seseorang yang seperti sedang memanggilnya.

Yoona mencari-cari pemilik suara itu. “Sepertinya Yoona tidaklah cantik.” Klaim sorang laki-laki yang duduk di kursi tepat di belakangnya. Yoona mengerinyitkan dahinya, dia mempertanyakan pada dirinya sendiri dengan memasang wajah yang tak mengerti dengan ucapan lelaki yang memakai kaca mata bulat seperti yang dipakai boboho. Yoona meneruskan aktivitasnya, yang sebenarnya sedari tadi meja bundar itu sudah bersih mengkilap. Dasar Yoona.

“Yoona... yoona.. yoona...”

 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK