home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > [Songfic] The One I Love

[Songfic] The One I Love

Share:
Author : sparchangel
Published : 09 Oct 2013, Updated : 10 Oct 2013
Cast : Kyuhyun, Ji Hyun
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |2095 Views |0 Loves
[Songfic] The One I Love
CHAPTER 1 : [Songfic] The One I Love

Author: Sparchangel

Title: Songfic “The One I Love” by Super Junior KRY

Casts: Cho Kyuhyun Super Junior, Choi Ji Hyun (OC), Soo Neul (OC), Hyun Mi (OC), Nam Yura (OC), and special appearance Lee Hyuk Jae as Kyuhyun’s friend

Genre: PG 15

Rating: Romance, AU

Length: One-shot

Twitter: @kyuncahae

Visit my blog >> http://sparchangelfanfiction.wordpress.com/

 

--------------Let the story begin-------------

I forgot when it started

I don’t know why I’m like this

“Bukankah itu Cho Kyuhyun? Tumben sekali dia mau datang doa pagi?” gumam seorang yeoja yang sedang berjalan melintasi lapangan rumput Seoul High School. Sedangkan Cho Kyuhyun, yang mendadak menjadi objek pandangan yeoja itu, sedang berjalan beriringan dengan temannya, Lee Hyukjae, menuju ruang agama yang letaknya berdekatan dengan lapangan basket sekolah tersebut. Suasana Seoul High School masih cukup sepi, belum banyak siswa yang datang karena memang ini masih jam 6.30 pagi.

“Hyun-ah?” tanya Hyun Mi yang sedari tadi melihat tingkah temannya yang berjalan di sampingnya, hanya melamun saja.

“Nde… nde?” tanya Ji Hyun terkesiap,  menghentikan aktivitasnya memandangi sosok Kyuhyun di kejauhan lalu mengarahkan pandangannya ke wajah Hyun Mi yang kini berjalan di sampingnya.

“Kau kenapa? Pagi-pagi sudah melamun.”

“Ah… itu, ani.. aku tidak melamun Mi-ah. Aku sedang menghapalkan materi ujian untuk hari ini,” dusta Ji Hyun.

“Baiklah. Percepat jalanmu, waktu kita tidak banyak,” sahut Hyun Mi mendahului langkah Ji Hyun menuju ruang agama.

Sesampainya di ruang agama…

“Mi-ah, ternyata Soo Neul sudah datang!” seru Ji Hyun gembira. Tunggu sebentar. Tidak biasanya Ji Hyun segembira ini melihat Soo Neul, sahabatnya. Hyun Mi ternyata juga menyadari hal ini.

“Ada apa denganmu, Hyun-ah? Kau aneh sekali hari ini? Tidak biasanya kau se-excited ini,” kata Hyun Mi sembari melangkahkan kakinya masuk ke ruang agama.

Belum lagi Ji Hyun menyusul Hyun Mi langkahnya terhenti saat ia melihat sosok Kyuhyun sedang duduk bersama teman-temannya yang lain di dalam ruang agama. Apakah penglihatannya salah?

“Cho Kyuhyun?” gumam Ji Hyun lebih kepada dirinya sendiri sambil memandang lekat-lekat Kyuhyun yang kini tengah bercanda dengan Hyukjae yang duduk di sebelahnya. Hei sejak kapan Kyuhyun memiliki senyum seindah itu? Atau memang ia sudah memilikinya sejak awal namun Ji Hyun terlalu sibuk menghindar saat menangkap sosok Kyuhyun di area pandangnya sehingga tak menyadarinya? Menghindar? Ya, menghindar. Entah alasan apa yang membuat Ji Hyun selalu saja membuang mukanya saat tak sengaja melihat Kyuhyun, atau berpura tak melihatnya tiap berpapasan dengannya di jalan. Sudah 2 tahun ini, Ji Hyun dan Kyuhyun menjadi bahan ‘ejekan’ di kelas. Bukan ‘ejekan’ dalam arti negatif tentu saja. Kau tahu, ‘ejekan’ dalam artian selalu menjodoh-jodohkan mereka berdua, seolah mereka ini sepasang kekasih betulan. Padahal mereka berdua kenal secara personal pun tidak! Hal itulah yang membuat Ji Hyun terkadang risih jika bertemu dengan Kyuhyun. Bukan karena ia membencinya. Bukan sama sekali! Ia hanya khawatir teman-teman sekelasnya akan semakin ‘heboh’ bila melihat Ji Hyun dan Kyuhyun hanya berdua. Yah bagaimanapun juga, Kyuhyun itu bukan tipe pria idaman Ji Hyun. Dan jujur saja, Ji Hyun sendiri benci bila harus ‘dijodohkan’ dengan namja yang sama sekali tidak masuk kriterianya. Lagipula, Ji Hyun sekarang mempunyai ‘idola’ sendiri di sekolah ini. Yaitu, guru bahasa inggrisnya, Kim seonsangnim. Kim seonsangnim memang tergolong guru baru dan masih muda di Seoul High School, dan tak sedikit siswi yang mengaguminya, termasuk Ji Hyun.

“Selamat pagi Soo Neul!” sapa Ji Hyun kepada sahabat sekaligus teman sebangkunya itu. Yang disapa hanya berjengit heran melihat tingkah Ji Hyun yang diluar kebiasaannya.

“Wae? Apakah salah jika aku mengucapkan ‘selamat pagi’ kepadamu?” tanya Ji Hyun saat melihat raut wajah Soo Neul yang penuh dengan tanda tanya dan keheranan.

“Ani. Hanya saja kau…. Terlihat ceria sekali hari ini? Ada apa? Baru saja bertemu dengan Kim seonsangnim?” goda Soo Neul.

“Aniyo~ hanya saja….” Ji Hyun melirik sekilas ke arah Kyuhyun, lalu mengurungkan niatnya untuk menceritakan hal ini kepada Soo Neul. Mungkin lebih baik ia menyimpan hal ini sendirian saja. Terlalu ‘berbahaya’ kalau ada teman sekelasnya yang tahu kalau Ji Hyun mulai menyukai Kyuhyun. Tunggu sebentar! Secepat inikah Ji Hyun ‘jatuh’? Hanya karena hal sepele tidak penting-melihat Kyuhyun hadir mengikuti doa pagi-lalu Ji Hyun langsung terpikat pada namja yang sama sekali tidak masuk kriterianya itu?

“Hanya saja kenapa?”

“Ah! Tidak ada apa-apa kok, Neul-ah~” sangkal Ji Hyun.

Sebenarnya Ji Hyun sepenuhnya tidak menyangkal ucapannya barusan. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa ia jadi seperti ini. Dan sejak kapan ia jadi begini, ia tidak tahu. Satu yang pasti, ia merasa sangat senang hari ini. Ia merasa sangat bersemangat hari ini. Ada apa sebenarnya ini?

A day seems so long

And doesn't seem to have an end

How does another morning come?

I don't know

Liburan musim panas telah tiba! Semua anak sekolah bahkan anak kuliahan pun pasti senang menyambut liburan super panjang ini. Tapi sepertinya hal ini tidak berlaku bagi Choi Ji Hyun. Setidaknya untuk kali ini, ia merasa tidak antusias menyambut musim panas. Ada apakah gerangan?

“Hyun-ah? Melamun lagi?” tanya Soo Neul sembari memainkan ponselnya. Hari ini adalah hari terakhir bagi siswa Seoul High School untuk masuk sekolah sebelum liburan musim panas. Meskipun mereka masih menerima pelajaran tapi tidak ‘sepadat’ biasanya. Mereka diperbolehkan pulang lebih cepat.

Ji Hyun yang sedari tadi sibuk memperhatikan Kyuhyun yang sedang bermain basket bersama teman-temannya, tak mengacuhkan pertanyaan Soo Neul. Sesekali ia menghela napas panjang, berharap waktu berhenti agar ia tetap bisa memandang Kyuhyun terus meski itu dari kejauhan.

“Ji Hyun-ah? Kau kenapa?” Soo Neul mulai geram karena Ji Hyun tak mengindahkan pertanyaannya.

“Ne? Aku tidak apa-apa,” ujar Ji Hyun kemudian diakhiri dengan desahan napas lagi. Sepertinya Ji Hyun sedang gelisah saat ini.

“Kau semakin sering mendesah. Semakin sering melamun. Ada apa sebenarnya? Kau ada masalah?”

Ji Hyun menolehkan kepalanya untuk memandang Soo Neul. Ia mempertimbangkan apakah sebaiknya ia bercerita kepada sahabatnya tentang masalah ini. Tentang ‘beban’ yang mengganjal hatinya selama beberapa minggu ini. Tentang Cho Kyuhyun, namja yang secara tiba-tiba mencuri perhatian dan mengganggu kerja otaknya.

“Soo Neul-ah, seperti apa sih rasanya jatuh cinta itu?” Alih-alih mencurahkan isi hatinya, ia malah bertanya hal tidak masuk akal seperti ini?

“Saat di mana kau tidak bisa berhenti memikirkan orang itu, bahkan hanya dengan memikirkannya mampu membuat jantungmu berdebar kencang. Kau mulai merindukannya. Dan hanya kehadirannya yang selalu kau cari, hanya dia yang membuatmu tersenyum sendirian seperti orang gila-“

“STOP!” Ji Hyun menghentikan ucapan Soo Neul yang belum selesai. Ia kembali menghembuskan napas panjang.

“Ku rasa… aku sedang jatuh cinta…” Ji Hyun menggantungkan kalimatnya.

Soo Neul tersenyum mendengar pengakuan Ji Hyun. Jadi ini yang membuat Ji Hyun berubah akhir-akhir ini. Masalah cinta rupanya.

“Jatuh cinta ya? Dengan siapa? Kim seonsangnim?” tanya Soo Neul dengan evil smirknya. Ia tahu betul sahabatnya ini sangat mengidolakan Kim seonsangnim, guru muda nan tampan di sekolahnya. Dan mungkin, orang yang membuat Ji Hyun jadi seperti ini juga Kim seonsangnim. Entahlah.. itu hanyalah analisis Soo Neul, bisa saja kenyataannya bukan seperti itu kan?

“YA! Mengapa bisa jadi Kim seonsangnim sih?!” murka Ji Hyun.

Soo Neul tertawa. Meskipun sangat mengidolakan Kim seonsangnim, tapi tiap Soo Neul menyebut namanya di depan Ji Hyun, ia malah menjadi salah tingkah seperti itu, dan selalu meminta Soo Neul untuk berhenti menyebut nama Kim seonsangnim. Mungkin ia malu kekekeke~

“Lalu kau jatuh cinta dengan siapa?”

Ji Hyun memandang sosok Kyuhyun yang telah selesai bermain basket dan kini sedang berjalan keluar dari area lapangan basket. Soo Neul mengekor arah pandang Ji Hyun, betapa terkejutnya ia karena ternyata Ji Hyun sedari tadi memperhatikan Kyuhyun diam-diam.

“Cho Kyuhyun?” tanya Soo Neul memastikan dugaannya.

Ji Hyun tersentak. Bagaimana Soo Neul bisa tahu? Begitu banyak namja yang sedang berjalan keluar dari area lapangan basket, dan Soo Neul hanya menyebut satu nama, Kyuhyun. Tepat sasaran!

“Ya! Kau pikir karena aku sedang melihat Kyuhyun lalu kau menyimpulkan aku jatuh cinta dengan Kyuhyun, begitu?” sanggah Ji Hyun, meski dalam hati ia mengiyakan pertanyaan Soo Neul.

“Aku pulang dulu, ne? Berada di sini terus benar-benar membosankan!” sambung Ji Hyun.

“Tentu saja membosankan, Kyuhyun oppa kan sudah pulang,” kini Soo Neul mulai menggoda Ji Hyun lagi. Tak salah dugaannya, Ji Hyun memang sedang jatuh cinta dengan Kyuhyun. Lihat saja tadi, sewaktu Soo Neul menyebut nama Kyuhyun wajahnya merona dan ia terlihat sedikit salah tingkah. Hanya saja ia malu mengakuinya.

“YA! SOO NEUL-AH! Sudah ku bilang bukan Kyuhyun!”

“Sudah sana, kau bilang mau pulang? Sudah ditunggu Kyuhyun oppa di depan gerbang tuh! Ahahaha” goda Soo Neul.

“YA!!”

***********

Liburan musim panas benar-benar menyiksa Ji Hyun. Bagaimana tidak? Dengan berlibur dan tidak masuk sekolah seperti ini, menghambat Ji Hyun untuk bertemu dengan Kyuhyun. Jamkka man, sejak kapan Ji Hyun mulai mengakui perasaannya sendiri? Apakah memang benar ia jatuh cinta pada Kyuhyun? Hm entahlah yang jelas hanya Kyuhyun satu-satunya orang yang selalu ada di pikiran Ji Hyun.

Ji Hyun terus saja memandangi bunga-bunga di taman depan rumahnya yang bersemi dengan indahnya lewat kaca jendela kamarnya. Entah sudah ke berapa kalinya ia menghembuskan napas panjang. Ini baru hari pertama liburannya, dan Ji Hyun merasa sehari rasanya seperti setahun. Benar-benar membosankan!

JiHyun’s POV

“Apa yang harus ku lakukan? Kapan liburan ini akan berakhir? Huh lama sekali!” gumamku lebih kepada diriku sendiri. Ini baru hari pertama dan aku sudah merasa sangat bosan. Benar-benar aneh. Biasanya aku paling suka liburan musim panas, karena dengan begitu aku bisa menghabiskan waktuku untuk bersantai dan berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata. Tapi mengapa sekarang jadi seperti ini? Ini semua pasti gara-gara Kyuhyun! Aish~ bocah itu… tak ku sangka dia berani mencuri hatiku seperti ini! Aish jinjja! Michigeutta!

“Apakah sebaiknya aku mencari part-time job? Tapi apa?” tanyaku lagi, dan kepada diriku sendiri lagi. Ku buka ponselku. Tanpa sengaja aku membuka folder yang berisi foto-fotoku bersama teman-teman sekelas. Waktu itu sedang jam kosong dan kebetulan salah satu temanku ada yang membawa kamera, jadilah kami sekelas berfoto bersama sebagai kenangan karena sebentar lagi kami akan lulus. Ya, aku sekarang memang sudah kelas 3 T.T

Ku buka satu per satu foto-foto yang ada di dalam folder itu, aku sangat beruntung memiliki teman sekelas yang sangat solid seperti ini, aku menjadi tak rela jika harus berpisah dengan mereka. Aku beralih ke foto berikutnya, foto yang diambil beberapa minggu yang lalu, entah ini takdir atau kebetulan karena saat mataku melihat foto itu, pandanganku langsung terpusat pada Cho Kyuhyun. Jamkkaman, Kyuhyun? Aish! Orang itu lagi… aku langsung menutup folder itu dan mematikan ponselku. Aku pun kembali mengerang frustasi. Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba aku merindukannya? Merindukan Kyuhyun?

“Aku akan menyegarkan otakku saja ke Yeouido Park besok, mengurung diri di rumah membuatku gila perlahan,” putusku akhirnya.

I can't do anything

While not doing anything

I look at the slow time

Where are you?

What are you doing?

Because I only think of one person

JiHyun’s POV

Saat ini aku sedang berada di Yeouido Park. Tempat favoritku dan mungkin bagi warga Seoul lain, untuk sekedar bersantai, berwisata bersama keluarga menikmati pemandangan sungai Han, dan berkencan. Berkencan. Kata terakhir ini membuatku berimajinasi untuk berkencan dengan Kyuhyun, duduk berdua di bangku taman, atau menaiki sepeda bersama mengelilingi taman ini, pasti itu sangat menyenangkan! Ku gelengkan kepalaku saat sadar bahwa aku mulai berfantasi gila lagi. Semenjak aku melihat Kyuhyun pagi itu, aku jadi semakin sering berimajinasi menjadi kekasihnya. Huh benar-benar gila. Siapa aku, dan siapa dia? Ku rasa aku dan dia, tidak cocok untuk menjadi pasangan.

Kyuhyun anggota klub basket sedangkan aku anggota paduan suara. Semua siswa di Seoul High School tahu bahwa kedua klub itu adalah klub yang tak pernah bisa akur. Sudah bertahun-tahun hal ini terjadi, meski tak pernah mengadakan ‘perang’ fisik tapi telah terjadi perang dingin diantara kedua klub tersebut. Anggota-anggotanya merasa haram bahkan untuk sekedar berteman dengan anggota klub lawan. Yaah meskipun sekarang aku sudah tidak aktif lagi di klub, rasanya hukum tak tertulis ini masih berlaku. Nah, kalian lihat kan? Aku dan Kyuhyun berasal dari klub yang bermusuhan. Kalian berharap aku dan Kyuhyun bisa bersatu? I suggest you not to too hope.

“Eotteohke?” keluhku akhirnya setelah sadar aku kembali melamun memikirkan Kyuhyun. Michigeutta! Aku segera mengenyahkan pikiranku tentang Kyuhyun dan segera mengambil earphone dan iPod yang sengaja aku bawa hari ini lalu memutar lagu yang telah aku set dalam playlist khusus. Tiba-tiba lagu dari penyanyi Indonesia Endah N Ressa terputar, “When You Love Someone.”

When you love someone just be brave to say

That you want him to be with you

When you hold your love don’t ever let it go

Or you will lose your chance to make your dream come true

Hanya satu bait dari refrain ini yang paling aku suka. Entahlah sejak kapan aku mulai suka lagu-lagu berbahasa inggris. Tapi saat pertama kali mendengar lagu ini di radio beberapa bulan lalu, aku langsung suka dengan lagu ini. Meskipun kita perempuan, saat kita jatuh cinta pada seseorang kita harus berani mengatakannya atau kesempatan kita akan hilang. Itu pesan yang bisa aku tangkap dari lagu ini.

“Lalu haruskah aku mengatakannya pada Kyuhyun?” tanyaku lebih kepada diriku sendiri. Aku kembali menghela napas dan lantas mematikan playlist yang sedang berputar. “Benar-benar membosankan!”

Sempat terpikir untuk mengajak Soo Neul ke sini agar aku tidak seperti orang gila yang melamun sendirian di tengah taman yang ramai, tapi ku rasa dia pasti sudah punya kesibukan sendiri di rumahnya. Mungkin lain kali saja, aku akan mengajaknya ke Lotte World.

Ku lirik arloji yang ku pakai di pergelangan tangan kiriku. Mengapa waktu berjalan lambat sekali? “Kira-kira Kyuhyun sekarang sedang di mana ya? Lalu apa yang dia lakukan di liburan kali ini?” gumamku. Michigeutta~  Aku kembali membuka folder foto-foto kelas di ponsel, dan kembali memandangi sosok Kyuhyun di salah satu foto yang kami ambil sewaktu pemotretan untuk buku tahunan sekolah. “Kalau diperhatikan… dia keren juga,” gumamku sembari men-zoom foto khusus pada Kyuhyun saja. Tanpa ku sadari aku tersenyum-senyum sendiri saat mengagumi Kyuhyun meski hanya lewat foto.

Setelah puas memandangi foto Kyuhyun ku putuskan untuk pulang saja. Tiba-tiba aku punya ide untuk menulis cerita kekeke~

I know I shouldn’t be doing this

I know that I can’t love you

My confession will make you go through more pain

I know

Author’s POV

Belum sampai 10 langkah Ji Hyun meninggalkan bangku tempat ia duduk tadi, langkahnya terhenti mendadak dan tubuhnya mematung di tempat. Kedua matanya terpusat pada sepasang yeoja dan namja yang tengah asyik bersepeda bersama sambil sesekali tertawa bahagia. Bukan karena ia iri melihat sepasang kekasih itu, tapi lebih kepada namja yang kini membantu pasangannya untuk berdiri karena terjatuh dari sepedanya, yang membuatnya tiba-tiba menitikkan cairan bening dari matanya. Dadanya terasa sesak dan tubuhnya bergetar hebat. Sekuat tenaga Ji Hyun menahan air mata yang mulai mengalir dengan deras, namun ia tak kuasa menahannya. Ia membungkam mulutnya dan bergegas membalikkan tubuhnya, berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat ia berdiri tadi.

Setelah sekiranya ia sudah jauh dari taman Yeouido, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak karena lelah habis berlari. Ia kemudian duduk di salah satu bangku di tepian sungai Han dan tanpa terasa air matanya kembali jatuh. Tak pernah ia menyangka rasanya akan sesakit ini. Namja itu, Cho Kyuhyun, yang telah membuat Ji Hyun seperti ini. Ji Hyun melihat namja itu sedang bersepeda bersama yeoja-entah siapa namanya-dan bahkan melihatnya membantu yeoja itu berjalan saat terjatuh dari sepeda. Ji Hyun tak habis pikir efeknya akan sesakit ini. Siapa yeoja itu? Apakah dia yeojachingu Kyuhyun? Yang terakhir ini yang membuat hati Ji Hyun semakin tersayat rasanya.

Setelah sekiranya hatinya sudah tenang, Ji Hyun kembali melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah. Kali ini keputusannya untuk bekerja paruh waktu sudah bulat. Sembari mengisi waktu luang selama liburan juga supaya ia tak terus-terusan memikirkan Kyuhyun yang ternyata…. sudah memiliki yeojachingu.

_Beberapa minggu kemudian setelah liburan musim panas berakhir_

Ji Hyun kini sedang menelusuri setiap rak buku di perpustakaan sekolahnya guna mencari buku referensi untuk tugas Matematika. Tak jarang ia berjengit saat menemukan buku-buku yang sudah dipenuhi debu di deretan rak itu. Sudah hampir setengah jam ia mencari tapi tak kunjung menemukannya. Apakah perpustakaan ini tak memiliki buku satupun yang berhubungan dengan Matematika, eoh?

Saat Ji Hyun hampir menyerah, tiba-tiba Heera seonsangnim, sang penjaga perpustakaan menghampirinya yang kini duduk di salah satu bangku perpustakaan sembari mengusap keringat yang mulai membasahi dahinya.

“Ada yang bisa saya bantu agasshi?” tanya guru itu.

“Ssaem, apakah ssaem bisa membantu saya mencari buku pengantar Matematika untuk kelas 3 SMA? Saya memerlukannya untuk mengerjakan tugas dari Park seonsangnim.”

“Oh maksudmu buku berwarna ungu itu?”

Ji Hyun kembali mengingat pesan Park seonsangnim. Apakah gurunya itu pernah berkata bahwa buku referensi yang harus ia cari berwarna ungu? Sepertinya begitu.

“Nde. Ku rasa memang yang itu.”

“Kyuhyun telah meminjamnya kemarin. Ku rasa ia akan mengembalikannya hari ini. Tapi kalau kau memerlukannya sekarang, kau bisa meminta langsung padanya. Bukankah kalian sekelas?”

DEG! Kyuhyun? Apakah telingaku salah mendengar? Batin Ji Hyun.

“Oh baiklah, seonsangnim. Aku akan menemui Kyuhyun nanti, gamsahamnida.”

Ji Hyun pun keluar dari perpustakaan dan dengan segera ia melihat Kyuhyun yang sepertinya sedang berjalan menuju perpustakaan. Jantung Ji Hyun berdebar kencang saat Kyuhyun semakin mendekat ke arahnya yang kini mematung di depan ruang perpustakaan. Ji Hyun akhirnya memberanikan diri untuk memanggilnya-dalam rangka meminjam buku Matematika yang kini ada di genggaman Kyuhyun.

“Kyuhyun-ssi!” sapa Ji Hyun saat Kyuhyun hendak masuk ke perpustakaan.

Yang dipanggil dengan segera menghentikan langkahnya dan mengarahkan pandangannya ke Ji Hyun yang sekarang bermuka pucat pasi. Bagaimana tidak, ini adalah kali kedua dalam 3 tahun masa SMAnya. ia memanggil nama Kyuhyun, dan saling beradu pandang seperti ini. Hanya mereka berdua, Ji Hyun dan Kyuhyun.

Flashback

Ji Hyun melangkahkan kedua kakinya ke dalam kelasnya yang relatif baru beberapa minggu ini ia tempati. Ini memang merupakan tahun ajaran baru di mana ia sekarang menyandang status baru sebagai senior di sekolahnya karena sekarang ia naik ke kelas 2. Suasana kelas masih sangat sepi! Ji Hyun hanya melihat ada satu buah tas di kelasnya, dan dilihat dari bentuk dan warnanya Ji Hyun yakin itu tas namja.

Karena tidak mau berada di kelas sendirian, ia memutuskan untuk pergi ke ruang agama. Saat ia hendak turun-karena kelasnya berada di lantai 2-ia melihat profil namja yang sangat dikenalnya, sedang berdiri di depan sebuah majalah dinding di dekat tangga. Sepertinya namja itu sedang membaca beberapa artikel di mading tersebut. Ji Hyun berinisiatif untuk mengajak namja itu ikut bersamanya ke ruang agama, lumayan kan ia jadi punya teman ngobrol.

“Kyuhyun-ssi, kamu mau ikut ke ruang agama denganku?”

Cho Kyuhyun, namja berambut coklat dengan kulit putih pucatnya, menoleh ke arah Ji Hyun. Dengan postur tubuhnya yang tinggi, semua orang pasti akan tahu dia adalah kapten tim basket di Seoul High School. Banyak yeoja yang terpikat padanya, kecuali yeoja yang kini berdiri di hadapannya. Bagi Ji Hyun, Kyuhyun hanyalah sosok namja biasa-super biasa-meski ia mengakui Kyuhyun tampan, tapi mengingat status keanggotaannya sebagi anggota klub esksul yang ‘bermusuhan’ dengan ekskul yang ia geluti-paduan suara-membuat Ji Hyun sebisa mungkin tidak mengagumi sosok yang sedang beradu pandang dengannya kini.

“Tidak mau.” Jawab Kyuhyun singkat. Sudah Ji Hyun duga akan seperti itu jawaban Kyuhyun. Sangat mustahil mengajaknya doa pagi. Semua orang tahu itu.

“Baiklah, aku pergi dulu,” sahut Ji Hyun lalu turun melalui tangga. Tidak ada perasaan apa-apa di hati Ji Hyun. Hanya saja, hatinya sedikit bergetar saat beradu pandang dengan Kyuhyun tadi.

Di lain sisi, Kyuhyun juga merasakan hal yang sama saat Ji Hyun memanggil namanya dan saat mereka beradu pandang tadi. Ji Hyun tak sadar bahwa saat ia menuruni tangga, Kyuhyun memandangi punggungnya yang menjauh dari atas tangga. Memandangi Ji Hyun sampai ia menghilang dari pandangannya.

Flashback end

“Waeyo?” tanya Kyuhyun datar. Ekspresinya benar-benar tidak terbaca. Datar!

“Apakah kau sudah menyelesaikan tugas dari Park seonsangnim? Aku memerlukan itu….” ucap Ji Hyun sembari mengarahkan jari telunjuknya menunjuk buku pengantar Matematika yang ada di genggaman tangan Kyuhyun.

“Ige?”

“Nde.”

Kyuhyun pun menyodorkan buku yang dimaksud Ji Hyun sembari berujar, “Jangan lupa setelah selesai segera kembalikan, dan serahkan kartu perpustakaannya padaku. Karena buku itu dipinjam atas namaku.” Masih dengan tampang datarnya.

“Arraseo. Gamsahamnida, Kyuhyun-ssi.”

Kyuhyun hanya menjawab “Hmm” pendek lalu berlalu meninggalkan Ji Hyun.

“Kalau sikapmu sedingin ini padaku, bagaimana bisa aku mendekatimu, Kyuhyun-ssi?” gumam Ji Hyun sedih lalu beranjak ke kantin. Tiba-tiba ia merasa haus setelah percakapan singkat nan canggung-nya dengan Kyuhyun.

2 hari kemudian

Setelah mengembalikan buku pengantar Matematika ke perpustakaan dan menerima kartu perpustakaan milik Kyuhyun dari Heera seonsangnim, Ji Hyun berniat untuk langsung menyerahkan kartu keanggotaan perpustakaan itu kepada pemiliknya. Saat hendak melintasi taman di samping perpustakaan, langkah Ji Hyun terhenti saat tanpa sengaja ia mendengar ada dua orang siswa yang sedang terlibat dalam perbincangan yang cukup serius di sana. Dua siswa itu sedang berdiri dekat tembok gedung perpustakaan sedangkan Ji Hyun berada di tembok di sampingnya jadi ia bisa mendengar dengan jelas perbincangan dua siswa itu.

“Nam Yura-ya, ku mohon kali ini maafkan aku. Aku janji tak akan mengulang kesalahan yang sama.”

Suara berat seorang namja yang sangat familiar di telinga Ji Hyun. Suara berat yang sama yang ia dengar dua hari lalu. Suara Cho Kyuhyun. Dadanya berdesir hebat saat ia menyadari suara berat yang barusan ia dengar adalah milik Cho Kyuhyun.

“Janji. Janji. Janji… dan JANJI! Sudah beribu kali oppa mengobral janji padaku. Tapi sebanyak itu pula kau mengingkarinya oppa!! Tidak bisakah oppa membagi waktu? Bermain basket dan pergi berdua denganku? Percuma kau bermimpi menjadi direktur perusahaan ternama kalau dari sekarang kau tak bisa membagi waktu!” oceh Nam Yura. Ji Hyun yakin yeoja itu adalah yeojachingu Kyuhyun.

“Tapi sebentar lagi timku akan mengikuti pertandingan basket antar sekolah. Aku tak mungkin meninggalkan latihan kan, chagi?” rengek Kyuhyun. Cih! Namja dingin sepertinya bisa lemah juga di hadapan kekasihnya, batin Ji Hyun.

“Berhenti memanggilku ‘chagi’! Oppa, ah ani, Kyuhyun-ssi maafkan aku. Aku tak bisa menahannya lagi. Mulai sekarang jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Dan sukses untuk pertandingan basketmu,” ucap Nam Yura.

“Yura-ya! Ya! Jebal! Dengarkan penjelasanku dulu! Gajima, Yura-ya~”

Yura tak mendengarkan teriakan Kyuhyun dan berbalik meninggalkannya. Saat ia mencapai tempat Ji Hyun mematung saat ini, ia merasa ada seseorang di sebelah kanannya. Ia menolehkan kepalanya, dan…

“Omo! Ji Hyun eonni!”

Ji Hyun terkesiap. Jadi Yura yang tadi bertengkar dengan Kyuhyun adalah hoobaeku di paduan suara?

“Ya! Kau mengagetkanku saja!” bentak Ji Hyun mencoba berakting natural.

Yura berbelok untuk menghampiri Ji Hyun. “Apa yang eonni lakukan di sini?”

“Emm aku… mau mengembalikan ini…” ucap Ji Hyun jujur sembari menunjukkan kartu perpustakaan milik Kyuhyun.

Yura memicingkan matanya untuk melihat foto yang tertempel di halaman depan kartu itu. Fotonya Kyuhyun. Raut wajah Yura tiba-tiba menegang.

“Milik Kyuhyun oppa?”

“Nde. Apakah kau baru kembali dari kelasku? Kyuhyun sudah di kelas kan? Karena biasanya-“

“Eonni aku harus ke kelas dulu. Annyeong~” ucap Yura memutus kalimat Ji Hyun dan segera berlalu dari hadapan Ji Hyun.

Ji Hyun sepenuhnya paham akan perubahan ekspresi Yura barusan. Ia hanya mengedikkan bahu lalu melanjutkan perjalanannya. Langkahnya kembali terhenti saat melihat Kyuhyun masih ada di taman. Ia sedikit ketakutan saat akan melewatinya.

“Ah~ mengapa pula aku harus takut? Kyuhyun kan bukan hantu. Ji Hyun beranikan dirimu berhadapan dengannya lagi, kau punya utang padanya!” gumam Ji Hyun lalu bertekad untuk menghampiri Kyuhyun.

“Eung~ Kyuhyun-ssi?”

Kyuhyun yang sedari tadi menangkupkan kedua telapak tangannya untuk menutupi wajahnya, mendongakkan kepalanya dan… astaga, mata dan hidungnya merah! Ji Hyun berani bersumpah bahwa pria dingin nan menjengkelkan ini habis menangis.

“Apa?” Ji Hyun berjengit mendengar balasan Kyuhyun. Benar-benar tak punya perasaan! Tadi saja dia merengek-rengek pada Yura, sekarang di hadapannya? Ji Hyun tak yakin namja tampan di hadapannya ini punya hati yang lembut. Mungkin hati lembutnya dia gunakan saat dengan kekasihnya saja.

“Aku hanya ingin mengembalikan ini,” sahut Ji Hyun sembari menyodorkan kartu perpustakaan ke arah Kyuhyun. Kyuhyun segera menyambar kartu miliknya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia geram saat menyadari Ji Hyun tak segera pergi dari hadapannya. “Apa yang kau lakukan di sini, hah?” bentak Kyuhyun.

Ji Hyun yang terkejut hanya membulatkan matanya. Ia tak menyangka pria idaman semua siswi ini begitu galak seperti guru BP. Apa jangan-jangan dia anaknya ya? Bisa jadi. Ia hanya menghembuskan napas panjang dan segera berlalu pergi meninggalkan pria yang mirip monster itu. Ia tarik kembali ucapannya sewaktu liburan dulu. Mana mungkin ia bisa mencintai namja yang kejam seperti itu? Apakah patah hati bisa membuat seorang pria menjadi kejam seperti itu? Mungkin saja. Dan lagi-lagi Ji Hyun tak menyadari kepergiannya membuat namja yang ia nilai dingin dan kejam itu menatap lekat punggungnya yang berjalan menjauh.

Even though I know

I can't do anything

I can only think of you

If I close my two eyes

Or open them again

I can only think of one person

Jam dinding sudah menunjuk angka 11, namun Ji Hyun tak kunjung dapat tidur. Meski raganya ada di dalam kamarnya, namun hati dan pikirannya ada pada Kyuhyun. Ya, Kyuhyun. Namja yang berhasil merusak kerja otaknya beberapa bulan ini, dan yang membuatnya menderita penyakit yang tak pernah dideritanya selama ini, insomnia. Sejak kejadian tadi siang, Ji Hyun terus memikirkan Kyuhyun. Tentang bagaimana perasaannya semenjak ditinggalkan Yura, kekasihnya. Apakah ia memerlukan seseorang untuk menghiburnya, karena Ji Hyun dengan senang hati akan melakukannya. Bila Kyuhyun memerlukannya tentu saja.

Sebagai seorang yang asing bagi Kyuhyun, Ji Hyun tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Selain berdoa supaya ia baik-baik saja di sana, di rumahnya. Ji Hyun juga sebenarnya merasa lega karena sekarang teman-teman sekelasnya tak lagi menggodanya dengan Kyuhyun. Tapi sekarang setelah Ji Hyun sadar ia benar-benar menyukai Kyuhyun-akibat ‘perjodohan’ itu-mengapa ia jadi merindukan hal itu?

Ji Hyun meraih Netbook yang ia letakkan di nakas samping tempat tidurnya. Mungkin dengan bermain Twitter dapat sedikit mengobati penyakit insomnianya. Tidak ada yang tahu bahwa Ji Hyun memiliki dua akun di Twitter. Satu akun resmi dan satu lagi akun yang ia buat sengaja agar ia bisa berkomunikasi dengan bebas dengan Kyuhyun. Karena ia yakin, kalau ia menggunakan akun resminya untuk mem-follow Kyuhyun, teman-teman sekelasnya pasti makin gencar ‘menjodohkan’ mereka berdua. ‘Ia’ sudah mulai akrab dengan Kyuhun sekarang, bahkan sering bertukar pesan lewat Direct Message agar publik tidak mengetahui topik pembicaraan mereka berdua. Lewat pesan pribadi ini Kyuhyun kerap mencurahkan isi hatinya pada’nya’.

Ji Hyun melihat ada sebuah tweet baru yang muncul di timeline-nya. Saat ini ia menggunakan akun palsunya.

@captaingyu How Am I Supposed to Live Without You?

“Cih! Cowok melankolis! Baru diputus pacar saja sudah ngetweet seperti ini. Ingin seluruh dunia tahu kalau kau sedang patah hati hah? Dasar narsis!” omel Ji Hyun sembari terkikik akan kata-kata terakhirnya tadi. Narsis. Semenjak ‘berteman’ dengan Kyuhyun di dunia maya, ia jadi tahu satu hal lain dari Kyuhyun. Ia seorang yang sangat narsis. Lihat saja username-nya. Seolah ingin pamer kepada dunia bahwa ia seorang kapten.

@GGjntwntyfr @captaingyu Apa lagi sekarang? Seorang kapten basket yang sedang patah hati? kekeke~

@captaingyu @GGjntwntyfr YA! Yeoja misterius~ siapa dirimu sebenarnya? I want to know you more and more ^^

@GGjntwntyfr @captaingyu Not this time. I’ll tell you later. Get over from your broken heart soon dude~ Hwaiting! ^^

@captaingyu @GGjntwntyfr Gomawo. Have a nice dream dear~ Jaljayo ^^

Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Kyuhyun tulis untuk’nya’, Ji Hyun membaca pesan itu berulang kali untuk memastikan ia tak salah membaca. “Kyuhyun-ah.. kau begitu manis dengan’ku’ di dunia maya. Mengapa kau tak bisa melakukannya di dunia nyata, eoh?” gumam Ji Hyun sembari mematikan Netbooknya dan kembali meletakkannya di nakas. Namun satu yang pasti, Ji Hyun kini bisa tidur tenang dengan sebuah senyuman terkembang di bibirnya.

The memory I can't erase for one second

I just think of you

Ji Hyun melangkahkan kakinya melintasi taman di samping gedung perpustakaan. Ia bisa melihatnya di sana, Cho Kyuhyun, sedang duduk sendirian di bawah pohon maple yang mulai merontokkan daunnya karena musim gugur telah tiba, sembari memainkan benda kesayangannya, PSP. Saat Ji Hyun hendak melewati Kyuhyun, tiba-tiba namja itu mendongakkan kepalanya dan menatap lurus ke arah Ji Hyun yang kini juga tengah memandang Kyuhyun. Sepersekian detik saling memandang seperti ini, membuat jantung Ji Hyun tak dapat berfungsi dengan baik. Ia segera mengalihkan pandangannya dan berlalu dari hadapan Kyuhyun, sementara namja yang kini memasukkan PSPnya ke saku celana seragamnya hanya tersenyum kecil sembari berdiri dari tempatnya duduk, memandangi punggung Ji Hyun yang berjalan menjauh.

Flashback 2 days before

“Saya akan membagikan hasil ujian semester kalian. Bapak ucapkan selamat bagi kalian yang mendapat nilai di atas rata-rata, bagi yang belum… silahkan tingkatkan belajar lagi!” ujar Park seonsangnim, guru matematika kelas tiga yang terkenal ramah. Para murid 3-1 terlihat antusias saat guru favorit mereka mulai mengeluarkan setumpuk kertas lembar jawab ujian semester mereka dari tas dan meletakkannya di meja guru. Belum sempat guru itu memanggil siswa nomor urut 1, ponselnya berdering dan terpaksa ia menunda pekerjaannya untuk membagi pekerjaan siswa.

Setelah mengakhiri percakapan di telepon, Park seonsangnim lantas berdiri dan memanggil Kyuhyun, murid kesayangannya yang sangat pintar matematika. “Kyuhyun, tolong bantu Bapak membagikan lembar jawaban ini kepada teman-temanmu ya,” ucapnya yang langsung dibalas anggukan oleh Kyuhyun. “Anak-anak, kalian Bapak tinggal sebentar. Bapak baru saja dipanggil kepala sekolah. Tolong jaga ketenangan kelas. Teman kalian yang akan membagikan hasil ujian kalian. Silahkan Kyuhyun,” Park seonsangnim memelankan suaranya pada kalimat terakhir agar hanya bisa didengar Kyuhyun.

“NDE SEONSANGNIM!” balas murid-muridnya dengan kompak. Mereka lantas kembali antusias menunggu hasil ujian mereka yang akan dibagikan Kyuhyun.

Kyuhyun melaksanakan mandat yang diberikan padanya dengan baik sampai saat ia tiba pada satu lembar jawab yang membuatnya terhenti sejenak untuk memastikan ia tak salah membaca nama yang tertera pada kertas tersebut.

“Choi… Ji Hyun…”

Sontak seisi kelas langsung ramai dengan sorakan dan pekikan yang mereka tujukan pada dua insan yang kini berdiri berhadapan di depan kelas. Ji Hyun yang hendak mengambil kertas ujiannya hanya bisa terdiam dan menyembunyikan senyum yang nekat akan mengembang dengan sempurna saat Kyuhyun, untuk pertama kalinya, menyebut namanya. Sementara Kyuhyun hanya bisa menatap Ji Hyun dengan pandangan yang sulit diartikan.

Mungkin Ji Hyun tak menyadarinya. Bahwa sejak saat itu, Kyuhyun tak lagi memandangnya dengan tatapan dingin seperti yang biasa namja itu lakukan.

Flashback end

Yeoja itu menghabiskan akhir pekannya di taman Yeouido. Dengan sepasang headset di kedua telinganya dan sebuah netbook yang ia letakkan di pangkuannya, ia merasa bahwa ini adalah libur akhir pekan paling sempurna yang pernah ada. Ia sedang menulis sebuah cerita, ah lebih tepatnya mencurahkan isi hatinya pada diary digital yang ia simpan di folder khusus di netbooknya. Menceritakan setiap peristiwa yang ia alami seminggu ini. Dan hari itu. Hari yang takkan pernah ia lupakan. Hari di mana Kyuhyun menyebut namanya untuk pertama kali. Dan bagaimana seisi kelas kembali ‘menjodohkan’ mereka berdua. Dan tentang Kyuhyun yang berubah menjadi sedikit ‘lunak’ tiap bertemu dengannya di sekolah.

Setelah puas mencurahkan isi hatinya, Ji Hyun kembali mengecek akun ‘palsu’nya. Mungkin saja Kyuhyun mengirim suatu pesan untuknya di sana. Dan benar saja, karena saat ia mengecek daftar mentions sudah ada mention baru dari Kyuhyun, dan isi pesan Kyuhyun itu hampir membuat Ji Hyun jatuh terjengkang ke belakang saking kagetnya.

@captaingyu I got you mysterious girl!! Ku tunggu besok di taman samping perpustakaan saat jam istirahat. Jangan pernah mencoba melarikan diri atau aku akan mengejarmu sampai dapat.

“Igemwoya? Kyuhyun sudah tahu identitasku? Ji Hyun, mati kau!” umpat Ji Hyun sembari menutup dengan kasar netbooknya lalu memasukkannya dalam tas selempang yang ia letakkan di sampingnya.

“Eotteohke?” gumam Ji Hyun panik sembari mengejar bus yang hampir meninggalkannya.

Satu hari kemudian

Ji Hyun sudah tak tahan dengan rasa lapar yang dideritanya semenjak jam ketiga dimulai. Maka saat ia mendengar bel tanda istirahat, ia segera berlari menuju kantin untuk mencari makanan pengganjal perut. Ia bahkan lupa bahwa untuk sampai ke kantin, ia harus melewati taman yang berada di samping perpustakaan. Dan di sana namja itu menunggunya dengan senyuman yang sulit diartikan bahkan oleh pemilik senyum itu sendiri.

Saat Ji Hyun hampir sampai di tempat Kyuhyun berdiri menantinya, yeoja yang kelaparan itu tak menyadari bahwa namja yang berdiri di hadapannya itu adalah namja yang seharusnya ia hindari. Pikirannya hanya tertuju pada kantin yang menyediakan makanan yang akan mengenyangkan perutnya nanti. Langkahnya terhenti saat tiba-tiba namja itu menangkap lengannya, memegangnya kuat-kuat agar yeoja itu tak bisa lari.

“YA! LEPASKAN AKU! KAU-“ ucapan Ji Hyun terhenti saat ia tahu siapa yang baru saja menangkap lengan kirinya.

“Sudah ku bilang aku menantimu di taman samping perpustakaan saat jam istirahat. Tentunya kau tidak sedang menderita amnesia sesaat kan, Nona Choi?” tanya Kyuhyun dengan senyuman termanisnya. Perlahan Kyuhyun melepaskan cengkeramannya saat melihat yeoja itu meringis kesakitan. “Mianhae, aku hanya tak ingin kau lari menghindariku.”

“K-k-kyuhyun-ssi apa maksudmu?”

Yang ditanya hanya tersenyum lantas membawa yeoja itu ke dalam pelukannya. Ji Hyun diam terpaku, dia terlalu lemas dan gugup untuk mengeluarkan satu kata pun. Oh Tuhan jika ini mimpi aku mohon jangan bangunkan aku, batin Ji Hyun.

“Maafkan aku. Andai saja aku menyadarinya sejak awal, pasti aku takkan membiarkan yeoja lain masuk ke kehidupanku. Karena sejak awal aku telah mencintaimu. Bahkan jauh sebelum kau menyadari perasaanmu sendiri padaku.” Ucap Kyuhyun panjang lebar.

Siapapun, tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini. Seakan bisa membaca pikiran Ji Hyun, namja itu melanjutkan kalimatnya.

“Kau tidak sedang bermimpi, Ji Hyun-ah. Telah lama aku mencintaimu dalam diam. Sampai sekarang pun rasa itu masih sama. Dan semua ini berawal saat kau untuk pertama kalinya memanggilku di depan mading pagi itu.”

Ji Hyun melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun dan memandang kedua manik mata namja itu, mencoba mencari kebohongan di sana. Namun hasilnya nihil.

“Sandiwara apa lagi ini? Kau kalah taruhan dengan teman-temanmu? Dan sebagai hukumannya kau harus menyatakan perasaanmu padaku begitu? cih~” Ji Hyun memalingkan wajahnya. Namja di hadapannya ini tak bisa dipercaya. Ia tak mau terlihat bodoh bila jatuh dalam perangkapnya.

Yeoja itu terkejut saat tiba-tiba Kyuhyun menangkup kedua pipinya, dan dalam sekejap bibirnya telah menempel sempurna dengan bibir Kyuhyun. Darahnya berdesir dan ia bisa merasakan jantungnya berdegup sangat kencang sampai ia takut Kyuhyun dapat mendengarnya.

“Dan kau pikir mereka akan berani mempertaruhkan ciuman pertamaku untuk permainan bodoh itu? Kau salah besar, Choi Ji Hyun.” Ucap Kyuhyun setelah ia melepaskan tautan singkatnya dengan Ji Hyun yang kini tampak limbung. Tentu saja, yeoja itu sedang sangat kelaparan karena belum sarapan sejak pagi.

“Gwaenchana?” tanya Kyuhyun yang melihat yeoja didepannya sangat pucat. Ia lantas menuntun yeoja itu untuk duduk di salah satu bangku yang ada di taman itu.

Ji Hyun hanya menganggukkan kepalanya. Mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. Ia masih terlalu terkejut karena baru saja berbagi ciuman pertama dengan namja yang telah mencintainya selama 2 tahun itu.

“Makanlah ini. Kau pasti belum sarapan.” Kyuhyun menyodorkan sebungkus roti pada Ji Hyun.

Bingo! Sejak kapan Kyuhyun menjadi mentalis yang bisa membaca pikiran orang? Namun Ji Hyun terlalu lapar untuk menanyakan itu pada Kyuhyun langsung, dan hanya menerima roti pemberian Kyuhyun.

“Gomawo Kyuhyun-ah,” ucap Ji Hyun sembari menunduk, menutupi pipinya yang merona merah karena malu.

“Terima kasih untuk apa? Justru aku yang harusnya berterima kasih padamu, karena telah menjadi ‘teman’ spesialku di dunia maya hahaha”

Ji Hyun hampir tersedak saat mendengar ucapan Kyuhyun barusan. Kyuhyun yang melihat itu dengan refleks menepuk-nepuk pundak Ji Hyun pelan, “Kalau makan hati-hati, ya, tuh kamu jadi tersedak kan?” Diperlakukan seperti itu, makin meronalah pipi Ji Hyun.

“Ige,” kata Kyuhyun sembari menyodorkan sebotol air mineral saat Ji Hyun telah menghabiskan rotinya.  Ji Hyun memandang dengan ragu air mineral yang disodorkan kepadanya. Lagi-lagi naluri ‘mentalis’ Kyuhyun keluar, “Air ini murni dan tidak ada racunnya. Minumlah!” Ji Hyun tersenyum malu namun menerima juga air mineral pemberian Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah?”

“Nde?” Kyuhyun yang sedang menikmati pemandangan taman, menoleh ke arah Ji Hyun.

“Dari…mana, kau…tahu…kalau…@GGjntwntyfr itu punyaku?” tanya Ji Hyun perlahan.

Kyuhyun hanya tersenyum lebar. “Ji Hyun-ah, coba kau lihat rumput liar yang ada di ujung sana,” ucap Kyuhyun sembari menunjuk pada rumput yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk.

Ji Hyun mengangguk pertanda ia menuruti perkataan Kyuhyun. Kyuhyun lantas mengutarakan maksudnya menyuruh yeoja itu melihat rumput liar itu, “Coba tanyakan pada rumput itu, dari mana aku tahu kalau @GGjntwnyfr itu punyamu, okay? Ya sudah aku mau ke kelas dulu, bye!”

Ji Hyun yang merasa telah dikerjai oleh Kyuhyun lantas memukul lengan Kyuhyun namun gagal karena namja itu telah dengan gesit berdiri dan berlari ke arah kelas.

“YA!! CHO KYUHYUN! KAU MAU MATI, EOH?!” seru Ji Hyun sembari mengejar Kyuhyun. Tentu saja Ji Hyun tak serius mengucapkan kalimat itu. Seperti yang pernah ditulis Kyuhyun di Twitter beberapa waktu lalu, How Am I Supposed to Live Without You, bagaimana Ji Hyun harus hidup bila tanpa Kyuhyun? Hidupnya menjadi berwarna semenjak ia memutuskan untuk mengalah dan mengurangi gengsinya, dan mengakui bahwa Kyuhyunlah satu-satunya yang ada di hatinya. Dan hidupnya semakin bertambah indah saat Kyuhyun ternyata juga memiliki perasaan yang sama dengannya selama ini, bahkan ia memilikinya jauh sebelum Ji Hyun menyadari perasaannya sendiri. Bagaimana mungkin ia membiarkan Kyuhyun pergi dari kehidupannya sekarang?

I can't do anything

While not doing anything

I look at the slow time

Where are you?

What are you doing?

Because I only think of one person

I only think of that one person

END

EPILOG

Kyuhyun’s POV

“Anak-anak, kalian Bapak tinggal sebentar. Bapak baru saja dipanggil kepala sekolah. Tolong jaga ketenangan kelas. Teman kalian yang akan membagikan hasil ujian kalian. Silahkan Kyuhyun.” Ucap Park seonsangnim sebelum beliau pergi keluar kelas dan aku yakin dua kata terakhir yang ia ucapkan dengan suara yang sedikit dipelankan itu ditujukan kepadaku.

Bisa ku lihat teman-temanku sekelas begitu antusias dan tidak sabar melihat hasil ujian Matematika mereka. Aku sendiri tidak begitu takut, karena aku yakin aku pasti mendapat nilai tertinggi lagi. Oke aku memang narsis dan mempunyai rasa percaya tinggi yang tinggi. Kalau tidak begitu, bukan Kyuhyun namanya kan?

Aktivitasku membagikan lembar jawab ujian yang telah dikoreksi dan dinilai Park seonsangnim terhenti pada sebuah kertas yang dinilai 80. Milik Choi Ji Hyun. Yeoja yang dua tahun ini telah menyita perhatianku. Saat hendak memanggil nama yeoja itu, kedua mataku tak sengaja menangkap sebuah kolom yang menunjukkan tanggal lahirnya. Tanggal lahir yeoja itu. 24 Juni. Twenty four. Ji Hyun. Otakku berputar cepat, berpikir keras menelan informasi ini. Bila diperhatikan  nama depan yeoja itu akan terdengar seperti pelafalan huruf G dalam bahasa Inggris. Dan tanggal lahirnya bila diucapkan dalam bahasa Inggris akan berbunyi June, twenty four dan bila huruf vokalnya dihilangkan akan menjadi jntwntyfr. GG dan twntyfr. Semua cocok!

“Choi… Ji Hyun…”

Bisa ku dengar seisi kelas langsung bersorak dan suasana menjadi riuh tak karuan saat aku akhirnya memanggil nama yeoja itu. Sorakan bertambah kencang saat yeoja itu maju ke depan kelas untuk mengambil kertas ujian miliknya. Bisa ku lihat ia setengah mati menahan senyum yang sepertinya akan terkembang sempurna bila hanya ada kami berdua di kelas ini.

 

Ji Hyun-ah, ternyata kau yeoja misterius itu…..

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK