home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Am I Stupid ? I Need You Now

Am I Stupid ? I Need You Now

Share:
Author : nanda18
Published : 15 Feb 2016, Updated : 14 Apr 2017
Cast : You , Bts Suga, Hoshi seventeen, Bts Rapmonster, Mingyu seventeen, Bang Shin Hyuk, Yul Hee laboum, B
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |5919 Views |1 Loves
Am I Stupid ? I need You now
CHAPTER 2 : Times Will Never Go Back To The Past

Mencintai seseorang yang sudah meninggalkan mu merupakan hal yang tidak mudah,biasanya ketika seseorang telah dicampakan dia akan segera terbangun dan pergi untuk mencari orang baru dalam kehidupannya yang akan menjadi sosok yang lebih baik. Kau telah pindah dari tempatnya mengajar di Sydney. Sudah 1 minggu kau berada di Korea dan harus sembunyi-sembunyi dari kutitan paparazzi. “Orang korea itu sangat naif, sedikit saja kesalahan kau akan tamat.” Kata-kata itu masih teringat dikepala Mu. Kata-kata yang berasal dari mulut kepala sekolah tempat dia mengajar .Sekolah ini sekolah internasional,jika semua orang tau kalau Kau adalah ibu tanpa suami maka mungkin tidak ada seorang ibu manapun yang mau jika anaknya sekolah disana. Kau berfikir sambil membereskan mainan anak mu. Tiba-tiba seseorang masuk begitu saja berdiri tepat dihadapan Mu yang sedang berjongkok mengambili mainan anakmu. Awalnya Kau pikir itu adalah Ramon tapi saat Kau mendongakkan kepalanya Kau sadar itu bukan adik mu melainkan orang lain “Suga” Kau melihat seorang laki-laki bermata sipit berambut pirang memakai kaos hitam dan jaket denim sobek-sobek seperti diawal MV RUN miliknya.

                “Aku ingin bicara padamu!” Suga menarik tangan mu dengan kasar membawa mu keluar dari apatementnya memasuki mobil berwarna hitam yang terparkir didepan gedung. Suga mengendari dengan kencang. Mobil merapat disebuah basement. Kau dan Suga duduk didalam mobil tidak keluar.

                “Apa yang kau lakukan disini?” Suga bertanya tanpa menatap wajah Mu. Pandangannya keluar jendela yang ada dihadapannya. “Aku bekerja.” Jawab Mu dengan tenang. Suga menghela nafas kasar menelan ludahnya dengan perih. Dia tau kalau dia harus menyingkirkan anaknya. Dia tau kalau dia harus memisakan anak dan ibunya agar semua karirnya berjalan dengan lancar bahkan dia sudah mengatakan kepada Nam Joon tadi pagi dipesawat tapi dia tidak bisa membohongi diri kalau dia masih mencintai Mu. “Kenapa Korea?kau pasti akan dikait-kaitkan denganku, kau—“

                “Untuk apa kau memperhatikanku? Dia bukan anakmu bukan?” Kau itu melemparkan pandangan kepada seorang pria yang ada disampingmu. Pria itu terdiam seakan tertusuk dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Kau melihat ekspresi wajah Suga yang terlihat begitu terluka. Kau menyadarinya, tapi kau bersikap dingin setelah mengingat bulan-bulan yang mengerikan saat kau hamil Leo “Aku tau kau sedang berakting,kau tau kau sangat buruk saat berakting! Jadi berhentilah berpura-pura!” Kau membuka pintu mobil, melangkahkan kakinya keluar. Tiba-tiba Suga meraih tangan Mu. “Aku mohon, izinkan aku mentest DNA nya.” Dalam hatinya ada perasaan takut tapi juga cinta.

                “Lantas apa yang akan kau lakukan ? saat kau tau dia anakmu? Berhenti bekerja? Melepas semua impianmu? Itukah?” tanggapMu.

                “Aku mohon.” Suga masih memengangi tanganmu. Kau melepas tangan Suga yang semakin dia coba untuk singirkan semakin kuat hingga akhirnya Suga menyerah. Kau pergi, tapi Suga terus berusaha mencari mu. Hingga berhenti di sebuah halte bis yang akan di naiki oleh Mu. Dengan sigap Suga memeluk mu.

                “Aku mohon. Biarkan aku bertemu dengannya.” Kali ini Suga benar-benar terluka. “Maafkan semua keegoisanku.” Ucap Suga tulus. “Lepaskan, paparazzi akan melihat dan kau akan mati.” Kau menundukkan kepalanya berusaha menutupi wajahnya dengan rambutnya yang tergerai. Suga tak kunjung melepaskan pelukkannya dan membuat Mu bertindak. Kau mendorong Suga hingga hampir saja jatuh ketanah. Sekilas pandangan Suga menangkap percikan air mata Mu. Dia hanya diam melihat Mu yang menaiki bis dan menjauh.“What the fuck!” Suga menghentakan kakinya. Melampiaskan kekesalannya. Lalu masuk kembali kedalam basement dan menaiki mobilnya. Jujur saja, apa yang dikatakan suga pada Rapmon hanyalah ucapan semata. Dia mengenal wanita yang melahirkan anaknya dengan baik, wanita itu bukanlah wanita yang akan tidur dengan pria yang tidak mencintainya dengan tulus. Bahkan mungkin suga adalah satu-satunya pria yang tidur dengan wanita itu.

Seoul Music University

                “Oppa-Oppa-Oppa”panggil wanita-wanita yang ada dibalik tubhnya. Ya, pria tampan punya banyak pesona. Dia juga adalah model di Universita yang dia tempati sekarang. Dia punya banyak uang dan suka berkencan tapi diantara wanita yang senang dia kencani adalah wanita yang lebih tua darinya. Wajar saja dia menyukai wanita yang lebi tua darinya, karena dia belum pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu dalam hidupnya. Ayahnya pengusaha Korea-amerika sekarang menetap di amerika bersama ibu tirinya yang berkebangsaan amerika pula, namun mereka tidak pernah saling mengenal, juga dia tidak pernah ingin tau akan wanita itu. Yang jelas wanita itu hanyalah wanita jalang yang menempel ke ayahnya ketika dia mempunyai banyak uang tetapi ketika ayahnya tidak punya uang dia pasti akan mencari pria lain untuk menghidupinya.

                “Oppa, ini aku membuat cake untuk mu dari dasar lubuk hatiku yang terdalam.” Seorang gadis menyodorkan sebuah cake berwarna coklat. Dia tersenyum dengan masi dan lebarnya berharap namja yang dia sukai menerimanya. Yeri adalah salah satu anggota vokal yang paling terkenal di universitas mereka saat ini, da juga sanga cute dan mempunya banyak aegyo “Gomawo, tapi aku tidak suka coklat.” Jawab Soon Young lalu menoleh ke arah Kim Mingyu yang ada disampingnya. “Ini kau boleh mengambilnya.” SoonYoung memberikannya kepada Mingyu yang dengan senang hati memakan kue itu. Yeri terlihat sedih tapi SoonYoung terlihat tidak peduli malah meneruskan tulisannya di dalam kantin. Sebenarnya dia hanya ingin menjadi seorang penulis bukan menjadi seorang model tapi apalah daya tidak ada yang bisa menolak paras tampan dan kekayaannya. Nama aslinya Kwon Soonyoung tapi belakangan dia memiliki nama lain yaitu Hoshi, nama yang di berikan oleh potograper pertamanya saat itu. Hoshi satu agensi dengan SUGA dan Rapmonster berserta anggota BTS lainnya. “Ya! Kenapa kau menolak kue ini. Ini sangat lezat.” Bahas Minggyu ketika Yeri itu pergi. “Aku harus diet kau tau kan pekerjaan ku? Aku ini model, kulit, wajah dan tubuhku harus tetap terjaga.”

                “Iya kau benar, dia menambahkan banyak sekali coklat disini.” Mingyu menyendok potongan kuenya. “

                “Baiklah aku harus pergi sekarang.”

                “Kau bilang jam 1 harus pemotretan tapi ini masih jam 11, kau mau kemana?”

                “Aku harus pergi terlebih dahulu karena aku harus menaiki bus,ini semua karena ayahku tidak mau memberikanku uang untuk memperbaiki mobilku, aku sampai heran memangnya pekerjaannya tidak memberikan dia banyak uang.” Omel Hoshi sambil memasukkan buku beserta pensilnya kedalam tas. “Annyeong!” Hoshi melambaikan tangannya dan pergi menujuh halte. Hal yang biasa baginya jika semua fansnya mengikuti kemanapun hoshi berada. Sesekali dia menoleh kebelakang dan berkata jika jangan mengikutinya tapi apalah daya. Mereka hanyalah fans, tetap saja mereka akan ikut kemanapun Hoshi berada.  Hoshi memasuki bis yang akan ditumpanginya, tak lupa melampaikan tangan pada gadis-gadis yang berbaris di halte. Hoshi duduk, menghelahkan nafasnya. Di dalam bis hanya ada dua orang, hanya ada dia dan seorang wanita. Yang ada di samping tempat duduknya. Tatapan wanita itu terlalu kosong, dia seperti seseorang yang putus asa. Wanita itu seperti bukan warga negara ini. Hoshi memalingkan wayahnya dari wanita berambut hitam pekat yang melihat keluar jendela. Tetapi sesaat dia melihat wanita itu kembali, apa dia kuliah? Atau sudah bekerja? Baju yang dia pakai terlalu santai untuk seorang pekerja. Ah sudahlah, tak lama wanita itu turun. Saat dia berjalan, selembar kertas jatuh dari dompetnya. “Tungg—“ suara Hoshi tercekik begitu saja ketika menyadari bahwa bis sudah berjalan dan dia kehilangan jejak wanita itu. Hoshi berjalan menujuh sebuah kertas yang baru saja terjatuh. Sebuah foto, seorang anak kecil. Rasanya dia pernah melihat senyuman ini. Dia melihat wajah anak laki-laki itu. “Suga sunbae” mata hoshi membulat.

                “Ah, Onnie dia menolak yang aku berikan lagi.” Yerimerengek kepadaseorang gadis yang berambut pirang yang masih duduk santai dengansarapannya. Atau bruchnya, menjadi main vokal di rup vokal sangatlah melelahkan. “Sudah aku katakan, jangan mendekatinya dengan cara kuno lakukan apa saja yang dia sukai, bututi dia.” Wendy masih sibuk dengan sandwichnya.

“Onnie, kau kira aku ini sasaeng?”

“Ya! Kau mengelu dan aku memberi saran, hebatnya kau malah memarahiku. Aku tidak mengerti, soonyoung itu tidak tampan dia hanya chic di kamera, kenapa kau menggilainnya?”

“Onnie, Cinta itu tidak pernah salah.”

“Iyaa, yang salah adalah kau! Mengapajatuh cinta pada orang yang kurang ganteng.” Wendy pergidari hadapan Yeri yang masih menekuk wajahnya. “Onnie! Oddiga?” teriak yeri ttapi wendy tidak peduli.

***

                Hari sudah larut, kau pulang tepat pada waktunya. “Bunda.” Leo tersenyum lebar berlari dan memelukmu. “Bagaimana hari ini? Kau senang tinggal disini nak ?” tanyamu. Leo hanya tersenyum, maklum saja, dia baru bisa 1,5 tahun dia bisa mengerti apa yang kau katakan tapi tidak mengerti bagaimana cara menjawabnya.

                “Kau baru saja pulang kak ?” tanya Ramon yang keluar dari dapur. “Iya, apa bibi Kim Na Ra menjaga Leo dengan baik.”

                “Sejauh ini dia orang yang baik, aku ingin bekerja. Tetapi aku tidak bisa meninggalkan Leo sendirian. Aku hanya takut jika sesuatu terjadi padanya tapi aku sudah mempunya pekerjaan yang sementara mungkin akan membantu kakak.” Ramon berbalik dari memunggungimu. “Aku akan bekerja di malam hari dan kau bisa bekerja di siang hari dengan itu kau dan aku membagi tugas untuk menjaga dan mengawasi Leo.”  

                Kau melihat adikmu yang masih sibuk dengan membersihkan meja. Sejenak hatimu juga merasa sedih jika orang-orang disekitarmu menderita karena harus menjaga satu sama lain. “Kau tidak berkeinginan untuk menikah lagi ?” tanya Ramon saat ini melngehkan tubuhnya dikursi.

                “Kenapa kau lelah menjaga kakakmu ini?” Kau tersenyum. “Bukan, aku tidak lelah menjagamu kak. Hanya saja kau terlihat kesepian.”

                “Wanita sepertiku ini tidak pantas untuk kesepian.” Kau mengalihkan pandanganmu pada Leo yang masih saja sibuk dengan mainannya. “Aku sudah memiliki semua yang aku butuhkan.”

***

                “Woah, kerjamu bagus sekali. Hasil fotomu sangat memuaskan.” Ucap fotografer melihat berbagai foto dengan model Hoshi. Pria bermarga Kwon itu terlihat gembi dengan hasil foto juga pujian dari potografer itu. Sesaat dia menuju laptopnya. Lalu melihat sebuah foto suga yang ada di selipan buku-buku kuliahnya. Hoshi membuka website mencari apakah ada foto pre debutsuga yang seperti ini. Dia mengetik nama suga Predebut di web pencarian. Menelisik satu persatu Foto suga, tetapi tidak ada satupun foto yang sama dengan foto yang dia bawah. Hoshi memlihat sebuah tanggal 9 maret tahun ini. Mustahil jika foto sunbaenya baru dicetak tahun ini. Apa ini hasil scan? Hoshi bertanya kembali, tapi foto ini terlihat asli.  Mungkin dia harus bertanya pada Kim Namjoon alias Rapmonster sunbae. Pulang dari pemotretan dia menyempatkan diri untuk datang ke agensi. Kebetulan sekali saat dia ingin menaiki lift Suga juga ada disana. “Hyung~ annyeonghasseo.” sapa hoshi. “Oh, Soonyoung-ah. Annyeong!”   

                “Hyung, aku menemukan ini di bis. Ada seseorang yang tidak sengaja menjatuhkannya. Aku rasa dia salah satu fans suga Hyung. Bahkan dia mendapatkannya sebelum para sasaeng mendapatkannya.” Hoshi menyodorkan sebuah kertas. Foto seorang anak kecil, ya benar sekali wajahnya sangat mirip dengan Suga. Menyadari jika itu bukan kakak laki-laki bandnya, Rap Monster langsung mengambil dengan hati gusar sedikit terkejut. “Kau menemukan dimana?” tanya rapmon sekali lagi.  “Didalam bis ada sesorang yang menjatuhkannya.”

“Yeoja? Namja ?” mengernyitkan dahinya. “Yeoja. Dia seperti warga asing. Kulitnya tidak seperti kita. Rambutnya Hitam pekat dan sedikit bergelombang.” Mendengar apa yang di katakan oleh Hoshi,  Nam Joon langsung tanggap dengan orang yang di maksud oleh Hoshi. “Baiklah aku akan menyimpan ini. Gomawo

                Hoshi berbalik dan pulang, tidak ada beban lagi baginya. Dia sampai di rumah nan megah namun dingin karena setiap hari dia harus melakukan apa-apa sendiri. Dia berjalan melalui tangga yang masih sama semenjak kepergian ayahnya. Sungguh rumah itu sangat megah nan classic. Di dinding selama dia berjalan ditangga ada banyak sekali foto mendiang ibunya dan sisa-sisa kebahagian mendapatkan sebuah keluarga bersama dengan ayahnya. Bukan, itu bukan ibunya itu hanya tempelan gambar yang diedit menjadi satu. Sesekali dia bertanya mengapa? Dan mengapa semua terjadi kepadanya. Hoshi meletakkan tasnya diatas ranjang berwarna putih , kamar bernuansa moderen yang di cat abu-abu. Ada sebuah jendela besar yang akan mengarah kebalkon rumah. Dia membuka jendelanya. Lalu berjalan menujuh balkon. Tidak lama kemudian sebuah tawa terdengar dari luar pagar rumahnya. Dia melihat dari balkon. Seorang wanita dengan laki-lakinya, wanita itu menggandeng anak laki-laki yang mamaki mantel berwarna biru mudah. Melihat kedua orang yang sedang asyik berjalan bersama dan bercanda dijalan membuatnya teringat akan masa lalu. Udara begitu dingindiluar tetapi mereka terlihat begitu hangat. “Omma, aku sangat iri kepada anak kecil laki-laki itu. Jika bisa aku ingin memutar waktu kembali, lalu menghentikannya. Agar Omma tidak pernah pergi dan agar aku tidak pernah Tumbuh dewasa.” Batin Hoshi berbicara dengan sendirinya.

***

                “Bunda, Bunda. Leo tidak mengerti orang-orang disini berbicara apa bunda.” Leo berjalan disampingmu. Tangannya kau gandeng sementara tangan yang lain memagang susu pisang yang baru saja kau belikan di toko kelontong beberapa blok dari rumahmu. “Tidak masalah, Leo kau hanya akan berada disini selama lima bulan.”tuturmu dengan lembut. “Jadi, kapan kita pulang?”

                “Nanti.”

                “Kapan bunda?”  tanya Leo sekali lagi. “Aigoo, anak bunda sudah pandai berbicara bahasa indonesia.” Kau mengendong anakmu mencium dan tertawa bersama. Kau melihat seorang laki-laki diatas balkon. Tepat arah jam 2 darimu, wajahnya terlihat samar-samar tapi kau mengetahui jika pria itu menangis. Airmatanya terbias oleh caha bulan. Dan lampu kamar yang masih menyala dibelakang tubuhnya. Saat dia menyadari jika kau melihatnya, pria itu masuk kedalam ruangan yang ada dibelakangnya, lalu mematikan lampunya. Dari rumahnya kau menyadari jika rumah itu sangat megah namun sangatlah sepi, apakah pria itu adalah hantu? Atau hanya bayang-bayanganmu saja ? ah sudahlah, kau harus kembali dengan ankmu sebelum tengah malam dan sebelum adikmu ramon memarahimu.

                “YA! Kau harus membatuku jika tidak aku akan mati.” Mingyu memaksa Hoshi untuk berpartisipasi dalam band rocknya karena baru saja personil bandnya keluar. Dia harus mencari penggantinya sesegera mungkin karena besok sudah harus tampil. “Ah, jangan aku. Kau tau kan jika aku ini sibuk.”

                “Ayolah, bantu aku, kali ini saja.” Mingyu semakin memohon pada Hoshi. “Gureum, kali ini saja.” Mingyu tersenyum dan langsung pergi begitu Hoshi berkata Baiklah. “Gomawoyo hoshi sarang hae”  Mingyu membuat heart dari jauh dengan tangannya. Hoshi hanya bisa mengernyitkan dahinya jijik. “Apa-apaan pria itu.” Hoshi berbalik sebelum semua orang sala paham denganya. Mingyu berlari kearah Hoshi yang ingin kabur darinya. Dia menarik kemeja Hoshi dari belakang. “Ya! Kau mau kemana ?” tanya Mingyu. Hoshi melihat kearah Mingyu yang terlihat tersenyum dengan lebarnya. “Kita harus latihan.”

                Jam 2 siang, bagi anak-anak kelas kindergarder adalah saat nya untuk tidur di daycare. Kau menyelimuti berbagai ana-anak yang menjadi murid disekolah itu. Sesekali kau akan tersenyum melihat wajah-wajah anak kecil yang tertidur dengan lelapnya. “WEEENNGGGCCCHHHHIAAAATT” Terdengar suara gitar elektronik yang tidak jauh dari ruang tidur. Anak-anak yang tadinya mulai mengantuk dan lelah malah terbangun. Menyadari akan hal itu para guru bertanya padamu . “Apa kau meberikan kunci ruang musik pada orang lain?” tanya seorang wanita berambut pirang dengan menggunakan bahasa inggris. “Tidak aku tidak memberikannya, ini kuncinya.” Kau mengambil kunci dari kantung celanamu. “Coba lihatlah.” Wanita itu memberi saran. Kau berjalan menujuh ruang musik dengan sedikit berlari kecil. Lalu membuka pintunya dengan kunci yang kau bawa. Kau melihat, seorang pria yang sedang memaikan gitar listrik dengan kencang. “Permisi, apa anda tau jika jam ini adalah jam untuk anak-anak tidur?” Kau berteriak kencang pada seorang pria yang masih sibuk dengan gitarnya. “Tuan.” Sepertinya suara gitar terlalu kencang sehingga dia tidak bisa mendengarmu. Kau melihat kearah kabel yang berserakan dilantai. Apa ? apa yang dia lakukan ? dia baru sja membersikan ruangan musik ini tapi saat dia datang dan pria itu datang ruanga menjadi sangat mengerikan. “ANNYEONGHASSEO!!” Teriakmu dengan kencang. Baiklah tidak ada pilihan. Kau berjalan menujuh saklar tempat dimana pria itu mencolokan gitar listrikany, lalu mencabut sambungan gitar listrik tersebut. Gitar berhenti. Namja itu terlihat kaget dan marah melihatmu mencabut aliran listrik gitarnya.

                “YA!Beraninya kau ?”

Ya?”apa yang dia tadi katakan ? kau merasa tidak percaya mendengar seorang anak yang usianya dibawamu berkata tidak sopan padamu. Kau bertanya-tanya apa kau tidak salah dengar ? kau menarik nafas dalam-dalam “Chongsoamnida? Nuguseo ?” tanyamu dengan sopan. “Kau mau tau apa ? pergilah jangan mengganguku.” Namja itu berjalan mendekatimu mengambil kabel yang baru saja kau putuskan lalu menyambungkannya lagike saklar yang sama. Kau memberanika diri untuk mencabutnya kembali. “YA!” namja bermata 10:10 itu berteriak semakin kencang kepadamu.

                “Chongsoamnida, joeneun songsaengimeyo. Aku tidak bisa membiarkan anak-anakku terganggu karena ulahmu terlebih ruangan ini adalah milikku.”

                “Ya! Ini adalah sekolah milik keluarga temanku, dia yang menyuruku kemari. Kau mau dipecat ? jangan mengganguku.” Namja itu sedikit mendorongmu. “YA!aku berusaha bersikap sopan kepadamu! Jika kau tidak suka kau boleh pergi tapi tolong berperilakulah yang sopan kepada yang lebih tua.”

                “Pergilah!” namja itu berteriak semakin kencang. “Soonyoung-ah!” teriak seorang namja lagi yang berada dibibir pintu. Namja itu langsung menujuh arahmu. “Chongsoamnida, aku anak pemilik sekolah. Ada yang bisa saya bantu?”

                SoonYoung? Nama itu langsung dapat kau ingat dengan cepat. “Oh, ne. Aku rasa kau tidak beolh memakai ruan musik disaat murid-murid sedang berusaha untuk tidur siang. “ucapmu terhadpa namja yang baru saja datang. “Oh, Ne, kami akan pindah diruang musik atas.”Namja itu membungkuk dengan sopan sementara pria yang bernama Soonyoung tidak mau membungkuk hanya saja pergi berbalik begitu saja. “Woah, sunggu tidak sopan.” Gerutumu dalam hati.

                “SoonYoung-ah, apa yang terjadi kepadamu. Kenapa kau sampai berteriak dan mendorong wanita itu.” Tanya Mingyu di perjalanan menuju studio musik lantai 3. “Aku hanya terbawa emosi saja.” Melihat tatapn hoshi yang begitu kosong juga dingin mingyu mulai mengerti jika Hoshi baru saja menelpon ayahnya entah apapun yang ayah hoshi katakan kepada Hoshi. Bisa jadi sesuatu yang menyakitkan lagi. “Kajja.” Hoshi terlihat tidak ingin membahasnya dia muali menarik senyum simpul menlihat Mingyu dan mungkin dia juga akan meminta maaf dengan wanita yang baru saja dia dorong.

***

Kau membereskan segala kerusuhan yang ada di ruang musik, mengambil sampah-sampah yang masih berserakan di lantai. Lalu seorang Namja masuk, tanpa seizinmu. Kadang kau merasa heran kenapa pria-pria ini berputar di sekitarmu ketika kau sedang membereskan sesuatu. “Aku Ingin mengajakmu pergi ke pesta. Kau mau ?” suara yang besar, suara yang mampu melahap berbagai beat rap yang dia buat sendiri atau pun orang lain. Kau mengabaikan Namja yang memiliki tinggi badan 178cm berdiri dibibir pintu. Kau hanya memandangi namja itu, lelah. Kau hanya ingin hidup nyaman dan tenang, bisakah dia tidak datang dan mengganggunya?

                “Untuk apa kau datang kemari? Kau taukan jika aku tidak punya pekerjaan, aku akan mengambil Suga dari perusahaanmu. Kau berbicara sembari membereskan ruangan, tidak menatap namja itu langsung. “Aku hanya bertanya maukah kau datang kepesta bersamaku ?” tanyanya sekali lagi. “Aku tidak ingin datang ke pesta tanpa ada alasan yang penting.” Jawabmu singkat, lalu meninggalkan ruangan. Kau melewati Namja itu tetap namja itu mengentikanmu dengan memegang pundakmu.

                “Pergilah bersamaku, kau akan mendapatkan ini ?” Nam Joon memperlihatkan foto Leo yang ada ditangan kanannya. Kau terkejut, mengapa foto itu terbawa olehnya. Namjoon tersenyum miring.  “Kau, Kau sangat ceroboh! Bagaimana bisa hidupku tenang ketika kau sangat ceroboh seperti ini. Kau ingin membuat karirku dan SUGA Hyung hancur?”

                “Kau ingin aku datang dengan alasan sebuah foto? Dari mana kau mendapatkan foto itu ?”

                “Dari mana foto ini bukanlah urusanmu. Berikan anakmu kepadaku maka hidupmu akan tenang.”

                “Wow.” Kali ini kau yang tersenyum miring. “Daebak, datang kepesta bersam dengamu sama halnya pergi unntuk mati. Sama halnya bagaimana hidupku bisa tenang jika aku mempercayakan anakku pada seseorang yang memang dari awal berusaha untuk membunuh anakku?” kau menatap Nam Joon dengan tejam tetapi hati tidak dapat memungkiri jika perih sekali. Pelupuk matamu sudah menampung air mata. NamJoon memandangimu dingin dan tubuhnya mulai beku ada hati yang memang tertusuk secara bersamaan ketika kau mengatakan hal itu. Kau berlalu melewati Kim namjoon yang masih berdiri dibibir pintu.

                Suga didalam dormnya, libur tetapi lepto masih saja dia pengang buku catatan kecil yang sekali dia bawa beserta bulpen yang ada di tangan kanannya. Dia duduk dan menatapi laptopnya sesekali menulis sebuah lirik mencari rythem yang memang cocok untuk lagunya. Bayangan akan wanita yang dia cintai masih muncul dengan bayangan seorang anak yang dia temui saat dia berada di Australia. Sesungguhnya yang dia bingungkan bukan hanya wanita itu tapi juga hatinya. Apakah dia masih mencintai wanita itu atau tidak. Tiba-tiba pintu terbuka. Kim Nam Joon datang. “Kau tidak mau ikut pesta hari ini?”

 

                “Aku tidak suka datang kepesta tanpa alasan.” Suga menjawab sembari menatap leptopnya. “DEG” sekali lagi, ada kibasan kilat yang menohok hati Nam Joon. Ada yang bilang ketika orang yang saling mencintai meski terpisah hati dan perasaan mereka masih tetap satu walau jaraknya begitu jauh. Kalimat yang diucapkan olah Suga adalah kalimat yang sama yang diucapkan oleh wanita itu.  Namjoon tersenyum perih, dia melepaskan jaket tebalnya. Cukup repot baginya menjadi seorang leader tetapi melihat anak dari wanita itu dapat pergi kemana-mana hatinya merasa sangat khawatir. Namjoon membaringkan tubuhnya disamping suga yang masih sibuk dengan leptop diatas ranjangnya. “Namjoon-ah, bagaimana dengan rythem ini.” Suga mengklik laptopnya. Musik itu terdengar. Namjoon mengernyitkan dahinya berfikir. “Kau memakai tempo yang sama ketika kita membuat I NEED U?”

                “Aniya, aku mengembangkannya lagi. Aku rasa aku ingin menungkan perasaan yang lebih perih lagi karena kerinduan yang mendalam.”

                Namjoon memperhatiak Suga, apa yang dia pikirkan? Kenapa dia bersikap sangatlah biasa. Dia bersikap seperti tidak terjadi apapun.

***

FLASHBACK

                Hoshi berjalan di lorong sekolah internasional dari TK hingga SMP yang digabungkan di arah itu. Dia harus meminta maaf kepada wanita itu, wanita yang baru saja dia dorong. Hampir sampai ditempat yang tadi. Tetapi dia melihat sesosok bayangan, sepertinya kemarin dia baru saja bertemu dan sedikit berbicara dengannya. Kim Nam Joon sunbaenim. Hoshi merekahkan senyumannya, kebetulan sekali dia bertemu dengan sunbae ditempat seperti ini. Tapi senyumanya berhenti ketika melihat Kim Nam Joon berhenti didalam ruangan yang sama dengan ruangan yang akan dia tujuh. Lalu dia mulai memberanikan diri untuk mendekat. Dia melihat sunbaenya menujukan foto yang sama persis seperti yang dia berikan kemarin. Apa dia salah melihat? Tetapi dia ingat benar jika itu adalah foto yang dia berikan pada Kim Nam Joon kemarin. Langkahnya mulai mendekati ruangan musik itu, dia mengendap endap. Lalu bersembunyi di rak sepatu besar dekat bibir pintu ruangan itu.

                “Kau ingin menghancurkan karirku dan suga Hyung ?” suara berat dari kim namjoon

                “Kau ingin aku datang dengan alasan sebuah foto? Dari mana kau mendapatkan foto itu ?”

                “Dari mana foto ini bukanlah urusanmu. Berikan anakmu kepadaku maka hidupmu akan tenang.”

                 “Daebak, datang kepesta bersama dengamu sama halnya pergi untuk mati. Sama halnya bagaimana hidupku bisa tenang jika aku mempercayakan anakku pada seseorang yang memang dari awal berusaha untuk membunuh anakku?”

                Anakku ? Hoshi membulatkan matanya. Anak siapa ? siapa yang memiliki anak ? dia mengingat kembali foto yang dia berikan kemarin, wajah itu seperti wajah suga. Tangan hoshi sentak menutupi mulutnya begitu saja. Suga sunbaenim memiliki anak?

 

                Hoshi dan mingyu kembali ke Universitas mereka. Sekarang keduanya sedang menunggu dosen anyar mereka yang akan mengajarkan bahasa inggris. Ada yang bilang jika dia dari Australia. Sejak pertengkaran Hoshi dengan wanita tadi padangan Hoshi begitu kosong, sesekali dia juga larut akan lamunannya sendiri. “Kau tidak apa-apa? Apa kau belum berbaikan dengan wanita tadi ?” Mingyu menyenggol tangan Hoshi dengan sikunya. “Aku baik, baik saja tetapi apakah mungkin jika Idol menyembunyikan anaknya?”

“MWO?”  tanya Mingyu terkejut hampir saja dia memuntahkan cola yang baru saja dia teguk. “Aniya, aku hanya bertanya saja.”

Gureom, terlebih jika mereka masih sangat mudah. Bagi perusahaan itu adalah hal yang tidak mungkinbahkan tidak bisa jika harus dipublikasikan!”

“Tetapi, itu artinya anak itu akan terlukan.” Hoshi memandang langit-langi dengan tatapan lirih. Dia memikirkan wanita itu, wanita yang berjalan melewatinya dengan tangis setelah pertemuannya dengan Kim Nam Joon. Dia mengerti bagaimana perasaan wanita itu yang sama dengan perasaan ibunya saat dia masih kecil.

                “Uri soonyoungie, tidak akan pernah aku serahkan kepada kalian.” Go eun byul menyembunyikan seorang anak laki-laki yang masih berusia 1,5 tahun. Waktu itu banyak sekali namja yang datang kerumah hanya untuk mengambil Hoshi menjadikannya pewaris selanjutnya setelah ayahnya, atau bisa juga dia akan dibunuh.

                Ingatan hoshi kembali lagi kedalam masa lalunya yang gelap, hingga akhirnya saat dia berusia 10 tahun dia harus menerima kenyataan jika seseorang menyuntik mati ibunya saat ibunya sedang berada dirumah sakit. Dia merasa harus mencari wanita itu, dia harus melindunginya. Jangan sampai wanita itu menjadi orang yang bernasib sama dengan ibunya kelak.

                “Ada apa denganmu? Kau ingin memcapakan seorang yeoja? Yeoja mana yang akan kau campakan? Setahuku kau tidak pernah mencampakan seseorang. Atau dekat dengan seorang wanita.” Goda Mingyu. “Ya! Aku tidak sejahat itu.”

                “Good morning class.” seorang wanita memakai blazer berwana pink soft datang, rambutnya hitam pekat agak ikal. Mata Hoshi terbelak. Daebak, mungkin mereka memang harus dipertemukan oleh takdir. “Ya!Ya!ya! bukan kah dia wanita yang tadi ? kenapa tiba-tiba ada disini ?” mingyu menyadari jika wanita yang berdiri di depan adalah wanita yang sama dengan wanita yang bertengkar dengan Hoshi tadi. “Apa kita akan mendapatkan nilai E untuk kelas bahasa inggris ini? Kau tau aku tidak suka bahasa inggris.” Mingyu mengoceh dengan hebatnya. Tetapi Hoshi masih dengan pandangannya kearah wanita yang ada di dalam kelas.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK