home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Go Go DAY6

Go Go DAY6

Share:
Author : gegeGG
Published : 31 Dec 2015, Updated : 10 Feb 2016
Cast : Kim Chaeri (OC) Sungjin Day6, Jae Park Day6, Junhyeok Day6, Young.k Day6 , Wonpil Day6, Dowoon Day6
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1983 Views |2 Loves
Go Go DAY6
CHAPTER 1 : Go Go Day6, Story Begin

Seorang gadis berusia 14 tahun tengah meihat pertunjukan band bersama sang ibu di sebuah departement store, anak gadis yang baru beranjak belia itu tampak takjub melihat pertunjukan band yang tengah naik daun tersebut. Baginya mereka benar-benar mengagumkan.

“Chaeri~ya, kau tahu tidak dulu ibu pernah menjadi seorang ketua club band di sekolah waktu dulu. Kau tahu The Someplug band?? Mereka semua adalah teman-teman ibu, sewaktu SMA ibu lah  yang manager mereka” sang ibu tampak bangga menceritakan kenangannya waktu SMA.

“Uwaa jinja?? Eomma aku ingin menjadi anak band juga, aku ingin mengambil les gitar, ibu akan memberiku ijin bukan??” pinta sang anak, sang ibu pun tersenyum mengiyakan.

“Yess!!”

 

1 bulan kemudian...

“HAIISSS KENAPA GITAR SANGAT SULIT SEKALI EOH!! NEOMU APHAYO!! SHIREO AKU TAKKAN LES GITAR LAGI!” keluh Chari seraya meratapi jemarinya yang memerah

 

.

.

.

Seoul  2015

 

“Datanglah ke ruang latihan, ada masalah besar”

Chaeri menutup flip cover handphonenya setelah selesai membaca pesan masuk dari temannya beberapa detik lalu.

“Haiis apa lagi in!” Chaeri mengacak poninya gusar, ia pun langung berlari menuju ruang latihan.

                Braakk... pintu terbuka dengan kasar, Chaeri berdiri di depan pintu dengan nafas yang terenggal-senggal.

“Ada apa??” Chaeri masuk kedalam ruangan band yang tampak tak terurus itu. Disana terdapat 2 anak laki-laki yang tengah menunduk menyembunyikan wajahnya dan juga 2 anak laki-laki lainnya yang tengah berkacak pinggang. Chaeri berjalan mendekati 2 anak yang tengah menunduk itu, dia sudah paham dengan keadaan ini.

“Kalian akan keluar??” tanya Chaeri memastikan. Dua anak laki-laki yang tertunduk itu mengangguk mengiyakan. Chaeri menghempaskan nafasnya.

“Haahh, sudah kuduga, waeyo?? Kenapa kalian ingin keluar??”

“Kami akan pindah ke club teater, kami merasa tak cocok di club ini, kami bahkan tak bisa bermain alat musik, sudah 3 bulan kami ada disni tapi kita tak pernah melakukan apapun” Jawab pria berambut cepak dan berbadan kurus dengan takut-takut.

“Haiss, yaa~ tak bisakah kalian memikirkannya lagi?? Kita bisa belajar bersama, aku janji kali ini akan membawa guru musik untuk mengajari kita, ayooolaaah kalian tahukan jika anggota club ini kurang dari 5 orang maka club ini akan dibubarkan. Ku mohon pikirkanlah lagi” pinta Chaeri memelas, ia bahkan berlutut dihadapan 2 anak laki-laki tersebut sembuat semua yang ada disana membulatkan mata tak percaya.

“Mianhae sunbaenim” jawab 2 anak laki-laki itu bersamaan lalu terbirit meninggalkan ruangan itu segera.

“HAAISSS YAA KALIAAANNN!!!” teriak Chaeri geram.

 

Go Go Day6

 

Chaeri tengah memakan ice cream dengan kedua sahabatnya Wonpil dan Junhyeok di bangku yang tersedia dipinggir lapangan basket sekolahnya. Mereka bertiga tengah meratapi nasib club mereka.

“Apa club kita benar-benar akan dibubarkan??” tanya wonpil sambil melamut ice creamnya.

“Jika kita bisa membawa 2 atau tidak 3 member maka hal seperti itu takkan pernah terjadi” jawab Chaeri pandangannya lurus pada anak-anak club basket yang tengah berlatih, membiarkan tangannya dilumuri lelehan ice cream.

“Aigoo kenapa club lain bisa memiliki banyak sekali anggota, apa rahasia mereka?” keluh Chaeri lagi.

“Itu karena club mereka telah terkenal dan banyak mendapatkan prestasi” jawab Wonpil.

“Lalu kenapa club teater sekarang populer sekali padahal mereka belum mempunyai prestasi apapun??”

“Club teater populer selain karena ada guru Shin yang mengajar disana juga ada Bae Suji yang menjadi ketua club teater, sedangkan club kita?? Tak ada prestasi ditambah sang ketua yang.... ah sudahlah” ledek Junhyeok ia memejamkan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Nde kau benar, aku hanyalah ketua club yang arogan dan tak cantik” ungkap Chaeri jengkel.

“Hahahaha” tawa Wonpil dan Junhyeok.

“Kajja!!” ajak Chaeri, ia bangkit dari tempat duduknya.

“Eodi??” Tanya Wonpil dan Junhyeok bersamaan.

“Memohon pada guru Park”

“Yee??” Junhyeok dan Wonpil terkejut dengan ucapan Chaeri, dengan berat hati mereka mengikuti gadis itu pergi.

.

.

.

“Seongsaenim berikanlah kami waktu lagi untuk mencari anggota baru lagi nde, jebaaal~” mohon Chaeri ia berlutut seorang diri dihadapan guru yang tengah serius memeriksa jawaban ulangan muridnya. Junhyeok serta Wonpil lebih memilih berdiri di depan  pintu masuk dan menonton tingkah ketua mereka dari pada ikut menimbrung disana.

“Gadis itu kenapa bersikeras sekali mempertahankan club ini, bukankah ia sendiri juga tahu, sekalipun diberikan waktu tetap saja masalahnya pada di pencarian anggota. Sudah tak ada lagi yang berminat bergabung sekalipun ini tahun ajaran baru” komentar Wonpil sambil melihat Chaeri dengan prihatin.

“Jika dia bukan kakak sepupuku aku sendiri pun tak mau bergabung dengan club ini” keluh Junhyeok tak kalah prihatin.

“Haaah~ kau benar, jika dia bukan kakak sepupuku juga, akupun tak mau bergabung”

“YAAA!! Tak bisakah kau diam?? Aku ini sedang memeriksa jawaban, jika aku salah memberikan nilai aku akan menghukummu!!” omel guru Park, guru yang tampak jadul dengan baju ketat dengan beberapa kancing yang sengaja ia buka serta tatanan rambut yang berjambul, persis seperti penyanyi elvis persley yang baru belajar mode masa kini namun belum maksimal.

“Aahh Saem!! Ayolaaahh berikan kami waktu lagi~, aku janji akan membuat prestasi pada club kami!!”

“Haha!! Apa kau sedang bercanda?? Club yang sudah 10 kali kehilangan member, yang selama terbentuk belum pernah membuat karya apapun, club yang hanya bisa menambah beban listrik sekolah, kini membual akan membuat prestasi?? Haah!! Sebaiknya kau fokus saja pada urusan akademikmu!!” cibir guru PArk, laki-laki itu mendengus sebal pada Chaeri.

“Haaa~ ayolaaahh saem, berikanlah kami waktu 1 bulan saja untuk merekrut member baru dan....” Chaeri menggantung bicaranya, ia kebingungan untuk mencari alasan lain lagi. Ia pun melihat pada dua saudaranya sekaligus sahabatnya yang tengah asyik menonton.

“Yaa!! Kalian cepat kemari!! Kenapa kalian hanya berdiri disitu!!” omel Chaeri tanpa suara ia hanya mengkomat kamitkan mulutnya saja, matanya membulat sempurna. Junhyeok dan Wonpil segera menghampiri Chaeri, mereka tak mau diamuk oleh kakak sepupu mereka.

“Dan apa??” guru Park tampak menunggu alasan Chaeri.

“Dan..” gantung Chaeri lagi, ia masih belum mendapatkan ide. Ia menyikut dua Saudaranya, memberi isyarat pada mereka untuk membantu.

“Yaa bantu aku mencari alasan lagi!!” bisik Chaeri.

“Aku tak punya ide” bisik Junhyeok.

“Haiss paboya!!” geram Chaeri,secara tak sengaja matanya menangkap brosur yang tampak menarik, seketika ia langsung mendapatkan ide.

“Dan.. ikut bergabung di acara festival sekolah dan mendapatkan juara pertama, lalu guru akan mendapatkan penghargaan sebagai guru pembimbing terbaik, eotthae??” Ucap Chaeri penuh harap ia memamerkan deretan gigi putihnya karena merasa alasan ini pasti berhasil, karena ia sadar betul apa keinginan wali kelasnya itu.

“YAA kau gila??” komentar Wonpil yang terkejut dengan ucapan Chaeri barusan. Junhyeok mengacak rambutnya gusar, ini benar-benar gila menurutnya.

“Yaaa bagimana kita bisa melakukannya!!!” omel Junhyeok berbisik.

“Baiklah ku beri kalian 2 minggu untuk mempersiapkannya, jika kalian gagal. Kau Kim Chaeri!! Kau harus mengikuti kerja bakti sampai kau lulus sebagai pertanggung jawabanmu!!”

“MWORAGO? Aihhh seongsaenim, andwae!! Kenapa bisa begitu, ini tak adil!!” rengek Chaeri.

“Yaa, kau tak tahu dengan mempertahankan club ini maka keselamatan akan kehidupanku disekolah ini juga ikut diperhitungkan, kau tak tak tahu kepala sekolah sudah ingin membubarkan clubmu ini eoh!! Beruntung aku masih berbaik hati untuk memberi kalian kesempatan lagi!” terang guru Park, Chaeri lemas mendengarnya.

“setidaknya beri kami waktu sebulan” Chaeri masih mencoba bernegosiasi, ia memasang wajah memelasnya begitu juga dengan kedua adik sepupunya wajah mereka tampak sangat memelas sekali. Entah apa yang sebenarnya mereka pikirkan.

“2 minggu atau tidak sama sekali”

“Baiklah 2 minggu, khamshamnida seongsaenim” Chaeri, Wonpil dan Junhyeok membungkuk mengucapkan terimakasih sembari pamit pergi.

.

.

.

Go Go Day6

Junhyeok terperangah melihat penampilan Yoo Hee Yeol di tv, ia benar-benar kagum dengan suara sang penyanyi tersebut yang terdengar begitu lembut dan merdu.

“Uwaa daebak, jika aku bisa menjadi seorang bintang aku juga pasti akan diteriaki oleh banyak gadis” gumam Junhyeok ketika mendengar suara riuh dari penonton ketika penampilan Yoo Hee Yeol itu berakhir.

“Apa yang sedang kau gumamkan??” Sang Ibu tiba-tiba saja menghampirinya dengan membawa baskom besar berisikan adonan panekuk.

“Ani, eomma aku berangkat les dulu, aku pergi!”  Ia bangkit dan melangkah keluar dari rumahnya.

“Nde hati-hati, belajarlah yang rajin agar bisa menjadi dokter nanti” Ucap sang ibu dengan wajah yang sumringah, ia sangat bangga mempunyai anak yang pintar dan juga penurut seperti ini.

Di perjalanan bukannya menuju tempat les, Junhyeok malah berhenti disebuah gereja tua yang sepi. Ia menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan tak ada yang mengikutinya. Dirasa aman ia masuk kedalam gereja. Seperti biasa ia berjalanan menuju tempat piano yang ada diatas panggung dan mulai menekan tuts tuts piano. Ia bermain penuh dengan penghayatan menciptakan dentingan piano yang mengalun sangat indah.

“Cause all of me, loves all of you...”

Prokk...prokk..prokk tiba-tiba saja disana sudah ada Chaeri yang duduk dibangku penonton sambil bertepuk tangan memotong pertunjukkan Junhyeok.

“Uwaa daebak!! Tak kusangka Im Junhyeok orang yang hanya tahu membaca buku pelajaran ternyata bisa memainkan piano dengan begitu baik” komentar Chaeri, ia berjalan mendekati Junhyeok.

“YAA!! Sejak kapan kau ada disitu?? Kau mengikutiku??” cecar Junhyeok, ia sangat terkejut melihat kedatangan Chaeri yang tiba-tiba.

“Haiss, yaa!! Jika ibumu tahu kau tak pernah berangkat les ia pasti akan pingsan” Chaeri tak menjawab pertanyaan Junhyeok. Ia duduk disamping Junhyeok dan menekan asal tuts piano.

“Yaa! apa kau selalu mengikutiku??” tanya Junhyeok lagi.

“Hmm, aku sangat khawatir pada adik sepupuku” Ucap Chaeri sambil memamerkan deretan giginya.

“haiss”

“YA Im Junhyeok! Bergabunglah dengan club bandku, aku yakin kau akan menjadi populer nantinya, aku juga akan menjaga rahasiamu pada bibi”

“Hais gadis ini, baiklah aku akan bergabung dengan clubmu!” dengan sangat terpaksa Junhyeok mengikuti kemauan Chaeri,kakak sepupunya.

.

.

“Jangan meminta bantuanku jika kau kerja bakti nanti, karena ini salahmu!!” ucap Junhyeok mewanti-wanti. Mereka pun masuk kedalam ruangan band mereka.

“Tenang aku takkan meminta bantuan kalian!! Sekalipun aku akan mati” omel Chaeri ia memukul belakang kepala Junhyeok, Wonpil meringis melihatnya.

“Haiiss sudahlah, yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya kita bisa merekrut orang baru dan mulai berlatih” Ucap Wonpil menengahi. Chaeri dan Junhyeok terdiam.

“Kau benar” Ujar Chaeri lemah.

“Lalu bagaimana?? Apa kau punya ide??” tanya wonpil dengan wajah polosnya. Chaeri menghembuskan nafas panjangnya, ia duduk di sebuah sofa yang tersedia disana.

“Kita harus mencari anak-anak yang berbakat dalam musik lalu memaksa mereka untuk bergabung bagaimanapun caranya” Ucap Chaeri serius.

“Hmmm, hey kalian!! Apakah kalian tahu tentang kakak kelas kita yang pindahan dari LA itu??” Junhyeok tampak mempunya ia ide. Ia ikut duduk disamping Chaeri.

“Nugu??” Chaeri tak tahu bahwa ada kakak kelas yang pindahan dari LA, kepedulian Chaeri terhadap lingkungan sekolah sangatlah minim.

“Aku tahu!! Dia Jae Sunbae bukan kelas 3-2 ?? Kenapa dengannya??” Wonpil antusias.

“Ku dengar dulu dia pernah mendapatkan juara nasional dalam perlombaan gitar, ia bahkan di juluki dewa gitar”

“Jinja??” Wonpil membulatkan matanya tak percaya.

“Haiss ternyata diam-diam kau bergosip juga, dewa gitar?? Ahaha apakah kau bercanda??” cibir Chaeri ia bergeleng-geleng kepala sambil tertawa tapi tak lama tiba-tiba saja raut wajahnya menjadi serius.

“Hmm  baiklah kita harus membujuk dirinya untuk bergabung!!” Ujar Chaeri yakin.

“Tapi ada satu masalahnya, dia itu..”

“Sudahlah yang penting ia berbakat, tak peduli bagaimana bentuk wajahnya yang penting ia punya skill yang bagus, kajja!!” Chaeri menyanggah perkataan Junyeok, ia segera bangkit dari duduknya bersiap pergi, Junhyeok terdiam dengan berat hati dan ikut bangkit.

Mereka pun pergi meninggalkan ruang band dan mulai mencari sang dewa gitar dari LA itu, Chaeri sangat bersemangat sekali.

...

Music rock dari band metalica mengalun cukup keras di sebuah kamar yang tak begitu luas bercat biru laut. Disana terdapat anak laki-laki berbadan kurus dan berkacamata kotak tengah memainkan gitar listriknya sambil bertingkah seperti seorang gitaris band rock, badannya tak mau diam, kepalanya mengangguk-angguk sambil mengikuti musik yang tengah ia putar tersebut. Ia memainkan gitarnya dengan sempurna, jemarinya tampak lihai dalam berpindah-pindah chord.

Jreeengggg!! Lagu berakhir, ia mulai membuka matanya dan memandangi kaca yang ada tak jauh di depannya.

“I’m Jae The Rock Star!!,Uwaa You look so handsome boy!!”dengan senyum mengembang ia tampak sangat percaya diri di depan bayangannya sendiri pada cermin.

Chaeri, Wonpil dan Junhyeok sudah berhasil menemukan sang dewa gitar, Park Jaehyung. Kini mereka bertiga tengah berduduk sejajar menghadap Jae yang duduk seorang diri di kantin. Chaeri tak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya. Ia takjub melihat penampilan Jae yang sangat luar biasa. Kacamata kotak yang bertengger manis di batang hidungnya, poni pirang garing yang menutupi matanya, ditambah topi hitam yang melingkar dikepalanya, tak ketinggalan juga earphone yang mengalungi lehernya.

“Kalian ada perlu apa??” tanya Jae angkuh. Chaeri mengerjapkan matanya tak percaya baru kali ini ia melihat orang yang seperti ini.

“Ya katakan sesuatu!” bisik wonpil pada Chaeri. Chaeri gelagapan.

“m..mmmmwo?? keenapa harus aku? kau saja aku takut!” bisik Chaeri gugup. Wonpil mengambil nafas lalu mulai berbicara.

“Begini sunbaenim, ku dengar kau sangat baik dalam bermain gitar jadi..”

“Ya itu memang benar, aku banyak mendapatkan juara pertama di perlombaan khusus gitaris siswa sma di LA!!, so??” Jae memotong pembicaraan Wonpil dan juga tersenyum manis pada Chaeri. Chaeri bergidik sambil balas tersenyum walaupun terlihat sumbang karena mendengar perkataan Jae sebelumnya. Junhyeok pun demikian, ia mengusap belakang lehernya, melihat tingkah Jae yang sangat percaya diri ini.

“YAA! Kenapa kau tak bilang sebelumnya jika ia orang yang seperti ini!!” keluh Chaeri berbisik pada Junhyeok.

“Aku tadi akan memberitahu, tapi bukankah katamu itu tak penting!” bisik Junhyeok. Chaeri menelan ludahnya sendiri.

“Begini sunbaenim, maukah kau bergabung dengan club band kami? Kami sedang mencari anggota baru yang berbakat demi kelangsungan band kami, kau mau bergabung bukan??” pinta Wonpil serius.

“Hmm, apa keuntungannya jika aku bergabung dengan club band kalian? sedangkan aku sudah jelas sekali bisa memberi keuntungan pada club kalian, aku kan populer”

Chaeri memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas kasarnya.

“Haiss pria ini benar-benar, kenapa bisa ada orang se narsis ini” batin Chaeri.

“Tentu saja kau akan menjadi lebih terkenal lagi, kau bisa menjadi seorang bintang, dan kau juga bisa membuat lagu sesuai dengan genre musik yang kau sukai, yang terpenting studio kita sangatlah nyaman hyung, kau pati suka disana!” Jelas Junhyeok.

“Haahaha lucu” cibir Jae, ia tertawa merendahkan. Chaeri sudah tak tahan lagi, lebih baik ia mencari orang lain yang lebih normal.

“Jika kau tak bisa juga tak apa-apa kami tak memaksa, sebenarnya keadaan studio latihan kita sangatlah kecil dan kumuh kau pasti takkan nyaman” ucap Chaeri akhirnya setengah emosi, Junhyeok dan Wonpil menganga mendengarnya. Bisa-bisanya Chaeri berbicara seperti itu disaat-saat genting seperti ini.

“Siapa bilang aku tak mau, kau kasar sekali girl, I want to joint with your group! Sepertinya ini akan sangat menarik, sudah lama sekali aku tak bergabung dengan sebuah club, jadi mana formulir pendaftarannya??” Jae mengedipkan sebelah mata sipitnya pada Chaeri membuat Chaeri lemas, ia mengacak poni depannya. Wonpil dan Junhyeok tampak girang.

“Ini, silahkan kau isi jika sudah selesai kau bisa memberikan pada kami besok, karena kami masih harus mencari beberapa member baru lagi” terang Wonpil sumringah.

“Ok!!” Jae mengambil kertas itu lalu pergi.

“Khamsahamnida sunbaenim” teriak Junhyeok dan Wonpil, Jae hanya melambaikan tangannya sebagai balasan. Chaeri menaruh kepalanya diatas meja lemas.

“Yaa!! Apakah kalian tak merasa bahwa orang itu sangat mengerikan” keluh Chaeri.

“Ani, menurutku ia lucu walaupun berlebihan” jawab Wonpil. Junhyeok mengangguk mengiyakan.

“Haisss aku bisa gila nanti” keluh Chaeri.

.

.

.

Hari sudah petang udara di seoul malam ini cukup dingin, Chaeri masuk ke sebuah cafe dengan tergesa-gesa, ia ada janji dengan Junhyeok dan Wonpil untuk membicarakan rencana perekrutan member baru.

"Mianhae aku terlambat, aku harus mengantar ibuku ke mini..Astaga!! Yaa!! Kenapa orang ini ada disini???" Tunjuk Chaeri pada Park Jaehyung, matanya terbelalak ketika melihat pria itu tengah duduk santai disana.

"Sekarang dia adalah bagian dari kami, jadi dia juga harus ikut rapat" terang wonpil.

"Hey Pretty girl!!" Sapa Jaehyung sembari tersenyum manis pada Chaeri.

"Aigoo~" keluh Chaeri, ia benar-benar risih dengan sikap Jae yang berlebihan dan sekarang ia harus bisa membiasakan diri akan hal itu.

"Oh iya sebelum kita merekrut member baru, aku ingin tahu posisi kalian di band ini apa??" Tanya Jae santai.

"Aku piano dan vocal" jelas Junhyeok.

"Dia punya suara yang bagus" puji Chaeri bangga. Jae mengangguk mengerti, pandangannya pun berganti mengarah pada Wonpil bermaksud menyuruhnya untuk gantian berbicara.

"Aku.. aku juga sama piano dan vocal" terang wonpil dengan wajah polos khasnya.

"Dia juga memiliki vocal yang bagus" puji chaeri lagi membuat Jae tersedak minumnya

"Khuuk.. YAA!! Ini  club band atau club pianis??" cibir Jaehyung.

"Yaa memangnya kenapa jika ada dua orang yang bermain piano?? Dia bertugas sebagai pengimprov melodi" sanggah Chaeri bersungut-sungut.

"Haiss pantas saja kelompok kalian tak pernah berkembang, Hey boy apa kau tahu synthizer? Aku mempunyai itu di rumahku, jika kau mau besok kau mulai berlatih alat itu" mendengar penawaran Jaehyung mata Wonpil melebar senang.

"Jinjayo hyung?? Sebenarnya aku sudah lama sekali ingin belajar alat musik itu" ujar Wonpil girang, Jae pun balas tersenyum senang ia benar-benar merasa sudah berjasa.

"Ya apa itu synthizer??" Bisik Chaeri polos pada Junhyeok.

"Alat untuk membuat instrumen, seperti midi" jelas Jae yang ternyata mendengar pertanyaan Chaeri yang padahal terdengar cukup pelan.

"Aku sudah tahu itu" Chaeri mengerucutkan bibirnya tanda ia sebal. Ia pun meminum Orange Juice yang tersedia di hadapannya dengan garang.

"Lalu kau gadis manis, apa posisimu?? Apa kau bisa bermain gitar akustik?"

Bpprrrtt.. Chaeri menyembur sedikit orange juicenya karena merasa tersindir. Ia trauma dengan yang namanya gitar akustik.

"Dia pernah les gitar, tapi baru sebulan les ia sudah keluar karena tak tahan karena jari-jarinya bengkak" sindir Junhyeok ia terkikik geli.

"Yaa tutup mulutmu!"  Chaeri memberi peringatan.

"Hahaha really?? Uwaa gwiyeowo. Ya gadis manis mulai sekarang kau bisa les dengan oppa, tenang oppa takkan menyakitimu" goda Jaehyung dan itu membuat Chaeri kesal setengah mati.

"Aku bisa bermain drum!" Bentak Chaeri, Wonpil Junhyeok dan Jaehyung terlonjak kaget.

"Kau serius??" Tanya Wonpil dan Junhyeok berbarengan, mereka merasa tak yakin dengan apa yang dikatakan Chaeri.

"Jinja?? Baiklah itu bagus! Berarti kita hanya perlu mencari seorang bassis dan pemain gitar akustik" Jae menyeruput capphuchino icenya.

"Haiss, sebenarnya siapa ketuanya disini" cibir Chaeri lirih.

"Baiklah, besok kita mulai menyebarkan brosur pengumumannya, aku yang akan membuatnya" ucap Chaeri dan kembali menyeruput habis orange juicenya.

"Kemana si gila itu, biasanya ia tampil disini" Jae menengok ke kanan dan ke kiri mencari seseorang.

"Nugu??" Junhyeok yang penasaran pun ikut menengak menengok ke belakang.

"Temanku, sudahlah tak penting" Jae kembali duduk dengan nyaman, Chaeri tak memperdulikannya ia asyik memakan kentang goreng milik Wonpil.

Seorang anak laki-laki berpostur tinggi dan berambut pirang dan berwajah tampan tengah asik di sebuah toko alat musik, ia terlihat serius melihat-lihat berbagai macam gitar yang terpajang disana. Pandangannya berhenti pada sebuah bass yang terlihat bagus menurut iris matanya. Dengan hati-hati ia mengambil bass tersebut agar tak menyenggol bass yang lain yang bisa saja nanti jatuh.

"Ahjussi apa aku boleh mencobanya??" Pinta pria itu ramah. Sang pelayan toko itu tersenyum mempersilahkan.

Sambil memejamkan matanya pria itu memetik senar bass dengan sangat baik, membuat semua perhatian pengunjung tertuju padanya, ia benar-benar menakjubkan. Tak lama ia menyudahi permainannya dan menaruh kembali bass tersebut.  Gemuruh tepuk tangan terdengar di toko itu membuat pria tampan itu  malu.

"Kau mau membeli yang itu tuan??" Tanya sang pelayan sambil berjalan mendekati pria tersebut.

"Ahh animnida, jeoseonghamnida" pria itu membungkuk meminta maaf

"Younghyun~ah aku sudah selesai kajja!!" Teriak sang wanita yang terlihat sebaya dengannya, ia melambaikan bungkusan di tangannya. Young membungkuk sekali lagi pada pelayan tersebut  dan pergi.

 

Chaeri kewalahan membawa box berisikan brosur tentang perekrutan clubnya yang harus ia tempel di setiap penjuru sekolah, ia benar-benar kesal pasalnya tak ada satu pun diantara member clubnya yang mau membantu, mereka semua mempunyai urusan masing-masing.

"Jika ada penghargaan ketua club terbaik aku yakin akulah yang akan menang, kau lah satu-satunya ketua club yang penuh tanggung jawab dan pekerja keras Kim Chaeri" Chaeri asyik menelusuri koridor kelas, tanpa malu ia juga menempelkan brosur-brosur buatannya di pintu-pintu kelas dan juga jendela, ia yakin bahwa kerja kerasnya akan menghasilkan sesuatu pada keberlangsungan clubnya.

"Yaaa minggiiiirrr!!!" Teriak seorang pria bertubuh gempal panik diatas sepatu roda yang meluncur dengan kencang di depan Chaeri.

"Kyaaaa!!!" Bukannya menghindar Chaeri malah terpaku disana sambil berteriak, Chaeri yang panik tak tahu harus berbuat apa yang ia tahu hanyalah berteriak saja.

Brughhh~ tiba-tiba saja tubuhnya didorong seseorang sehingga punggungnya menubruk jendela kaca cukup keras.

"Akhh apho~" pekik Chaeri sambil meringis kesakitan.

"Gwaenchanayeo?? Mianhae" Chaeri mendongak keatas dan seketika terpana ketik ia melihat sosok pria tampan dihadapannya.

"Aa..a.. ye gwaenchaseumnida, khamsahamnida" dengan canggung Chaeri membungkuk berterimakasih sambil menahan sakit. Pria itu masih tak percaya terbukti dari raut wajahnya yang terlihat khawatir.

"Huwaaaa!!!" Chaeri syok bukan main ketika ia melihat brosurnya berserakan dilantai, ia menunjuk brosur-brosur itu dengan nanar. Younghyun pria itu ikut melihat kearah telunjuk Chaeri, dengan polosnya ia membungkukkan badan memunguti beberapa kertas yang tak jauh berada di kakinya.

"Huwaaa eottheokhae!!" Rengek Chaeri, ia pun berjongkok dan memunguti brosur-brosurnya yang berserakan.

"Haiss semuanya jadi kotor" ia mengelapi brosur-brosur yang terdapat noda jalur roda yang tercetak jelas disana. Younghyun ikut berjongkok dan membantu Chaeri memunguti kembali brosur-brosurnya.

"Kau sedang mencari anggota club band??" Tanya Younghyun sambil membaca brosur yang ia pegang. Chaeri berbalik kearah Younghyun.

"Nde, kami sedang membutuhkan seorang bassis dan gitaris, hee"

"Ahhh begitu" Younghyun melipat satu brosur tersebut dan ia masukkan kedalam saku celananya tanpa sepengetahuan Chaeri.

"Ahh sekali lagi aku berterimakasih padamu, untung saja kau menolongku jika tidak mungkin aku sudah cedera sekarang, haiss pria gempal itu apa sebenarnya yang ia pikirkan" tawa Chaeri, ia bangkit dan mengibas-kibaskan roknya membersihkannya dari debu.

"Ahh ya" Younghyun tersenyum manis, Chaeri kembali terpana.

"Kim Chaeri kelas 2-1, kau??" Chaeri mengulurkan tangannya berniat berkenalan.

"Kang Younghyun kelas 2-4" Younghyun balas menjabat tangan Chaeri.

"Ahh mianhae, aku tak punya banyak waktu aku harus segera menempelkan brosur-brosur ini, annyeong" Chaeri membukuk berpamitan dan meninggalkan Younghyun.

"Tunggu! bolehkah aku membantumu??" Tawar Younghyun.

"Haah??" Chaeri membeo.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK