home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Love Cells 2 : Rule Is A Rule

Love Cells 2 : Rule Is A Rule

Share:
Author : rinyong
Published : 20 Oct 2015, Updated : 20 Oct 2015
Cast : Im Seoulong, Kim Yoojung
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |15160 Views |2 Loves
Love Cells 2 : Rule is a rule
CHAPTER 2 : Berburu Cinta

“Kita akan menyebutnya program ‘berburu cinta’.” Ucap Nevi penuh dengan semangat.

Keadaan sudah berubah. Nevi sudah memakai dress musim panas yang seukuran dengan tubuhnya, beruntung Yoonhwan memiliki adik perempuan dengan ukuran yang sama dengan Nevi jadi Yoonhwan sengaja meminta supir membawakan beberapa helai pakaian adik perempuannya untuk dipakai Nevi dan kembali Yoonhwan menunjukkan sisi lembutnya. Ia kembali mengusap kepala Nevi dengan lembut dan tak akan berhenti jika Taejoon tak menyuruhnya.

“Apa tidak ada nama yang lebih baik?” protes Taejoon yang langsung dibalas Nevi dengan jelitan yang mampu membuatnya diam.

“Aku suka nama itu, Taejoon. Kau memang sedang berburu cinta kan?”

“Dalam program ini, ada tiga tahapan. Tahap pertama kencan buta, tahap kedua pendekatan dan yang terakhir pernyataan cinta-“

“Kenapa harus kencan buta?” protes Taejoon lagi.

“Karena kau tidak punya calon, Park Taejoon-ssi.” jawabn Nevi sinis.

“Besok kita akan mulai tahap pertama, Yoonhwan oppa sudah memiliki beberapa calon untukmu. Besok—“

“YA! bagaimana bisa Yoonhwan terlibat? Dan ‘oppa’? menjijikkan.”

“Kau terlalu banyak protes, Taejoon-ssi.”

 

* * *

 

Tahap satu: Kencan Buta

Hari kencan buta yang sudah diatur Yoonhwan pun tiba. Ketiga orang itu sudah tiba di sebuah café, Yoonhwan dan Nevi memisahkan diri dari Taejoon. Mereka berdua berada tepat di belakang Taejoon. Yoonhwan memang yang merencanakan kencan buta ini tapi tentu saja dia tak pernah tahu wanita mana yang akan datang karena ia hanya memerintahkan sekretaris perusahaan ayahnya untuk mengatur kencan ini.

“Ingatlah Taejoon, kau harus terbuka dengan mereka.” Nevi kembali mengingatkan namun Taejoon hanya mendengus kesal karena diperlakukan seperti itu oleh Nevi.

Seorang wanita muda dengan mini dress berwarna hitam berjalan mendekat ke meja Taejoon, ia tersenyum begitu melihat Taejoon. Pria itu berdiri untuk menyambut Tejoon tapi bukannya berhenti, si wanita itu berjalan melewati Taejoon begitu saja dan berhenti di meja bagian dalam café.

Tawa yang tertahan dari Yoonhwan dan Nevi membuat Taejoon salah tingkah, ia duduk dengan gugup karena menahan malu. Menyeruput hot americano dengan pelan untuk menghilangkan rasa malunya lalu membaca buku menu yang ada di atas meja.

Seorang wanita berjalan masuk ke dalam café, Taejoon tak mau terlalu bersemangat seperti tadi. Ia akan menunggu apakah wanita dengan dress manis motif bunga ini akan berhenti di mejanya atau seperti wanita sebelumnya yang hanya melewati mejanya.

“Park Taejoon-ssi?”

Taejoon mengangkat wajahnya dan menemukan wanita tadi tersenyum padanya, ia berdiri dan mengulurkan tangan ke wanita tadi. “Park Taejoon.”

“Song Yebom.”

Wanita dengan nama Yebom tadi duduk di hadapan Taejoon setelah bersalaman dengan Taejoon. Yebom memulai pembicaraan setelah lima menit dalam kesunyian, entah kenapa bibir Taejoon begitu sulit untuk terbuka mengeluarkan kata.

 

* * *

 

Tahap Dua: Pendekatan

Nevi merebahkan diri di atas sofa apartemen Taejoon. Sudah seminggu sejak Taejoon melakukan kencan buta dengan Yebom tapi Taejoon belum menunjukkan tanda-tanda yang diharapkannya. Helaan napas Nevi terdengar berat dan tampak mengganggu seseorang yang tengah sibuk di dapur.

“Kenapa dengan napasmu? Apa hidupmu begitu berat, hah?”

Nevi terbangun dan memandang sinis ke pria yang sedang mengaduk sup dalam panci. ”Tentu saja berat, kau membuat semuanya sangat berat, Park Taejoon.”

“Hem… Kau membuat Nevi-ku hidup dengan berat.”

“Hentikan Choi Yoonhwan! Bisa tidak kau tidak muncul di rumah ini sehari saja?” protes Taejoon pada Yoonhwan yang entah sejak kapan muncul di dalam apartemennya.

Ini semua karena Nevi menolak tinggal dengan Yoonhwan jadi pria itu setiap hari datang mengunjungi Nevi walau pada akhirnya hanya mendapat pengusiran dari pemilik rumah itu. Nevi memang tidak mau tinggal jauh dari Taejoon bukan hanya karena dia ingin terus mengawasi Taejoon untuk misinya tapi juga karena ia tak bisa berjauhan dengan Taejoon.

“Seperti Nevi yang tidak bisa berjauhan denganmu, aku juga tak bisa berjauhan dengan Nevi.” Yoonhwan kembali drama dengan memandang Nevi dengan wajah memelas.

Tidak banyak yang mereka lakukan hari ini, hanya menonton dan tidur. Setelah berhasil mengusir Yoonhwan, Taejoon berganti pakaian dengan yang lebih baik. Nevi yang menyadari itu segera berdiri dan menyisir rambutnya dengan tangan.

“Kau mau kemana?” Taejoon menatap heran ke Nevi.

“Aku akan ikut denganmu.”

“Tidak bisa!” tolak Taejoon.

“Kenapa? Kau kan tahu aku tidak bisa jauh darimu.”

“Aku hanya pergi sebentar, kau pasti bisa bertahan.” Balas Taejoon dengan cepat.

“Memangnya kau mau kemana?” tanya Nevi penasaran.

“Aku pergi ke mini market. Sebentar kan?” jawab Taejoon ringan.

Nevi tak membantah lagi, ia tak pernah mencoba berjauhan dengan Taejoon sebelumnya jadi ia tak benar-benar tahu apa yang akan terjadi jika mereka berjauhan. Taejoon keluar dari apartemennya setelah benar-benar meyakinkan Nevi.

Taejoon memang sebentar, ia hanya pergi ke mini market membeli sebungkus rokok namun siapa yang akan menyangka jika ia bertemu dengan Yebom di sini.

“Taejoon-ssi.” panggil Yebom.

“Ah, Yebom-ssi.”

Taejoon tersenyum dan mereka mulai berbincang tentang hari yang dilalui setelah kencan buta itu. Merasa tak nyaman karena mengobrol di depan mini market, Yebom mengajak Taejoon ke café terdekat agar bisa berbincang lebih lama. Taejoon tak menolak, tentu saja karena ia merasa Yebom memberikan respon positif sejak terakhir mereka bertemu.

“Mmm… Boleh aku tahu kenapa kau tak menghubungiku sejak pertemuan pertama itu?” tanya Yebom malu.

“Eh? Itu… Aku agak sedikit sibuk setelah pertemuan itu. sebenarnya aku baru akan menghubungimu hari ini tapi siapa yang menyangka kita akan bertemu di sini.” bohong Taejoon.

Taejoon terpaksa berbohong, sebenarnya ia tidak bersemangat saat Yebom bercerita tentang kehidupannya. Membandingkan hidup Yebom yang sempurna dengan kehidupannya yang berantakan tentu saja Taejoon tak pantas bersanding di samping Yebom, tapi kenyataan berkata lain. Yebom menunggu Taejoon untuk menghubunginya.

Sementara Taejoon berbincang dengan Yebom di café, Nevi mulai merasakan sesuatu ada yang aneh dalam tubuhnya. Napasnya masih baik-baik saja namun ia mulai kehilangan tenaga, gelas yang dipegangnya terlepas dan jatuh begitu saja ke lantai.

Ada apa ini? Napasku baik-baik saja tapi kenapa aku merasa lemas?

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Nevi berusaha berjalan menuju sofa namun langkahnya terlalu gontai hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. Nevi mulai kehilangan kesadarannya dan pingsan.

DEG. Taejoon merasa sesuatu yang aneh baru saja terjadi. Ia diam tak melanjutkan ucapannya dan membuat Yebom bingung. Dengan tiba-tiba Taejoon berdiri, sebelum benar-benar pergi Taejoon berpamitan dengan Yebom.

Aiiisshh aku lupa tentang Nevi. Semoga anak itu baik-baik saja.

Taejoon berlari menuju gedung apartemennya yang berada di ujung jalan, ia melihat jam tangannya dan terkejut karena sadar bahwa dirinya sudah berjauhan dengan Nevi selama hampir dua jam. Ucapan Nevi tentang alasan mereka tak bisa berjauhan kembali terputar dalam kepalanya.

“Kenapa kita tidak bisa berjauhan?” tanya Taejoon tiba-tiba setelah mendengar penjelasan Nevi tentang keadaan keduanya.

“Itu karena aku adalah sel cintamu. Aku mendapatkan kekuatan dari tubuhmu, jika kita berjauhan itu sama saja dengan membunuhku secara perlahan.” Jawab Nevi enteng sambil menggigit eskrim di tangannya.

“Lalu kau akan terus mengikutiku?”

“Begitulah, tapi dari buku yang aku baca, kita bisa berpisah paling lama 30 menit.”

Taejoon berhenti di depan pintu apartemennya. Napasnya terengah, hatinya terus berdoa semoga hal buruk itu tak terjadi pada Nevi. Taejoon memasukkan kode apartemennya dan mulai membuka pintu apartemennya. Sunyi.

Taejoon perlahan masuk dan menemukan air yang menggenang di lantai rumahnya. Matanya membulat, ia mulai menyisir ruangan mencari keberadaan Nevi dan akhirnya menemukan Nevi dalam keadaan pingsan di dekat sofa. Taejoon bergegas mendekat dan merendah ke Nevi.

“Nevi… Sadarlah.”

Taejoon mengangkat tubuh Nevi dan meletakkannya di atas tempat tidurnya. Ia berjalan ke dapur dan mengambil segelas air dan membawanya ke kamar. Nevi mulai menggerakkan alisnya tanda kesadarannya mulai kembali. Taejoon reflek memegang telapak tangan Nevi dan berlutut di pinggir tempat tidurnya.

“Nevi…” panggil Taejoon lemah.

“Tae… Joon?”

“Iya ini aku. Taejoon. Bagaimana keadaanmu?” tanya Taejoon dengan nada khawatir. Karena suara Nevi benar-benar lemah, Taejoon mendekatkan wajahnya ke wajah Nevi agar suaranya lebih jelas terdengar.

“Aku haus.” Jawab Nevi lemah.

Taejoon hendak mengambil gelas berisi air sebelum Nevi menarik baju Taejoon yang menyebabkan bibir Taejoon dan bibir Nevi bersentuhan. Mata Taejoon membulat melihat yang terjadi antara mereka berdua namun mata Nevi masih terpejam. Wajah Nevi yang tadinya memucat mulai terlihat merona dan kembali ke warna wajahnya yang semula. Setelah dirasa cukup, Nevi melepaskan pegangannya di baju Taejoon hingga pria itu dapat melepaskan diri dari Nevi.

Taejoon memegang bibirnya sambil menatap Nevi yang sudah tidur membelakanginya.

 

* * *

 

Tahap Tiga: Pernyataan Cinta

Sejak pertemuannya dengan Yebom, Taejoon mulai sering berhubungan dengan Yebom. Mereka pergi untuk makan siang bersama atau menonton bioskop, tentunya tidak berdua saja. Taejoon dan Yebom selalu pergi bersama Yoonhwan dan Nevi karena begitulah aturannya.

Meski kadang Taejoon tak enak karena membohongi Yebom tapi Yebom tak masalah dengan keberadaan Nevi dan Yoonhwan, ia merasa senang karena Nevi yang diakui Taejoon sebagai adiknya sangat supel dan cocok dengannya.

“Kapan kau akan bilang cinta pada Yebom?” tanya Yoonhwan pada Taejoon.

Taejoon memandangi Yebom yang sedang bersama Nevi. “Apa sudah waktunya?”

“Yebom sudah sangat nyaman denganmu, tunggu apa lagi?”

Ucapan Yoonhwan kembali terlintas ketika sampai di apartemen. Nevi merebahkan di atas sofa yang sejak ia tiba sofa itu sudah menjadi singgasananya bahkan Taejoon tak diperbolehkan menduduki sofa itu tanpa seizinnya. Taejoon meletakkan peralatan piknik yang dibawanya tadi di atas meja lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Nevi melihat Taejoon sekilas tapi kemudian ia memejamkan mata.

Bagaimana mungkin sel cinta bisa jatuh cinta? Ini terdengar aneh.

.

.

Taejoon dan Nevi makan malam bersama, entah sejak kapan mereka berdua merasa canggung dengan keadaan ini. Taejoon makan dengan cepat sementara Nevi makan dengan lamban dari biasanya. Pria itu berdiri dan membawa mangkuk nasinya ke wastafel kemudian mencucinya. Sementara Nevi makan dengan pelan sambil menunduk.

“Nevi-ya…” panggil Taejoon.

“Mm?” jawab Nevi singkat.

“Apa yang terjadi denganmu ketika aku sudah mengungkapkan perasaanku pada orang yang kucintai?”

Nevi berhenti menggerakkan sumpitnya, ia berhenti mengunyah dan diam selama beberapa detik. “Kalau itu terjadi, tugasku selesai. Nevi akan kembali menjadi kucing dan aku akan menyatu dengan sel cinta lainnya dalam tubuhmu.” Napas Nevi sedikit tercekat ketika menjelaskan itu pada Taejoon.

Taejoon diam. Ia memutar kembali otaknya untuk mencari cara agar sesuatu itu tak terjadi padanya. “Apa ada cara lain agar kau tidak kembali menjadi kucing?”

Nevi mengangkat kepalanya dan memandang Taejoon yang masih berdiri membelakanginya. Ia tak mengerti mengapa Taejoon bertanya itu kepadanya. Apa maksud dari pertanyaannya?

“Aku… tidak tahu.”

.

.

“Aku menyukaimu, Nevi.”

Mata Nevi membulat. Sepasang tangan tengah melingkar di depan dadanya, ia bahkan bisa mendengar napas dari pemilik suara itu. Kedua pasang mata itu mulai tergenangi cairan bening yang kapan saja bisa jatuh tanpa terhalang.

“Taejoon…” lirih Nevi.

“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tapi aku menyukaimu, Nevi.” Ucap Taejoon dengan tidak melepaskan pelukannya ke Nevi.

“Taejoon, aku…”

Taejoon memutar tubuh Nevi dan memeluknya dengan erat. Ia hanya tak ingin kehilangan Nevi setelah ini karena itulah ia memeluk Nevi dengan erat. Perlahan tangan Nevi terangkat dan membalas pelukan Taejoon.

Tangis gadis itu pecah dalam pelukan Taejoon tapi ketentuan adalah ketentuan. Semua yang tertulis di dalamnya adalah kepastian dan tak bisa diubah. Perlahan Taejoon menyadari jika ia mulai memeluk sehelai pakaian.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK