home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dear EX

Dear EX

Share:
Author : sassybxtch
Published : 19 May 2015, Updated : 19 May 2015
Cast : EXO, Byun Baekhyun, Cho Cindy(OC), OT12
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |504 Views |0 Loves
Dear EX
CHAPTER 1 : Chaotic Morning

Pagi itu, seperti biasa Cindy bangun terlambat. Dengan malas – malasan dia mematikan jam alarm yang berbunyi di samping telinganya. Masih setengah sadar, dia menyeret dirinya ke kamar mandi dan mandi dengan cepat. Lalu, mengenakan seragam dan merapihkan diri di depan kaca. Setelah mengambil tasnya, dia berlari menuruni tangga rumahnya dan menyambar sehelai roti panggang diatas meja makan. Eommanya hanya bisa geleng – geleng melihat tingkah anak perempuannya itu. Dengan roti panggang dimulut, Cindy mengenakan sepatunya dengan tergesa – gesa.

“Eomma, Cindy berangkat~!” serunya dari pintu depan.

Belum sempat mendengar eommanya menjawab, Cindy sudah berlari menuju sekolah.

“Ya, ampun. Sudah jam segini. Mudah – mudahan aku beruntung hari ini dan bisa sampai di sekolah sebelum gerbang ditutup,” kata Cindy dengan napas tersengal sambil melirik ke arah jam tangannya.

Sepuluh menit lagi bel sekolah berbunyi yang berarti gerbang sekolah akan segera ditutup dan murid – murid yang terlambat akan dihukum tidak masuk kelas sampai selesai jam pelajaran pertama. Dan, sial bagi Cindy karena pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Pak Choi – guru matematika paling killer di sekolahnya.

Rumah Cindy tidak begitu jauh dari sekolah. Hanya 15 menit berjalan kaki, kalau berlari seperti sekarang ini paling – paling hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai ke sekolah. Jadi Cindy tidak perlu naik bus. Berbeda dengan Baekhyun yang rumahnya agak lebih jauh.

Sesampainya di sekolah, perkiraan Cindy ternyata salah. Nasib buruk memang sedang menghampirinya pagi itu. Gerbang sekolah ternyata sudah ditutup. Padahal dia hanya terlambat satu menit. Untung saja Pak Kin, penjaga sekolah, belum melihat wajahnya. Kalau tidak dia bisa dilaporkan ke guru piket dan dihukum. Cindy pun segera menuju gerbang belakang.

“Terlambat juga?” terdengar suara yang sangat Cindy kenal.

Senyum kecil pun terbentuk di sudut bibirnya. Dari nada suaranya saja, Cindy bisa tahu kalau orang itu sedang tersenyum licik. Napas orang itu juga terengah – engah. Sama seperti Cindy.

“Menurutmu bagaimana? Sudahlah cepat bantu aku naik,” kata Cindy.

“Dasar tukang perintah,” gerutu orang itu.

“Cepat, bawel. Nanti kita ketahuan!” balas Cindy

“Iya liliput bawel,” kata orang tersebut.

Belum sempat Cindy membalas perkataannya, dia sudah mengangkat Cindy. Tanpa membuang banyak waktu, Cindy segera memanjat pagar belakang sekolahnya. Setelah menapakkan kakinya di tanah, Cindy pun berterima kasih kepada orang tersebut.

“Thanks, Baek. Selalu bisa diandalkan, as always,” kata Cindy.

Tak lama, anak laki- laki tersebut sudah berada di samping Cindy dan menggenggam tangannya.

“Bicaranya nanti kerdil, sekarang kita harus cepat ke kelas,” belum sempat Cindy menjawab, Baekhyun sudah berlari duluan menarik tangannya.

Lucky for them, sesampainya mereka di kelas Pak Choi belum datang. Mereka pun segera duduk di tempat mereka masing – masing.

“Untung, timingnya pas,” kata Aeri yang duduk di sebelah Cindy.

“Sebenarnya tidak juga, sih. Soalnya gerbang sekolah tadi sudah ditutup,” kata Cindy yang masih berusaha mengatur napasnya.

“Setidaknya Pak Choi belum datang, jadi, yah… consider yourself as lucky,” kata Aeri sambil memamerkan deretan giginya yang rapih.

Cindy hanya membalas dengan tersenyum kecil. Sambil masih mengatur napasnya, Cindy menoleh kea rah Baekhyun – yang juga sedang melihat kearahnya. Mereka pun saling melempar ceringan khas mereka. Tak lama kemudian, Pak Choi masuk ke dalam kelas. Murid – murid yang ada di kelas langsung merapihkan duduk mereka. Lalu, dengan dipimpin oleh ketua kelas, mereka mengucapkan salam kepada guru matematika itu. Yang dibalas dengan anggukan kecil olehnya.

“Pagi semuanya,” sapa Pak Choi

“Pagi, pak” jawab murid – murid.

“Tugas yang kemarin boleh dikumpul di depan. Dan bagi yang tidak mengerjakan harap berdiri diluar kelas. Saya bisa tau kalau ada yang tidak mengumpulkan. Jadi, daripada saya buat malu lebih baik kalian keluar kelas dengan kesadaran sendiri,” kata Pak Choi dingin.

Cindy dan Baekhyun saling memandang satu sama lain. Sambil mengisyaratkan bahwa dia belum mengerjakan tugas pada Cindy, Baekhyun sesekali melirik ke arah Pak Choi untuk memastikan bahwa guru tersebut tidak sedang melihat ke arahnya. Cindy pun menggelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa dia juga belum mengerjakan tugas tersebut. Pelan – pelan, keduanya pun melangkah keluar kelas.

“Baekhyun, Cindy, mau kemana kalian?” tanya Pak Choi

“Kami berdua belum mengerjakan tugas, pak,” sahut Baekhyun.

“Karena kalian mengaku, saya ringankan hukuman kalian. Cukup berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya selesai,” kata Pak Choi kepada Baekhyun dan Cindy.

“Ternyata keberuntunganku belum cukup hari ini. Masih kena sial juga,” gerutu Cindy.

“Benar, kan? Saat tadi kita masuk ke kelas tepat waktu, aku sudah merasa akan terjadi seuatu. Karena tumben sekali, semuanya mulus seperti tadi. Ternyata ini,” kata Baekhyun pelan.

Keduanya kemudian tertawa.

"Baekhyun, Cindy," paling Pak Choi dari dalam kelas.

"Ya, pak?" sahut Baekhyun dan Cindy berbarengan

"Jangan pikir hukuman kalian cuma ini saja. Ini sudah yang kesekian kalinya kalian tidak mengerjakan tugas saya. Siang ini temui saya di ruang guru sepulang sekolah,"

Oh, well. Sepertinya keberuntungan memang sedang tidak memihak kepada mereka berdua hari ini.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK